Peneliti berhasil mengungkap fakta unik bahwa spesies katak betina pura pura mati daripada harus kawin dengan pejantan yang tidak mereka sukai. Dalam kondisi “mati suri” yang berlangsung selama sekitar dua menit ini, betina secara tiba-tiba menjadi tidak menarik untuk sang jantan. Katak jantan yang mencari tanda-tanda kehidupan dan reaksi dari pasangannya akhirnya kehilangan minat dan melepaskannya. Pada saat itu, betina pun “hidup kembali” dan langsung melarikan diri. Lucu, bukan?
Baca Juga: Penemuan Fosil Telur Dinosaurus Berusia Puluhan Tahun
Selain itu, para peneliti juga menyimpulkan bahwa perilaku ini merupakan metode sangat ekstrem untuk menyelesaikan konflik seksual. Mereka menjelaskan bahwa tindakan berpura-pura mati atau feigning death tampaknya berfungsi sebagai cara pertahanan terakhir bagi katak betina untuk menghindari perkawinan paksa.
Alasan Ilmiah Katak Betina Pura Pura Mati
Saat musim semi tiba, waktu ini bisa menjadi ancaman bagi katak betina dari spesies katak biasa Eropa. Amfibi ini berkumpul di kolam dangkal untuk tujuan kawin dan bertelur. Akan tetapi, pertemuan tersebut dapat dengan cepat berubah menjadi situasi kacau.
Menurut informasi, jumlah katak jantan jauh lebih banyak daripada betina. Jantan sering kali melakukan pelecehan, intimidasi, dan memaksa betina untuk kawin. Para ilmuwan juga berpendapat bahwa katak betina memiliki sedikit cara untuk melindungi diri.
Berdasarkan penelitian di Royal Society Open Science, para peneliti mengungkapkan bahwa katak betina memiliki beberapa cara untuk menghindari kawin yang tidak mereka inginkan. Cara katak betina pura pura mati menjadi aspek untuk mengelabui katak jantan. Ada juga yang berpura-pura jadi jantan, kemudian meloloskan diri. Ini mampu menunjukkan bahwa dalam kondisi reproduksi ketat, spesies katak betina telah menciptakan mekanisme bertahan hidup untuk meningkatkan keselamatan dan kelangsungan hidup.
Baca Juga: Mengungkap Fakta Ikan Kelelawar Pinnate Pemakan Alga
Akan tetapi, menurut Dittrich, meskipun percobaan ini sangat berbeda dari situasi di dunia nyata, strategi-strategi tersebut telah terlihat dalam kehidupan liar. Pura-pura mati dan menghindari jantan yang tidak diinginkan sudah tercatat pada beberapa spesies hewan lain, seperti capung dan laba-laba.
“Apabila memahami tingkah kawin hewan seperti ini bisa membantu mendukung konservasi masa depan. Sebagai catatan, jika kita berusaha membiakkan kembali spesies dari ambang kepunahan. Meski katak Eropa biasanya lebih umum daripada spesies lain, populasinya sudah menurun stabil sejak 17 tahun terakhir karena kurangnya hujan dan kekeringan,” jelas Dittrich.
Strategi Bertahan Hidup di Lingkungan Alami
Selain itu, para ilmuwan menyebutkan katak betina pura pura mati sebagai tonic immobility. Strategi ini berguna bagi katak betina untuk menghindari kawin dengan cara memutar tubuhnya atau mengeluarkan suara untuk menunjukkan ketidakminatan kepada katak jantan.
Proses kawin dalam spesies katak terkenal sangat brutal. Hewan ini berkembang biak dengan cara yang sangat eksplosif dengan waktu kawin yang terbilang singkat. Katak jantan dalam spesies ini sangat agresif, sehingga betina bisa merasa nyawanya terancam.
Pada spesies katak dengan periode kawin singkat dan populasi jantan besar, persaingan sangat sengit serta dapat membahayakan nyawa betina. Tindakan berpura-pura mati dari katak betina bukan dengan sadar, tetapi merupakan refleks alami yang kadang-kadang berhasil membuat katak jantan melepaskannya. Penelitian ini juga membuka kemungkinan bahwa perilaku yang sama mungkin berkembang di spesies lain, di mana mereka mengalami tekanan selektif serupa.
Evolusi Menciptakan Metode Reproduksi Khas Bagi Setiap Spesies
Tidak sampai di sana, beberapa studi menunjukkan bahwa tingkah laku katak betina pura pura mati salah satu hal yang paling mengejutkan. Pada katak betina, para peneliti melihat bahwa tubuhnya menjadi kaku dengan lengan dan kaki yang meregang. Menariknya, mereka tetap tidak bergerak sampai pejantan melepaskannya setelah beberapa jam.
Perilaku ini pun terlihat pada laba-laba dan capung. Terkadang, tindakan ini menjadi jalan terakhir untuk melarikan diri dari predator. Para peneliti percaya bahwa perilaku tersebut telah berevolusi untuk melindungi betina dari pembentukan mating ball. Mating ball, merupakan keadaan di mana banyak pejantan berkumpul di atas satu betina. Tentu saja, situasi ini sangat berisiko bagi keselamatan betina.
Baca Juga: Penemuan Hiu Oranye Langka di Kosta Rika
Sampai sekarang, penelitian mengenai strategi reproduksi katak dan hewan lainnya terus mereka lakukan. Para ilmuwan berusaha menemukan berbagai cara unik yang digunakan oleh hewan untuk bertahan hidup dan melanjutkan keturunan. Dari perilaku kawin yang agresif sampai teknik bertahan hidup seperti katak betina pura pura mati, setiap spesies memiliki pendekatan unik terhadap seleksi alam. Bagi katak betina, pura-pura mati jauh lebih baik daripada kawin dengan pejantan yang tidak mereka sukai.