Samiri adalah sahabat Nabi Musa yang berkhianat bahkan kisahnya diabadikan dalam Al-Quran surat Thaha 77-89. Samiri merupakan orang yang kembali menyesatkan Bani Israil agar menyembah patung ketika Nabi Musa bermunajat. Berikut ini akan kita bahas kisah selengkapnya dari pengkhianatan Samiri yang membuat Nabi Musa marah.
Baca Juga: Kisah Fatimah Menggiling Gandum dan Keteladanannya
Kisah Samiri, Sahabat Nabi Musa yang Berkhianat
Samiri sendiri merupakan seorang laki-laki dari Bani Israil yang memiliki nama asli Musa bin Zhafar. Saat ia lahir masih ada tradisi membunuh anak laki-laki sehingga ditinggalkan di dalam gua oleh ibunya. Berkat hal itu ia selamat, namun tumbuh bersama para musyrikin sebelum akhirnya mengikuti Nabi Musa.
Samiri adalah salah satu sahabat Nabi Musa yang turut meninggalkan Mesir dengan menyeberangi Laut Merah. Meskipun menjadi pengikut Nabi Musa, namun hatinya tidak benar-benar mengimani apa yang diajarkan. Ketika Nabi Musa meninggalkan Bani Israil untuk bermunajat, saat itulah Samiri menyesatkan kaum Bani Israil.
Suatu ketika, Nabi Musa memang sempat pergi untuk bermunajat ke Gunung Tur selama 30 hari lamanya. Ia menitipkan Bani Israil kepada saudaranya yaitu Nabi Harun agar tetap di jalan yang benar. Selama kepergian Nabi Musa, sahabat ini berkhianat mengambil kesempatan untuk menyesatkan Bani Israil.
Samiri Membuat Patung Anak Sapi dari Emas
Ketika kaum Bani Israil menyeberangi laut, mereka membawa harta emas dari tentara Firaun yang tenggelam hingga keberatan. Samiri pun mengambil kesempatan dengan membujuk Bani Israil untuk menyerahkan harta emas tersebut kepadanya. Setelah mendapatkan emas tersebut, Samiri kemudian melelehkannya dan membuatnya menjadi patung anak sapi.
Menurut kisahnya, Samiri bahkan memberikan jejak rasul pada patung anak sapi dari emas buatannya tersebut. Jejak rasul yang dimaksud adalah bekas kaki Jibril atau kuda tunggangannya saat melewati laut yang terbelah. Samiri mengaku melihatnya kemudian mengambilnya dan turut menggunakannya untuk membuat patung anak sapi.
Baca Juga: Ummu Ma’bad Al Khuza’iyah, Pertemuan dengan Rasulullah dan Keberkahan Susu Kambing
Samiri akhirnya berhasil membuat patung anak sapi yang bahkan bisa mengeluarkan suara saat tertiup angin. Kemudian sahabat Nabi Musa yang berkhianat ini membujuk kaum Bani Israil untuk menyembah patung anak sapi. Karena tidak ada Nabi Musa, kaum Bani Israil pun dengan mudah mengikuti Samiri menyembah patung.
Nabi Harun yang masih bersama mereka pun memberikan peringatan dan ajakan untuk kembali ke ajaran Nabi Musa. Ia menyatakan jika kaum Bani Israil hanya sedang mendapat cobaan dengan patung anak sapi tersebut. Namun, kaum Bani Israil tetap akan menyembah patung anak sapi tersebut hingga Nabi Musa kembali.
Kembalinya Nabi Musa
Selama bermunajat, Allah kemudian berfirman pada Nabi Musa bahwa Samiri telah menyesatkan kaum Bani Israil. Nabi Musa pun kembali pada kaumnya dan menemui bahwa kaum Bani Israil memang turut menyembah patung. Melihat kaumnya yang menyembah patung anak sapi emas jelas membuatnya merasa marah dan bersedih hati.
Nabi Musa bertanya kepada Nabi Harun kenapa membiarkan sahabat dan kaum Bani Israil yang berkhianat tersebut. Nabi Harun pun menjawab pertanyaan tersebut dengan penuh hormat dan juga meminta maaf karenanya. Kemudian Nabi Harun menjelaskan jika ia melaporkannya pada Nabi Musa, maka kaum Bani Israil akan terpecah belah.
Hukuman untuk Samiri
Melihat perilaku Bani Israil yang menyekutukan Allah dan menyembah patung, Nabi Musa jelas tidak diam saja. Ia kemudian mengusir Samiri dan menyatakan bahwa ia akan mendapat hukuman berat di akhirat nanti. Kemudian patung anak sapi yang disembah dibakar hingga menjadi abu lalu dibuang ke laut.
Sementara itu hukuman bagi kaum Bani Israil yang menyembah patung sebagai bentuk bertaubat yaitu saling membunuh. Menurut kitab tafsir jumlah orang gugur karena hukuman tersebut adalah 70.000 orang, namun ada yang menyebut 3.000 orang. Dalam kitab suci Al Quran sendiri tidak menyebutkan total orang yang gugur dalam hukuman tersebut.
Baca Juga: Ayat Tentang Maulid Nabi, Renungan Al Qur’an atas Kelahiran Sang Rasul
Kisah Samiri, sahabat Nabi Musa yang berkhianat ini tentu menjadi pelajaran bagi umat muslim. Umat muslim tidak boleh menyekutukan Allah SWT dengan sesembahan lain apapun itu bentuknya. Kita harus tetap teguh dalam pendirian untuk selalu menyembah Allah dalam berbagai situasi dan tidak menyekutukannya. Dengan begitu, kita bisa terhindar dari hukuman seperti sahabat Nabi Musa yang berkhianat ini. (R10/HR-Online)