Cerita Keluarga SW, PMI Non Prosedural asal Kota Banjar yang Terkendala Pulang di Brunei Darussalam

1 day ago 15

harapanrakyat.com,- Pekerja Migran Indonesia (PMI) non prosedural berinisial SW (38), asal Kelurahan Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat, terkendala pulang di Brunei Darussalam.

Pasalnya, harapan SW yang bekerja ke luar negeri untuk membantu kebutuhan keluarganya di kampung halaman itu pupus, karena ia berangkat ke Brunei Darussalam melalui jalur non prosedural.

Orang tua SW, Yati mengatakan, anaknya berangkat kerja ke luar negeri karena kemauan sendiri.

Cerita Orang Tua PMI Non Prosedural asal Kota Banjar Soal Keberangkatan ke Brunei

Baca Juga: PMI Non-Prosedural Asal Kota Banjar Diduga Jadi Korban TPPO di Brunei Darussalam

Ia mengetahui ada pekerjaan sebagai asisten rumah tangga itu dari sponsor W yang dikenalkan oleh tetangganya berinisial K.

“Sebelum berangkat tadinya mau dioperasi dulu matanya. Tapi kata K jangan, takutnya lama kalau dioperasi dulu. Posisinya saat itu lagi di Bandung, lalu besoknya langsung ke Cilacap untuk membuat paspor,” kata Yati, Selasa (29/7/2025).

Lanjutnya menuturkan, saat itu K ditemani W sempat datang ke rumahnya dan meminta uang sebesar Rp 700 ribu untuk biaya pembuatan paspor.

“Saya bilang, katanya kalau bikin paspor dari sponsor, kan kita nggak punya uang. Setelah itu menunggu proses sampai paspornya jadi,” ujarnya.

Singkat cerita, pada 18 Desember 2024, SW berangkat ke Brunei Darussalam sebagai pekerja migran melalui sponsor W. Namun, saat itu SW sama sekali tidak mempunyai bekal untuk diperjalanan.

Tapi ketika mau berangkat, SW dikasih pinjam uang sama K sebesar Rp 500 ribu, dan anaknya SW Rp 100 ribu. SW diminta mengembalikan uang tersebut setelah sampai di Brunei Darussalam.

Sampai di Brunei Darussalam, SW diterima oleh agensi bernama Sharon. Ia dipekerjakan untuk merawat orang sakit dan mengurus hewan ternak.

Lanjut Yati, SW sempat berganti majikan beberapa kali karena pekerjaan tidak sesuai yang dijanjikan oleh sponsor, dan gaji tidak diberikan.

“Karena tidak kuat akhirnya anak saya nekat kabur dan pergi ke KBRI Brunei Darussalam untuk meminta bantuan,” imbuhnya.

Di samping anaknya yang ingin segera dipulangkan, ada juga sponsor berinisial W yang sudah dua kali datang ke rumahnya untuk meminta uang sebesar Rp 35 juta sebagai pengganti keberangkatan SW.

“Sponsor W juga pernah datang ke sini sama dua orang temannya, yang satu lagi mabok dan yang satu lagi nggak tahu. Katanya minta ganti rugi karena SW kabur,” paparnya.

Yati mengaku tidak bisa memenuhi keinginan W untuk membayar sebesar Rp 35 juta lantaran tidak memiliki uang sepeser pun.

Baca Juga: Pekerja Migran Asal Kota Banjar Diduga Meninggal Tak Wajar di Malaysia, Begini Respon Disnaker

“Nggak ada uang karena SW juga di sana tidak bekerja. Kita juga di sini mengandalkan SW sebagai tulang punggung keluarga,” ungkapnya.

Kendati begitu, keluarga berharap SW bisa segera pulang ke kampung halaman dengan sehat dan selamat. Selain itu, keluarga juga sudah membuat laporan ke kantor polisi atas kejadian tersebut.

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Banjar, Iptu Heru Samsul Bahri mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan tersebut, namun belum bisa ditindaklanjuti.

“Korban harus dihadirkan. Karena sekarang posisinya masih di Brunei Darussalam, kita tunggu terlebih dahulu sampai pulang,” singkatnya. (Sandi/R3/HR-Online/Editor: Eva)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |