Fakta Gamma Normid, Bisa Disaksikan di Indonesia

6 hours ago 6

Fakta Gamma Normid jangan sampai dilewatkan karena termasuk salah satu fenomena alam yang unik. Fenomena ini sendiri merupakan hujan meteor yang memiliki titik radian di konstelasi Norma. Karena hal itu, letaknya antara konstelasi Centaurus dan Scorplus.

Baca Juga: Hujan Meteor Leonid, Fenomena Menakjubkan di Bulan November

Dalam kabar terbaru menyebut fenomena hujan meteor ini akan kembali terlihat. Lebih tepatnya akan mengalami puncak pada tanggal 14 sampai 15 Maret 2025. Untuk informasi selengkapnya, bisa langsung mencermati uraian di bawah ini.

Fakta Gamma Normid di Ramadan 2025

Di bulan suci penuh berkah Ramadan tahun ini, akan ada fenomena alam menarik yang muncul di langit. Fenomena alam tersebut tidak lain ialah hujan meteor.

Ramadan 2025 akan dimeriahkan oleh berbagai fenomena langit yang menakjubkan, salah satunya adalah hujan meteor. Pada bulan suci tersebut, hujan meteor Gamma Normid.

Menariknya, hujan meteor ini bukan satu-satunya peristiwa langit yang dapat dinikmati. Sejumlah fenomena astronomi lainnya juga akan turut menghiasi langit Ramadan 2025, menjadikannya momen istimewa bagi para pengamat. 

Keberadaan fenomena alam ini memiliki segudang fakta menarik yang perlu kita kupas tuntas secara lebih mendalam. Berikut beberapa diantaranya.

Waktu Puncak

Fakta pertama, kita akan mengupas seputar waktu puncak Gamma Normid. Fenomena ini memiliki waktu puncak pada jam 12.00 dini hari tanggal 15 Maret 2025.

Meski begitu, waktu terbaik untuk menyaksikannya yaitu pada malam hari tanggal 14 Maret. Untuk wilayah Indonesia sendiri juga bisa mengamati fenomena ini.

Siap-siaplah untuk mengamati hujan meteornya mulai jam 21.48-05.34 WIB. Ketika fenomena ini mencapai puncaknya, maka akan memperlihatkan 4-6 meteor tiap jamnya. Menarik bukan?

Namun sebelum mencapai waktu puncak, sebenarnya hujan meteor ini sudah aktif sejak tanggal 25 Februari 2025. Lalu untuk waktu akhirnya, akan selesai pada tanggal 28 Maret 2025 nanti.

Asal-usul

Selain waktu puncak, fakta menarik lainnya berkaitan dengan asal-usul Gamma Normid. Hujan meteor ini bisa terjadi saat Bumi melalui jalur yang sebelumnya dilintasi asteroid atau komet.

Oleh karena itu, saat Bumi sampai di lintasan tersebut, gravitasinya akan menarik puing-puing yang berasal dari asteroid atau komet. Pada akhirnya, puing-punya masuk ke dalam atmosfer Bumi.

Hal inilah yang akhirnya menciptakan hujan meteor. Walau demikian, induk asteroid atau komet yang memicu fenomena alam ini masih misterius.

Tidak Membahayakan Bumi

Kemunculan fenomena ini tidak akan membahayakan Bumi maupun siapa saja yang ada di dalam planet tersebut. Hal ini karena meteor yang berjatuhan tidak akan sampai memasuki atmosfer Bumi.

Meteornya akan terbakar sampai hangus atau berubah jadi batuan kecil. Kita mengenal batuan kecil tersebut dengan istilah meteorit.

Fakta Gamma Normid ini turut memperlihatkan bahwa atmosfer Bumi memang memberikan keuntungan tersendiri bagi kita. Tanpa adanya atmosfer, Bumi bisa terancam keberadaannya kapanpun itu.

Fenomena Lain di Ramadan 2025 

Saat Ramadan 2025 di bulan Maret ini, nyatanya hujan meteor bukan satu-satunya fenomena yang muncul di langit. Hal ini karena ada banyak fenomena lainnya yang juga akan menyapa. Adapun beberapa diantaranya yaitu sebagai berikut.

Baca Juga: Jenis Hujan Meteor dan Cirinya, Pecahan Benda Langit yang Jatuh

Gerhana Bulan Total 

Salah satu fenomena alamnya yaitu Gerhana Bulan Total. Fenomena ini akan terjadi pada tanggal 14 Maret 2025 sehingga bersamaan dengan Hujan Meteor tadi. Lebih tepatnya pada jam 12.09-15.47 WIB.

Karena hal itu, fenomena ini tak bisa kita saksikan di Indonesia. Hanya wilayah di Amerika Serikat, Alaska, Antartika, Afrika dan Rusia bagian timur laut saja yang bisa menyaksikannya.

Meski begitu, sebenarnya siapa saja bisa menyaksikannya lewat live streaming. Dengan demikian, tidak akan melewatkan momen bulan tertutupi bayangan Bumi karena sejajar dengan posisi matahari.

Bulan Cacing

Selain gerhana bulan total, puncak hujan meteor Gamma Normid juga bertepatan dengan fenomena bulan cacing (Worm Moon). Bulan cacing merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut bulan purnama yang terjadi setiap Maret. Menariknya, pada tahun 2025, fenomena ini akan berlangsung bersamaan dengan bulan Ramadan.

Hal yang membuatnya semakin istimewa adalah saat Worm Moon terjadi, Bulan juga mengalami gerhana. Inilah yang menyebabkan bulan purnama Maret 2025 terkenal sebagai Worm Moon sekaligus Blood Moon. Blood Moon sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut gerhana bulan total, ketika Bulan tampak berwarna kemerahan di langit.

Gerhana Matahari Sebagian 

Fenomena yang satu ini juga akan berlangsung di Ramadan 2025. Gerhana Matahari Sebagian bisa terjadi saat Bumi melewati antara posisi matahari dan Bumi. Akan tetapi, posisinya tak sejajar.

Karena hanya sebagian matahari saja yang tertutup, maka fenomena gerhana ini berbentuk seperti bulan sabit. Pada umumnya, fenomena alam ini terjadi selama 2-5 kali tiap tahunnya.

Akan tetapi, fenomena ini tidak bisa dilihat di Indonesia. Hanya wilayah Afrika Utara, Eropa dan Eropa Barat saja yang bisa menyaksikan fenomena tersebut pada 29 Maret 2025.

Baca Juga: Fakta Hujan Meteor Arid Pada Bumi Bagian Selatan, Sorotan Menarik

Dari uraian di atas, kita bisa mengetahui apa saja fakta Gamma Normid yang akan menyapa saat Ramadan 2025. Selain fenomena alam tersebut, nyatanya masih ada banyak peristiwa langit lainnya yang juga akan menghiasi di bulan Maret tahun ini. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |