Investasi Proyek Hilirisasi Makin Gencar, Begini Tanggapan Danantara

2 days ago 19

Investasi proyek hilirisasi makin gencar jadi pembahasan oleh pemerintah Indonesia baru-baru ini. Seperti fakta yang beredar bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menerbitkan PP Nomor 10 Tahun 2025. Peraturan ini berisikan tentang Organisasi dan Tata Kelola Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada 24 Februari lalu.

Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan aset negara melalui konsolidasi dalam suatu dana investasi nasional. Pemerintah sendiri telah menargetkan pemberian dana investasi untuk proyek hilirisasi tersebut senilai USD618 Miliar Pada 2025. Angka tersebut jika dalam rupiah pasti sangat besar sekali, ya!

Baca Juga: Tren Investasi Properti di Masa Depan Melambung Tinggi

Nah, sekarang mari kita dengar tanggapan Danantara selaku pemasok dana proyek investasi tersebut. Oleh karena itu, simak artikel selengkapnya di bawah ini.

Penjelasan Danantara Terkait Investasi Proyek Hilirisasi

Pemberian investasi untuk proyek hilirisasi semakin panas jadi perbincangan pemerintah Indonesia guna mempercepat hilirisasi industri nasional. Tujuan utamanya untuk meningkatkan ketahanan energi, memberikan lapangan kerja, dan juga mempercepat pertumbuhan ekonomi nusantara.

Namun, pemberian dana investasi oleh Danantara dalam proyek hilirisasi tersebut harus tepat sasaran serta melalui kajian yang dalam agar hasilnya maksimal dan berkesinambungan.

Hal ini selaras dengan penjelasan Kepala Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Rosan Roeslani setelah menghadiri rapat bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Senin, 3 Maret 2025.

“Karena hilirisasi ini, investasinya juga harus memberikan return yang baik, yang acceptable, karena ini akan banyak diberikan pendanaan, misalnya oleh Danantara,” jelasnya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 3 Maret 2025 malam.

Penerima Dana Harus Melalui Proses Transparan dan Terstruktur

Berkaitan dengan investasi proyek hilirisasi, Rosan menegaskan bahwa setiap proyek yang menerima pendanaan dari Danantara wajib melalui proses yang transparan dan terstruktur. Hal ini juga sudah termasuk evaluasi dari pihak Kementerian Investasi serta tahap due diligence (uji tuntas).

Selain itu, ia menambahkan hal tersebut bertujuan guna memastikan pemberian investasi tidak hanya menghasilkan keuntungan finansial yang layak saja. Namun juga memberikan efek positif yang luas pada industri nasional.

“Jadi, Danantara juga akan melalui proses yang proper, melalui proses di Kementerian Investasi, due diligence, itu semua step akan kita lalui,” tambahnya.

Menciptakan Peluang Kerja Bagi Masyarakat

Salah satu aspek utama yang dipertimbangkan dalam proyek hilirisasi ini adalah harus siap terhadap dampaknya terhadap perekonomian. Pemberian dana investasi proyek hilirisasi tentunya harus berdampak positif untuk menciptakan peluang kerja bagi masyarakat.

Sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan akan memberikan kepastian bahwa proyek hilirisasi, seperti pengolahan rumput laut dan pembudidayaan udang akan menghasilkan keuntungan dari sisi ekonomi. Tidak hanya itu saja, ia juga menegaskan bahwa proyek tersebut juga akan memberdayakan petani dan nelayan setempat.

Baca Juga: Bisnis Properti Merangkak Positif, Podomoro Park Bandung Hadirkan Student House

“Ya tentunya, kita juga melihat dari segi kesiapannya, karena ini kan beberapa proyek ini memang kita membutuhkan feasibility study-nya. Lebih rinci lagi, lebih detail lagi, dan tentunya bagaimana ini yang paling penting bisa melibatkan para petani,” ucapnya tegas.

Keterlibatan Petani dan Nelayan Merupakan Poin Utama

Dalam kesuksesan pelaksanaan investasi proyek hilirisasi, Rosan Roeslani menjelaskan bahwa keterlibatan petani dan nelayan merupakan poin penting yang paling utama.

Tentunya proyek hilirisasi ini bukan hanya sekedar mengejar return investasi sebesar 14 atau 15 persen saja. Akan tetapi, juga wajib mempertimbangkan dampak untuk jangka panjang yang berkelanjutan.

Salah satu sektor yang mempunyai potensi besar adalah pada industri rumput laut. Selain terdapat nilai ekonomi tinggi, produk turunan dari rumput laut sangat bervariasi dan mampu menciptakan manfaat jangka panjang bagi industri dalam negeri.

Target Nilai Investasi Tahap Pertama Mencapai US$618 miliar

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjelaskan perkembangan terbaru terkait investasi proyek hilirisasi. Ia menjelaskan bahwa pembiayaan dilakukan oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Dalam gelaran rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto dan lembaga terkait lainnya telah memutuskan bahwa target nilai tahap pertama hilirisasi mencapai US$618 miliar pada 2025. Dana tersebut untuk menyasar 21 proyek hilirisasi di nusantara.

“Kami telah memutuskan tahap pertama hilirisasi yang ditargetkan (hasilnya) kurang lebih sekitar US$618 miliar untuk 2025. Yang tadi kami paparkan kurang lebih sekitar 21 proyek pada tahap pertama dengan total investasinya kurang lebih sekitar US$45 miliar,” ujarnya di Kawasan Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (3/3/2025).

Baca Juga: OJK Perkuat Strategi Pengawasan Aset Kripto demi Keamanan Investor

Demikian ulasan terkait tanggapan Danantara terhadap investasi proyek hilirisasi yang semakin gencar pembahasannya oleh pemerintah. Pihak Danantara memastikan bahwa penyaluran dana akan tepat sasaran dan melalui seleksi yang ketat. Selain itu, mereka juga akan melakukan proses kajian mendalam guna memastikan pengoptimalan dana untuk proyek tersebut. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |