Masjid Syiarul Islam Kuningan, Pesona Masjid Ikonik di Jantung Kota

1 day ago 17

Masjid Syiarul Islam Kuningan memiliki sejarah panjang dan penuh makna. Nama “Syi’arul Islam” berasal dari bahasa Arab yang berarti Mensyiarkan Islam. Nama ini dipilih sejak awal pembangunan pada tahun 1950-an. Pembangunan masjid ini berawal dari sebuah tajug kecil, mushola sederhana yang menjadi pusat kegiatan ibadah warga sekitar.

Baca Juga: Bordir Tasik Kawalu, Sejarah Panjang Warisan Budaya di Tasikmalaya

Mereka tetap mempertahankan nama tersebut. Karena warga menganggapnya sebagai amanat pendiri masjid untuk menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil-‘alamin.

Menariknya, masjid ini sempat berganti nama menjadi “Al-Manar” pada periode 1978–1980-an. Nama itu berasal dari kata yang berarti “menara”. Namun setelah melalui musyawarah, mereka mengembalikan nama asli Syi’arul Islam karena memiliki filosofi yang lebih dalam dan sudah populer di kalangan masyarakat.

Masjid Masjid Syiarul Islam Kuningan dan Sejarah Pembangunannya

Keinginan memiliki masjid besar di Kuningan muncul pasca-proklamasi kemerdekaan 1945. Para tokoh Islam setempat bermusyawarah untuk membangun masjid agung yang bisa menjadi pusat ibadah dan kegiatan dakwah.

Pembangunan bermula pada tahun 1955 di atas tanah wakaf milik pemerintah. Lokasinya sekitar 1 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Kuningan. Meski tidak berada di kompleks pemerintahan, lokasinya strategis karena dekat dengan pasar, terminal, lapangan dan kawasan permukiman.

Dengan semangat gotong-royong dan ghiroh keislaman yang tinggi, warga bahu-membahu membangun masjid. Semangat ini terinspirasi sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangunkan baginya rumah di surga.”

Arsitektur yang Megah dan Penuh Filosofi

Masjid Syiarul Islam Kuningan kini berdiri megah dengan tiga lantai dan daya tampung hingga 5.000 jamaah. Bangunan ini menghadirkan kubah besar di bagian tengah dan 4 menara yang menjulang di setiap sudutnya. 3 lantai masjid memiliki makna filosofis yang dalam. 

Lantai-lantai tersebut melambangkan 4 pilar utama dalam ajaran Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Filosofi ini menggambarkan kesempurnaan seorang muslim dalam beribadah dan berakhlak. 4 menara yang mengapit kubah melambangkan 4 sahabat Nabi Muhammad SAW yang setia mendampingi perjuangan. Kubah masjid menjadi simbol keagungan Allah yang menaungi alam semesta.

Lokasi Strategis di Jantung Kota

Masjid Syiarul Islam berada tepat di jantung Kota Kuningan, Jawa Barat. Lokasinya berseberangan dengan Alun-Alun Taman Kota Kuningan, hanya dipisahkan oleh jalan utama. Keberadaan masjid ini memudahkan masyarakat yang sedang beraktivitas di pusat kota untuk menunaikan sholat. 

Baca Juga: Masjid Kuno Bondan Indramayu, Saksi Bisu Dakwah di Pesisir Jawa Barat

Lokasinya juga menjadi titik strategis bagi jamaah dari berbagai arah karena dekat dengan pusat transportasi dan pusat kuliner. Dulu, pengelola masjid sempat membangun tembok pembatas yang memisahkan masjid dengan trotoar. Namun, setelah adanya renovasi besar yang bersamaan dengan penataan alun-alun, mereka membongkar pagar tersebut. Kini masyarakat bisa langsung mengakses pelataran masjid dari taman kota.

Renovasi Besar dan Modernisasi

Renovasi besar berlangsung beberapa kali. Tercatat pada tahun 1989, 1999 dan 2008. Renovasi terbesar yaitu saat penataan kawasan Alun-Alun Kuningan dengan anggaran mencapai Rp 25 miliar selama dua tahun.

Renovasi tersebut menambah kenyamanan jamaah dan mempercantik wajah masjid. Kini masjid memiliki kubah megah berwarna putih-abu dengan sentuhan kaligrafi indah di bagian dalam. Keindahan arsitektur ini menjadikannya salah satu ikon wisata religi.

Pusat Dakwah dan Pendidikan

Selain menjadi tempat ibadah, Masjid Syiarul Islam Kuningan berfungsi sebagai pusat dakwah, pendidikan dan kegiatan sosial. Visi pengelolanya adalah menjadikan masjid sebagai pusat peribadatan dan pembinaan umat dalam bingkai iman sekaligus takwa. Masjid ini juga menjadi pusat kaderisasi pendidikan Islam. Banyak kegiatan keagamaan dan sosial yang terselenggara di sini, termasuk pengajian anak-anak dan program pemberdayaan ekonomi berbasis syariah.

Bagi warga, masjid ini menyimpan banyak kenangan. Dahulu, halaman masjid menjadi tempat favorit anak-anak untuk ngabuburit, menyewa mainan gimbot atau membaca komik. Setelah sholat Jumat, para pelajar sering mampir ke toko komik di sekitar masjid. Kini kawasan sekitar masjid penuh dengan pedagang makanan, termasuk kuliner khas Kuningan seperti Hucap Kupat Tahu Mirasa yang terkenal di seberang masjid.

Baca Juga: Sejarah Pulo Geulis Bogor, Jejak dari Padjadjaran Menuju Harmoni Multikultural

Keberadaan Masjid Syiarul Islam bukan hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga ikon kota yang memperkuat identitas Kuningan sebagai daerah religius. Masjid ini sering menjadi tujuan wisata religi, terutama saat bulan Ramadan dan Idul Fitri. Dengan arsitektur megah, sejarah panjang dan lokasi yang strategis, Masjid Syiarul Islam menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Kuningan. Bangunannya yang modern namun sarat filosofi keislaman membuatnya menjadi tempat istimewa bagi warga setempat maupun pengunjung dari luar daerah. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |