tirto.id - Langit di beberapa wilayah Jawa Barat, seperti Cikampek dan Sumedang, tampak dihiasi cincin pelangi yang melingkari matahari pada Minggu (20/4/2025). Lalu, apa sebenarnya arti dari fenomena ini dan adakah efek atau dampak yang ditimbulkannya?
Pemandangan tak biasa ini langsung menarik perhatian warga. Tak sedikit yang membagikannya di media sosial seperti Tiktok, membuat fenomena tersebut ramai diperbincangkan.
Cincin pelangi yang mengelilingi matahari tersebut dikenal sebagai fenomena halo matahari. Dalam bahasa Inggris, fenomena ini kerap disebut sun halo atau 22-degree halo.
Fenomena Halo Matahari Pertanda Apa?
Secara ilmiah, halo matahari adalah fenomena optik yang muncul ketika sinar matahari dibiaskan dan dipantulkan oleh kristal-kristal es yang berada di awan tinggi, terutama awan jenis cirrus atau cirrostratus, yang terletak di ketinggian lebih dari 20.000 kaki (sekitar 6 km) dari permukaan tanah.
Cincin yang terlihat ini disebut 22-degree halo, karena jarak sudut antara matahari dan lingkaran cahaya adalah sekitar 22 derajat, demikian dijelaskan laman Earth Sky. Proses terjadinya halo matahari melibatkan dua mekanisme utama, yaitu:
- Pembiasan (Refraction): Ketika cahaya melewati kristal es, ia dibelokkan dan dipecah menjadi warna-warna spektrum seperti pada pelangi. Ini menyebabkan tampilan halo tampak berwarna, dengan sisi dalam yang kemerahan dan sisi luar kebiruan.
- Pemantulan (Reflection): Cahaya juga bisa dipantulkan oleh permukaan kristal es, yang membuat bagian halo tampak lebih putih atau pucat.
Dikarenakan kristal-kristal es ini tersebar tidak merata dan terorientasi secara acak di atmosfer, setiap orang yang melihat halo sebenarnya melihat versi yang berbeda, tergantung sudut pandang masing-masing.
Sebenarnya, fenomena halo matahari ternyata juga bisa terjadi pada malam hari dengan bulan. Pada malam hari, cahaya bulan bisa menciptakan halo bulan (lunar halo), yang secara prinsip terbentuk dengan cara yang sama seperti halo matahari.
Dikutip dari Times of India, halo matahari kerap dikaitkan dengan perubahan cuaca, terutama karena awan cirrostratus yang menyebabkan halo juga bisa menandai datangnya sistem badai atau hujan dalam 24 jam ke depan. Meski begitu, ini bukanlah prediksi cuaca ilmiah, melainkan bagian dari pengetahuan tradisional yang diperoleh secara empiris dari pola-pola alam.
Jadi, secara umum, fenomena halo matahari adalah kejadian alami yang wajar dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Tidak ada kaitan langsung dengan pertanda buruk atau hal-hal mistis sebagaimana sering disalahartikan.
Efek dan Dampak Fenomena Halo Matahari
Secara umum, fenomena halo matahari tidak memiliki dampak negatif langsung terhadap kesehatan manusia. Simak pembahasannya di bawah ini.
1. Aman untuk Kesehatan, Asal Tidak Menatap Langsung
Fenomena ini tidak berbahaya, selama tidak melihat langsung ke arah matahari tanpa pelindung mata. Menatap matahari secara langsung tetap berisiko merusak retina, meskipun tampak lebih redup karena tertutup awan.
Oleh karena itu, sangat disarankan untuk tidak menatap matahari secara langsung, bahkan ketika halo tampak jelas di sekelilingnya.
2. Bisa Mengindikasikan Perubahan Cuaca
Keberadaan awan cirrostratus yang membentuk halo bisa menandakan akan datangnya hujan atau perubahan cuaca, meskipun tidak selalu terjadi.
3. Menarik Perhatian dan Perlu Hati-Hati Saat Mengabadikan
Fenomena ini sering mengundang keingintahuan masyarakat dan mengabadikannya dengan kamera ponsel. Meski begitu, perlu hati-hati saat memotret, karena mengarahkan lensa langsung ke matahari bisa merusak sensor kamera.
tirto.id - Edusains
Kontributor: Nisa Hayyu Rahmia
Penulis: Nisa Hayyu Rahmia
Editor: Beni Jo