Bahaya Gempa Bulan Skala Besar, Prediksinya di Masa Depan

1 day ago 18

Bahaya gempa Bulan bukan hanya hoax. Ini merupakan sebuah ancaman nyata yang perlu menjadi perhatian. Para ilmuwan baru-baru sudah mulai memperingatkan terkait bahayanya.

Baca Juga: Samudra Enceladus Sangat Basa, Bulan Planet Saturnus

Meski secara harfiah terjadi di Bulan, dampaknya bisa memengaruhi Bumi. Gempa yang terjadi pada satelit alami Bumi ini rupanya memiliki potensi bahaya serius. Sehingga perlu menjadi perhatian dalam studi ilmiah dan pengembangan teknologi antariksa ke depan.

Ilmuwan Prediksi Bahaya Gempa Bulan

Teknologi saat ini membantu para ilmuwan memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan. Prediksi tersebut bisa membantu dalam antisipasi. Ini merupakan hal yang sangat positif.

Baru-baru ini para ilmuwan mendapatkan faka baru. Sebuah studi dari sejumlah ilmuwan mengungkapkan bahwa ada risiko gempa di Bulan. Gempa ini akan memberikan beberapa risiko.

Gempa di Bulan bukanlah hal yang bisa. Satelit Bumi ini umumnya memiliki kondisi yang stabil. Untuk itu, penemuan ini bisa menjadi peringatan. Apalagi karena gempa ini kemungkinan akan berbahaya di masa depan.

Kemungkinan gempa tersebut akan membahayakan pendarat dan infrastruktur permukaan Bulan. Bagaimanapun juga, permukaan akan bergeser saat gempa terjadi. Dengan begitu, ini jadi hal yang patut menjadi perhatian.

Studi dari Universitas Maryland ini dipublikasikan pada 30 Juli di jurnal Science Advances. Setelah meneliti lokasi pendaratan Apollo 17 di lembah Taurus-Littrow, fakta ini terungkap.

Gempa Terburuk di Bulan

Ternyata, Bulan juga memiliki kondisi yang hampir sama seperti di Bumi. Satelit ini memiliki gempa karena beberapa faktor. Para ilmuwan bahkan berhasil mengidentifikasi gempa terburuk di Bulan.

Menurut penelitian, gempa mengguncang wilayah Taurus-Littrow di Bulan. Gempa ini bahkan berlangsung selama puluhan juta tahun lamanya. Penyebab gempa tersebut adalah patahan bawah tanah.

Berkat kemajuan ilmu dan teknologi, para ilmuwan berhasil mendeteksi ini. Dengan begitu, mereka bisa memperkirakan bahaya gempa bulan yang bisa saja terjadi. Bahkan, gempa ini bisa terjadi di masa depan.

Kemungkinan area gempa tersebut masih aktif hingga saat ini. Jadi, gempa bisa saja kembali terjadi bahkan dengan skala dahsyat. Mengingat area ini dilanda gempa selama jutaan tahun.

Membahayakan Pendaratan

Bahaya gempa bulan yang utama ini sebenarnya adalah untuk misi pendaratan. Ketika astronom atau alat baru mendarat di Bulan, maka area gempa bisa berbahaya. Kemudian para ilmuwan memperhitungkan peluang gempa ini.

Hasilnya, kemungkinan gempa di Bulan dekat patahan aktif ini terjadi pada hari tertentu sekitar 1 sampai 20 juta tahun. Itu merupakan waktu yang sangat lama. Peluangnya juga sangat kecil daripada dibayangkan.

Baca Juga: Fenomena Buck Moon yang Menyala di Langit Malam

Meskipun peluangnya kecil, namun resikonya akan meningkat seiring berjalannya waktu. Nicholas Schmerr, salah satu penulis dari studi memaparkan bahwa dalam misi bulan 10 tahun terakhir, risiko gempa ini meningkat sekitar 1 banding 5.500.

Jadi Perhatian

Risiko kumulatif akibat gempa Bulan menjadi perhatian serius, terutama karena NASA berencana mendaratkan manusia dan membangun habitat permanen di satelit alami Bumi tersebut. Ilmuwan seperti Nicholas Schmerr memperingatkan bahwa pembangunan infrastruktur di Bulan harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Ia menekankan pentingnya pertimbangan matang dalam penempatan fasilitas, agar eksplorasi dan investasi di Bulan dapat berjalan dengan aman dan berkelanjutan.

“Kami ingin memastikan eksplorasi Bulan kami dilakukan dengan aman dan investasi dilakukan dengan cara yang dipikirkan dengan matang,” ungkap Schmerr, melansir dari Space pada Selasa.

Schmerr menyarankan agar lembaga antariksa menghindari pembangunan di area berisiko tinggi, seperti tebing curam atau patahan aktif. Semakin jauh dari zona tersebut, semakin kecil pula kemungkinan terjadinya kerusakan akibat guncangan.

Dalam penelitian terbaru, tim ilmuwan melakukan simulasi gempa bulan hipotetis berkekuatan 3,0 di patahan Lee-Lincoln. Hasilnya menunjukkan bahwa guncangan tersebut cukup kuat untuk menggeser batu besar dan memicu tanah longsor. 

Meskipun tergolong kecil jika terjadi di Bumi, gempa dengan kekuatan serupa di Bulan dapat memberikan dampak signifikan, termasuk merusak infrastruktur yang dibangun di permukaan. Oleh karena itu, pemilihan lokasi yang tepat menjadi kunci untuk meminimalkan risiko gempa Bulan terhadap proyek eksplorasi luar angkasa.

Mengukur Gempa di Bulan

Gema di Bulan bisa terjadi kapan saja dalam skala kecil hingga sedang. Gempa ini bisa terjadi karena meteor yang menabrak permukaan bulan atau karena tarikan gravitasi Bumi. Gravitasi membuat bagian interior Bulan merenggang.

Untuk itu, para astronot telah mendaratkan lima seismometer di Bulan pada misi Apollo antara tahun 1969 hingga 1972. Seismogram tersebut terpasang di Bulan. Namun seismogram tidak hanya untuk alat pendeteksi gempa namun juga melihat kontur permukaan di Bulan.

Dengan begitu, penelitian gempa di Bulan sudah berlangsung sejak lama. Para peneliti bisa melihat apakah ada terjadi gempa atau tidak. Semua itu berkat kemajuan ilmu teknologi.

Memang gempa di Bulan tidak akan berbahaya untuk kehidupan di Bumi. Namun, gempa yang kuat bisa berbahaya untuk penelitian di sana. Apalagi rencana mendaratkan manusia di Bulan kini semakin dibicarakan.

Bahaya gempa ini juga bisa membuat struktur bulan berubah. Dalam keadaan yang sangat kuat, gempa bisa sangat berbahaya untuk para manusia yang mendarat nantinya.

Baca Juga: Strawberry Moon 2025 Akan Terjadi pada Bulan Juni Tanggal 11

Itulah bahaya gempa Bulan yang para ilmuwan peringatkan. Kemungkinan gempa besar terjadi di Bulan ini dalam puluhan tahun. Meski kecil, hal ini juga tetap harus menjadi perhatian untuk keberlangsungan misi kedepannya. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |