Bordir Tasik Kawalu menjadi ikon khas Tasikmalaya yang telah melewati perjalanan panjang sejak awal kemunculannya. Kerajinan ini bukan sekadar keterampilan tangan, melainkan simbol identitas budaya yang mengakar di tengah masyarakat. Perkembangannya dari bordir manual hingga bordir komputer modern menunjukkan adaptasi terhadap zaman, namun tetap menjaga ciri khas lokal yang unik.
Baca Juga: Sejarah Raden Walangsungsang, Anak Prabu Siliwangi dan Keturunan Pajajaran
Sejarah Awal Bordir Tasik Kawalu
Sejarah bordir Tasik Kawalu berawal pada tahun 1925 di Desa Tanjung, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya. Seorang perintis bernama Hj. Umayah yang sebelumnya bekerja di luar negeri, memperkenalkan keterampilan bordir kepada masyarakat setempat. Pengetahuan yang ia bawa menjadi awal dari tumbuhnya industri kreatif mendunia.
Awalnya, penggunaan peralatan masih sederhana, seperti pamidangan dan mesin jahit manual. Namun, keterampilan tangan yang teliti menghasilkan sulaman bernilai seni tinggi. Dari titik inilah, bordir kemudian menyebar ke berbagai wilayah Tasikmalaya hingga menjadi mata pencaharian utama masyarakat Kawalu.
Bordir Kawalu dan Perkembangan Pasar
Memasuki akhir 1990-an, perkembangan pemasaran bordir Tasik ini semakin meluas. Pedagang Tasikmalaya yang semula hanya memasok toko Pasar Tanah Abang, mulai mendistribusikan produk langsung ke berbagai daerah, seperti Banten, Bogor, bahkan luar Pulau Jawa.
Inisiatif dari para pengusaha lokal melahirkan Gabungan Pengusaha Bordir Tasikmalaya (GAPEBTA). Kelompok masyarakat ini berperan penting dalam memperkuat jaringan distribusi. Melalui wadah ini, kerajinan bordir Tasik Kawalu semakin terkenal dan mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional.
Tidak hanya dalam negeri, kualitas bordir Tasikmalaya juga menembus pasar ekspor. Pengiriman produk bordir sampai ke Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam hingga Timur Tengah. Bahkan, pasar Afrika pun pernah menjadi tujuan pengiriman. Fakta ini menunjukkan bahwa kreativitas perajin Tasikmalaya tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga memiliki daya tarik global.
Baca Juga: Sultan Muhammad Seman, Kisah Raja Terakhir Banjar
Transformasi dari Bordir Manual ke Bordir Komputer
Kemajuan teknologi membawa perubahan signifikan dalam produksi bordir. Dari yang awalnya mengandalkan bordir manual atau orang kenal dengan istilah bordir kejek, kini sebagian besar perajin menggunakan mesin bordir komputer. Inovasi ini mempersingkat waktu produksi dan meningkatkan kapasitas produksi massal.
Meski demikian, bordir kejek tetap bertahan oleh sebagian perajin sebagai bentuk pelestarian seni tradisional. Karya-karya bordir manual memiliki keistimewaan tersendiri karena memperlihatkan detail dan kehalusan hasil buatan tangan. Namun, tantangan besar dihadapi karena semakin sedikit generasi muda yang tertarik melanjutkan tradisi ini.
Bordir Tasik sebagai Identitas Budaya
Selain bernilai ekonomi, bordir Tasik Kawalu juga memiliki nilai budaya yang tinggi. Produk seperti mukena, kebaya, baju koko hingga jilbab, menjadi bukti kreativitas perajin dalam menggabungkan unsur tradisi dengan kebutuhan modern.
Kawasan Kawalu terkenal sebagai sentra industri bordir, di mana sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dari keterampilan ini. Hampir setiap rumah dalam wilayah tersebut memiliki aktivitas produksi bordir. Sehingga, menjadikannya sebagai salah satu ikon ekonomi kreatif Tasikmalaya.
Upaya Pelestariannya
Meskipun terkenal, keberlangsungan bordir Tasik Kawalu menghadapi ancaman serius. Banyak perajin berusia lanjut, sementara generasi muda lebih tertarik pada pekerjaan modern seperti pada sektor garmen atau platform digital. Kondisi ini mengindikasikan risiko hilangnya keterampilan tradisional jika tidak segera dilestarikan.
Beberapa komunitas bordir daerah Kawalu mencoba mengatasi persoalan ini dengan membuka kelompok produksi. Mereka melibatkan ibu rumah tangga serta memanfaatkan media sosial untuk pemasaran. Dukungan dari pemerintah daerah melalui pelatihan keterampilan dan pameran produk juga menjadi langkah penting agar tradisi ini tetap terkenal luas.
Selain itu, keterlibatan generasi muda dapat terdorong melalui pendekatan kreatif. Misalnya menggabungkan bordir dengan desain busana kontemporer. Dengan cara ini, bordir tidak hanya orang pandang sebagai produk tradisional, tetapi juga bagian dari tren mode modern.
Baca Juga: Museum Rumah Cimanggis Depok, Gedung Milik Petinggi VOC Terdahulu
Bordir Tasik Kawalu merupakan warisan budaya Tasikmalaya yang memiliki nilai sejarah, ekonomi dan seni. Perjalanan panjang dari masa Hj. Umayah hingga era teknologi modern menunjukkan ketangguhan tradisi ini dalam menghadapi perubahan zaman. Namun, tantangan regenerasi harus segera teratasi agar bordir Tasik Kawalu tetap menjadi kebanggaan lokal sekaligus komoditas unggulan yang mampu menembus pasar global. Dengan inovasi dan pelestarian berkelanjutan, warisan ini akan terus hidup dan menjadi identitas Tasikmalaya di mata dunia. (R10/HR-Online)