Menilik Sejarah Penjara Poncol Cimahi

7 hours ago 6

Penjara Poncol Cimahi atau yang terkenal sebagai Rumah Tahanan Militer Poncol, merupakan bangunan sejak masa penjajahan Belanda. Lokasi Lembaga Pemasyarakatan Militer (Lemasmil) Poncol ini terletak di Jalan Poncol Selatan, Baros, Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Hingga kini, bangunannya masih berdiri kokoh. Keaslian desain bangunan yang Pemerintah Belanda bangun pada tahun 1886 ini tetap terjaga dan tidak pernah mengalami perubahan sejak pertama kali ada. Dari dulu hingga sekarang, bentuknya pun masih sama.

Baca Juga: The Historich Cimahi, Gedung Bersejarah dan Jadi Cagar Budaya

Asal-Usul Penjara Poncol Cimahi

Selama 3,5 abad Belanda menjajah Indonesia, banyak warisan yang masih ada dan berfungsi dengan baik. Salah satunya penjara militer. Penjara tersebut terletak di belakang lapangan sepak bola Rajawali dan dengan megah menghadap Jalan Raya Gatot Subroto yang ada di Kota Cimahi. Meski begitu, di baliknya ada sejarah tersembunyi dan masih banyak orang yang belum mengetahui detailnya. Berdasarkan keterangan dari Kepala Seksi Rehab, Lemasmil Poncol didirikan oleh Pemerintah Belanda sebagai pengganti penjara di Semarang yang sudah sangat tidak layak dan tak manusiawi.

“Perencanaan untuk bangunan ini sejak tahun 1885 dan dibangun pada tahun 1886. Penjara Poncol Cimahi ini menggantikan penjara Semarang yang terletak di Jalan Poncol. Bangunan di sini dibuat sama persis dengan yang ada di Semarang,” jelas Mayor CHK Kowad Novi Susanti, Kepala Seksi Rehab Lemasmil Poncol kepada wartawan.

Dahulu Bernama Militaire Strafgevangenis

Dalam catatan sejarah pembangunan Lemasmil Poncol, bangunan ini Belanda sebut sebagai Militaire Strafgevangenis atau rumah tahanan militer. Sebuah artikel yang terbit pada 27 Januari 1886 silam menyebutkan bahwa setengah Batalyon Infanteri 4 serta penghuni penjara militer dalam Benteng Pendem Ambarawa di Semarang akan beralih ke kamp baru di Cimahi, yaitu Lemasmil Poncol. Proses pemindahannya dengan kapal laut menuju Tanjung Priok. Kemudian berlanjut menggunakan kereta api yang tiba di Cimahi pada 9 Oktober 1886.

Pada masa pendudukan Jepang, Penjara Poncol Cimahi atau Militaire Strafgevangenis berguna sebagai tempat tahanan para pemimpin dan anggota militer Hindia Belanda yang melawan pemerintahan Jepang. Lemasmil Poncol beroperasi sejak 1886, jadi saat ini bangunannya telah berusia 139 tahun. Meski begitu, struktur yang seluruhnya terancang Belanda bangun ini masih berdiri sangat kokoh. Hanya sedikit perawatan yang petugas lakukan di berbagai bagian bangunan.

“Sampai kini hanya ada renovasi kecil saja, karena tidak boleh ubah bentuk bangunan. Bahkan, warnanya juga masih sama seperti dahulu, dibuat semirip mungkin dengan dasaran warna putih,” kata Novi.

Ada Keunikan dari Sejumlah Ruangannya

Selain itu, Lemasmil Poncol berdiri di lahan seluas 4,7 hektare. Berbagai ruangan untuk staf serta Kalemasmil mengelilingi bangunan ini. Terdapat 4 blok untuk narapidana dan 1 blok untuk karantina.

Baca Juga: Teras Ciseupan Cimahi, Wisata Alam dan Kulineran Murah Meriah

“Di dalamnya terdapat 4 blok penjara dan 1 blok untuk karantina. Blok karantina berguna sebagai tempat sementara bagi tentara yang akan masuk penjara di sini sebelum pindah ke bloknya,” ujar Novi.

Sementara itu, hal uniknya terdapat kompor tungku dengan cerobong yang sudah ada sejak bangunan Penjara Poncol Cimahi berdiri. Hingga saat ini, kompor tersebut masih berguna untuk memasak makanan bagi prajurit yang sedang dalam masa pembinaan.

“Nah, itu salah satu uniknya, kompor tungku. Mungki dulunya pakai batubara juga untuk masak. Kalau sekarang pakai kayu, tapi tetap bentuknya seperti tungku,” jelas Novi.

Nama-nama Penghuni Lemasmil Poncol

Ada sejumlah nama dari kalangan militer yang pernah berada dalam sel di Lemasmil Poncol. Tentunya, sel tersebut dikelilingi oleh dua gerbang besar berwarna hitam di luar dan dalam. Contohnya, ada nama-nama yang terkenal seperti Letkol Untung Komandan Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa serta Mantan Wakil Perdana Menteri sekaligus Menlu di era Orde Baru Dr Soebandrio. Ia terlibat dalam peristiwa G30S PKI.

“Lalu ada Eddy Sampak, seorang narapidana fenomenal di tahun itu. Jadi, Eddy Sampak ini fenomenal di tahun 1977 karena membunuh anggota TNI yang bertugas sebagai juru bayar,” ucap Novi.

Saat ini, Penjara Poncol Cimahi hanya menampung sekitar 70 tahanan militer yang memiliki berbagai pelanggaran.

“Saat ini tersisa 70 tahanan yang memiliki kesalahan berbeda-beda. Kalau kasus narkotika tak ada, jadi yang ada di sini hanya prajurit yang akan kembali aktif lagi. Kalau yang dipecat enggak di sini dan keputusan dari pengadilannya sudah inkrah,” jelas Novi lagi.

Baca Juga: Sejarah Abattoir Tjimahi, Rumah Jagal Hewan Era Belanda

Sebagai tambahan, selain Penjara Poncol Cimahi, ternyata TNI punya penjara militer di daerah lainnya mulai dari Lemasmil Surabaya, Medan, Makassar, Banjarbaru dan di Sentani Papua. Meski begitu, hingga kini Penjara Poncol di Cimahi masih eksis berdiri tegak dan berfungsi dengan baik. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |