Mengenal 3 Fase di Bulan Ramadhan: Makna dan Keutamaannya

13 hours ago 7

tirto.id - Ada 3 fase di bulan Ramadhan yang diyakini umat Islam memiliki keutamaannya masing-masing. Salah satunya adalah fase 10 hari pertama Ramadhan yang sering disebut sebagai fase rahmat. Lalu, apa itu 3 fase bulan Ramadhan dan bagaimana dalilnya?

Ramadhan merupakan bulan yang paling istimewa bagi umat Islam karena memiliki banyak keutamaan. Ramadhan dikenal sebagai bulan kemuliaan, penuh berkah, serta bulan pengampunan dosa.

Dalam beberapa tausiah agama, penceramah kerap mengungkapkan bahwa Ramadhan terdiri dari 3 fase. Setiap fase disebut memiliki keutamaan yang berbeda dan hal ini dianggap dapat memotivasi setiap orang untuk lebih giat beribadah.

Akan tetapi, sebagai seorang muslim, kita sebaiknya menelaah kembali terkait dalil yang berkaitan dengan 3 fase di bulan Ramadhan. Dengan memahami hal ini, kita bisa lebih memaknai bulan Ramadhan dengan tepat dan meningkatkan amal ibadah setiap saat.

Apa Itu 3 Fase di Bulan Ramadhan?

Ilustrasi IslamIlustrasi Islam. foto/Istockphoto

Ramadhan merupakan momen ketika umat Islam berpuasa sebulan penuh atau sekitar 30 hari. Sebagian orang percaya bahwa bulan suci ini terbagi dalam tiga fase berbeda, yaitu fase awal, pertengahan, dan akhir.

Setiap fase terdiri dari 10 hari dan diyakini memiliki fadilah atau keutamaan yang berbeda-beda. Secara garis besar, 3 fase di bulan Ramadhan adalah sebagai berikut:

  • Fase awal: 10 hari pertama Ramadhan adalah rahmat
  • Fase pertengahan: 10 hari kedua Ramadhan adalah ampunan
  • Fase akhir: 10 hari ketiga Ramadhan adalah terbebas dari neraka

Ketiga fase ini saling melengkapi satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang seolah menggambarkan perjalanan spiritual seorang umat Islam di bulan suci Ramadhan.

Di fase awal atau 10 hari pertama Ramadhan, Allah SWT dipercaya membuka pintu-pintu rahmatnya sehingga setiap orang berlomba-lomba untuk beribadah.

Fase kedua diyakini sebagai momentum pengampunan dosa sehingga banyak orang yang bersungguh-sungguh berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

Sementara di fase ketiga, orang-orang percaya bahwa setiap muslim yang telah melewati dua fase sebelumnya dan terus meningkatkan ibadahnya hingga fase akhir, maka mereka akan mendapatkan jaminan terbebas dari api neraka.

Dalil dan Makna 3 Fase di Bulan Ramadhan

Kitab suci Al Quran Kitab suci Al Quran . FOTO/iStockphoto

Kepercayaan akan adanya 3 fase bulan Ramadhan ini berangkat dari sebuah hadis yang cukup populer dan seringkali dibawakan dalam ceramah atau tausiah agama.

Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Syuʽabul Iman. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ibn Khuzaimah dalam Sahih ibn Khuzaimah. Hadis tersebut berbunyi:

أوله رحمة، وأوسطه مغفرة، وآخره عتق من النار

Arti: Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya adalah terbebas dari neraka.

Lalu, bagaimana kualitas atau derajat dari hadis tersebut? Dilansir dari laman NU Online, hadis ini bersumber pada satu sanad, yaitu Ali ibn Zaid ibn Jadʽan. Namun, para ulama sepakat dan memvonisnya sebagai orang yang dhaif.

Sementara itu, orang yang meriwayatkan hadis di atas dari Ali ibn Zaid ibn Jadʽan adalah Yusuf bin Ziyad yang justru divonis sangat dhaif atau dhaif jiddan. Dengan demikian, hadis tentang 3 fase di bulan Ramadhan adalah hadis yang dhaif atau lemah.

Sementara itu, mengutip dari kanal YouTube Audio Dakwah, Ustaz Adi Hidayat juga sempat menyinggung tentang hadis ini. Menurutnya hadis tersebut tergolong hadis matruk atau semi palsu.

Dalam ilmu hadis, matruk adalah tingkatan terburuk kedua sehingga ditinggalkan. Sedangkan tingkatan hadis paling buruk adalah maudhu atau hadis palsu.

Ustaz Adi Hidayat juga menjelaskan bahwa hadis matruk umumnya diriwayatkan oleh orang-orang yang diduga seringkali berdusta, salah satunya mengarang cerita, sehingga tidak bisa dibedakan antara mana yang benar-benar hadis dan mana yang hanya cerita.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa dalil 3 fase di bulan Ramadhan di atas derajatnya lemah. Sejatinya, seluruh waktu di bulan Ramadhan adalah momen terbaik bagi umat Islam untuk mendapatkan rahmat, pengampunan, dan kesempatan terbebas dari api neraka.

Meski demikian, Mahmud al-Thahhan dalam Taysîr Musṭalaḥ al-Hadîts menjelaskan bahwa hadis dhaif boleh digunakan dalam konteks ceramah untuk memotivasi orang lain. Syaratnya adalah hadis tersebut tidak berkaitan dengan akidah dan hukum syariat.

Namun, akan lebih baik jika menggunakan dalil atau hadis yang benar-benar sahih dan memiliki isi yang serupa. Misalnya hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim sebagai berikut:

“Apabila datang bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis tersebut menjelaskan bahwa keseluruhan bulan Ramadhan memiliki kebaikan dan keberkahan dari Allah SWT, tidak ada batasan waktu/fase dengan keutamaan tertentu. Maka, Ramadhan seutuhnya adalah bulan penuh rahmat, ampunan, dan kesempatan bagi umat Islam untuk terbebas dari neraka.

3 Fase di Bulan Ramadhan dan Keutamaannya

Ilustrasi Shalat MalamIlustrasi Shalat Malam. foto/IStockphoto. foto/IStockphoto

Mahmud al-Thahhan membolehkan penggunaan hadis dhaif yang tidak berkaitan dengan akidah dan hukum syariat untuk diriwayatkan atau diceritakan kembali. Salah satunya tentang hadis 3 fase di bulan Ramadhan yang isinya tentang keutamaan beramal.

Jika mengacu pada hadis tersebut, apa keutamaan dari setiap fasenya? Berikut keutamaan 3 fase bulan Ramadhan seperti dilansir dari laman NU Online Lampung:

1. Fase 10 Hari Pertama Bulan Ramadhan dan Keutamaannya

Fase awal sering disebut sebagai fase rahmat. Rahmat dapat diartikan sebagai belas kasih, karunia, atau berkah dari Allah SWT. Artinya, setiap orang yang beribadah dan berpuasa di bulan Ramadhan akan mendapatkan kasih sayang Allah.

Setiap muslim dianjurkan untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Tak hanya salat, puasa, atau bersedekah, tapi juga menjaga tali silaturahmi dan saling menyayangi sesama demi mendapatkan kasih sayang Allah SWT.

2. Fase 10 Hari Kedua Bulan Ramadhan dan Keutamaannya

Fase berikutnya atau 10 hari kedua Ramadhan disebut sebagai fase magfirah atau ampunan. Fase ini diyakini sebagai momentum yang tepat untuk bertaubat agar Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

Di fase ini pula setiap muslim dianjurkan untuk lebih sering melakukan introspeksi diri, mengevaluasi setiap perbuatannya, serta mengakui semua kekurangan dan kesalahan yang pernah dilakukan.

Selanjutnya, perbanyak zikir dan doa memohon ampun kepada Allah. Tak hanya untuk diri sendiri, tapi juga berdoa untuk keluarga, orang terdekat, maupun seluruh muslim di dunia.

3. Fase 10 Hari Ketiga Bulan Ramadhan dan Keutamaannya

Fase ketiga atau fase terakhir adalah pembebasan dari api neraka. Di fase ini, setiap muslim hendaknya lebih meningkatkan ibadah dan semakin mendekatkan diri dengan Allah SWT, contohnya dengan melaksanakan iktikaf.

Terlebih, ada peluang mendapatkan malam Lailatulqadar di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Ketika kita bersungguh-sungguh beribadah dengan penuh keikhlasan dan semakin dekat dengan Allah, maka semakin jauh pula diri kita dari api neraka.

Demikian penjelasan mengenai 3 fase di bulan Ramadhan beserta dalilnya. Sekali lagi, perlu diingat bahwa seluruh waktu di bulan Ramadhan adalah momen penuh rahmat, ampunan, dan peluang bagi kita untuk terbebas dari neraka. Manfaatkan bulan ini sebaik-baiknya dan semoga Allah membalas setiap amal kebaikan dengan pahala berlipat ganda.


tirto.id - Edusains

Penulis: Erika Erilia
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |