harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau akrab disapa KDM, tinjau proses proyek Bina Marga di sejumlah ruas jalan provinsi. Salah satunya di jalur Subang-Purwakarta, tepatnya di sekitar Jalan Raya Kalijati-Sadang.
Melansir dari unggahan kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, KDM menegur langsung pengawas dan kontraktor yang dianggap tidak memahami detail proyek yang sedang dikerjakan.
“Berapa nilai pekerjaanya ini?” tanya Dedi Mulyadi, dikutip Senin (22/09/2025).
“Nilai pekerjaanya dua puluhan Pak,” kata konsultan pengawas proyek.
Mendengar jawaban yang tidak tegas itu, ia menegur dengan tegas karena seorang konsultan pengawas seharusnya tahu pasti nilai proyek yang diawasi, bukan hanya menjawab dengan angka perkiraan.
“Jangan pake dua puluhan, bapak kan konsultannya kan harus sudah tahu, bapak konsultan beneran apa bohongan ini?” tanya KDM.
“Beneran Pak,” jawabnya.
Dalam momen itu, terlihat pengawas proyek kebingungan dan terlihat mencari data di ponselnya. Akhirnya kontraktor yang berada di lokasi ikut menjawab.
“Ini pak ada Pak, 21 miliar,” kata kontraktor.
Baca Juga: Gercep! Dedi Mulyadi Tanggapi Laporan soal Muara Gembong Bekasi, Apa yang Akan Dilakukan?
KDM Ancam Tak Bayar Proyek Jalan Provinsi Jika Hasil Pekerjaan Buruk
KDM juga mengecek kualitas pekerjaan. Ia mendapati adanya bagian yang hasil pengerjaannya bergelombang. “Ieu ku naon gagarinjelan tuh tingali (ini kenapa bergelombang, tuh lihat),” kata KDM.
Menanggapi hal itu, seorang pekerja mengeluhkan bahwa mereka tidak mendapat perlengkapan kerja yang memadai. Bahkan untuk papan penunjang pekerjaan pun tidak disediakan.
“Abi nyuhunken papan gé teu di pasihan malah Abi iyeu Oge nyuhunken ka matrial (saya minta papan juga gak dikasih, ini juga saya minta ke matrial),” jawab salah satu pekerja.
Mendengar keluhan tersebut, ia langsung memanggil kontraktor dan mempertanyakan mengapa kebutuhan sederhana bagi pekerja saja tidak dipenuhi.
“Mana kontraktornya sini, kenapa minta papan aja gak dikasih, kenapa kelengkapannya tidak dilengkapi?” tanya KDM.
“Iya nanti pak,” kata kontraktor.
Jawaban dari kontraktor itu justru membuat KDM semakin geram. Ia menegaskan bahwa kontraktor jangan hanya memikirkan keuntungan besar tetapi mengabaikan kualitas pekerjaan.
“Bukan nanti, ieu nyokot batina tong gede teuing, ku urang moal dibayar siah pagaweanna goreng mah (ini ambil untungnya jangan besar banget, nggak akan saya bayar kalau pekerjaanya jelek),” kata KDM.
Baca Juga: Jika Tak Taat Aturan, Dedi Mulyadi Ancam Tutup Tambang di Bogor Secara Permanen
Instruksi Tegas KDM: BKAD Tak Boleh Cairkan Dana Sebelum Proyek Sesuai RAB!
Tidak hanya peduli pada kualitas pekerjaan, KDM juga memperhatikan nasib para pekerja. Ia menanyakan secara langsung mengenai upah yang mereka terima serta jaminan keselamatan kerja berupa BPJS Ketenagakerjaan.
Namun, para pekerja ternyata tidak mengetahui secara pasti berapa upah yang mereka terima, bahkan sama sekali tidak memiliki asuransi atau perlindungan kerja.
Ia juga mengingatkan kontraktor agar tidak mengurangi volume bahan material untuk mendapatkan keuntungan besar.
Karena itu, KDM mengintruksikan agar Pemerintah Daerah bagian keuangan BKAD tidak mencairkan dana sebelum proyek benar-benar sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Baca Juga: Truk Tambang Blokade Jalan di Bogor Bikin KDM Mencak-Mencak!
“Intinya, Pemda melalui BKAD tidak diperbolehkan mencairkan dana sebelum ada kepastian bahwa proyek tersebut sudah sesuai dengan RAB,” tegasnya. (Erna/R7/HR-Online/Editor-Ndu)