Mengulik Jejak Peninggalan di Situs Candi Cibuaya Karawang

6 hours ago 5

Candi Cibuaya Karawang merupakan salah satu situs budaya yang berada di Dusun Pejaten, Desa Cibuaya, Kec. Cibuaya, Kab. Karawang, Jawa Barat. Lokasi situs bersejarah ini berjarak kurang lebih 6 km dari garis pantai. Menariknya, Candi Cibuaya memiliki dua struktur bangunan yang masih bisa terlihat di permukaan tanahnya. 

Baca Juga: Sejarah Raden Singaperbangsa, Bupati Pertama Karawang

Napak Tilas Situs Candi Cibuaya Karawang

Sekilas, situs Cibuaya merupakan kekayaan tak ternilai milik Pemerintah Kabupaten Karawang. Situs bersejarah ini berada di persawahan dengan ketinggian antara 4 sampai 5 meter di atas permukaan air laut. Dalam situs ini, terdapat dua bangunan utama bernama Lemah Duhur Lanang dan Lemah Duhur Wadon. 

Awal Penemuan Candi Cibuaya

Awalnya, perkiraan reruntuhan Candi Cibuaya adalah benteng Belanda. Namun, setelah penemuan arca Wisnu, asumsinya pun akhirnya berubah. Lima tahun kemudian, peneliti berhasil menemukan arca kedua, yakni arca Dewa Wisnu pada tahun 1957. 

Kemudian, penemuan arca-arca tersebut dibawa ke Jakarta dan disimpan di Museum Nasional. Dalam museum tersebut, peneliti menyebut hasil temuan sebagai Arca Wisnu I dan Arca Wisnu II. Hal inilah yang menjadi cikal bakal perawatan arca Wisnu oleh pemerintah terkait. 

Di Situs Candi Cibuaya Karawang, terdapat dua bangunan utama yang cukup populer. Keduanya adalah bangunan Lemah Duhur Lanang dan Lemah Duhur Wadon. Candi Lemah Duhur Lanang merupakan bangunan unik dengan kaki candi yang berbentuk persegi empat. Ukurannya sendiri sekitar 9 x 9.6 m. 

Baca Juga: Sejarah Bendungan Walahar Karawang, Peninggalan Belanda yang Masih Lestari

Selain itu, terdapat anak tangga yang berada di sisi sebelah barat laut. Sayangnya, kondisi tangga sudah rusak termakan usia. Meskipun begitu, kerusakan ini tak mempengaruhi daya tarik candi yang menyimpan nilai-nilai sejarah panjang. 

Arca Wisnu I dan II

Penemuan Arca Wisnu I di Candi Cibuaya Karawang terjadi ketika momen penggalian sumur pada tahun 1951. Penggalian tersebut berlangsung di wilayah Kecamatan Pedes oleh alm. Bapak Warsinah. Saat itu, ia berhasil menemukan arca setinggi 63 cm dalam sikap berdiri dan bertangan empat. 

Seni hias dalam penemuan ini menunjukkan kekhasan mirip arca-arca gaya Pallawa (Mamallapuram) dari abad ke VII atau ke-8 Masehi. Menurut para peneliti, penemuan arca-arca tersebut berasal dari abad ke-8 atau ke-9 Masehi. 

Sementara itu, penyerahan Arca Wisnu Cibuaya II berlangsung pada tahun 1957. Penyerahan tersebut dilakukan oleh alm. Bapak Saryu kepada Dinas Purbakala RI. Dalam penyerahan tersebut, terlihat arca memiliki tinggi 48 cm dengan sikap berdiri dan bertangan empat. 

Material arca Candi Cibuaya Karawang sendiri berasal dari batu hitam dengan polesan khusus. Hal ini menunjukkan ciri-ciri Pala di Bihar dan Engal di India Utara. Para peneliti memperkirakan bahwa arca tersebut berasal dari abad ke-9 Masehi. 

Penemuan Lingga Setinggi 1.11 Meter

Di puncak Candi Lemah Duhur Lanang ada sebuah lingga, tingginya 1.11 meter. Lingga ini memiliki diameter sekitar 40 cm yang menancap ke tanah. Dulu, peneliti menemukan lingga di reruntuhan kaki bangunan. 

Penemuan Lingga di Candi Lemah Duhur Lanang tersebut berbentuk semu. Bentuk bangunan hanya menampakkan bujur sangkar di bagian bawah. Sementara bagian atasnya berbentuk bulat. 

Sebagai informasi, bentuk lingga yang seharusnya adalah bujur sangkar di bagian bawah. Kemudian, bentuk segi delapan di bagian tengah dan bulat pada bagian atasnya. Meskipun begitu, satu hal pasti yang bisa ditarik kesimpulan bahwa penemuan lingga di Candi Lemah Duhur Lanang dipastikan bercorak Hindu. 

Bangunan Lemah Duhur Wadon

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Candi Cibuaya Karawang memuat penemuan bangunan bernama Lemah Duhur Wadon. Bangunan ini berbentuk persegi dengan ukuran 3.5 x 3.5 meter. Diketahui bahwa bangunan Lemah Duhur Wadon tersebut menggunakan material dari bata. 

Peneliti menemukan bangunan Lemah Duhur Wadon dalam kondisi yang sudah runtuh. Hanya tersisa bagian kaki bangunannya saja. Terkait hal tersebut, ada indikasi bahwa bangunan ini dulunya menghadap ke arah timur. 

Baca Juga: Kisah Misteri Gunung Sanggabuana Karawang, 4 Mitos yang Memikat Pendaki

Menurut para peneliti, penemuan di Candi Cibuaya Karawang harus mendapatkan perhatian secara simultan. Hal tersebut bertujuan agar Candi Cibuaya di Karawang bisa menjadi tempat yang layak untuk dikunjungi. Dengan demikian, situs candi bisa bermanfaat sebagai objek wisata sejarah dan kepurbakalaan yang menjadi kebanggaan masyarakat Karawang. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |