Mitos Gunung Sumbing, Kisah-kisah Mistis di Balik Keindahan Alam

1 day ago 11

Tahukan Anda mitos Gunung Sumbing? Gunung Sumbing merupakan salah satu gunung api tertinggi di Pulau Jawa, terletak di perbatasan tiga kabupaten: Magelang, Temanggung, dan Wonosobo. Bersama dengan Gunung Sindoro, keduanya terkenal sebagai “gunung kembar” karena bentuk dan letaknya yang saling berhadapan. 

Baca Juga: Mitos Danau Cipondoh Tangerang, Ular Mustika dan Buaya Putih

Keindahan alamnya memikat banyak pendaki, terutama melalui Jalur Garung yang populer. Namun, di balik pesonanya, Gunung Sumbing menyimpan berbagai mitos dan legenda yang menambah aura misteriusnya.

Asal Usul dan Deretan Mitos Gunung Sumbing

Gunung Sumbing tidak hanya terkenal karena keindahan alamnya yang memukau. Tetapi juga karena sejumlah mitos yang telah berkembang sejak lama. Mitos-mitos ini diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat sekitar dan pendaki gunung. Sehingga, menambah kesan mistis pada gunung yang tinggi dan megah ini. 

Setiap legenda memiliki cerita dan penjelasan yang menarik, memberikan warna tersendiri dalam perjalanan ke puncaknya. Berikut adalah beberapa mitos yang mengelilingi Gunung Sumbing.

Asal Mula Nama Sumbing

Legenda setempat menceritakan tentang sepasang suami istri yang memiliki dua anak dengan kepribadian bertolak belakang. Anak pertama terkenal baik hati dan sopan santun. Sementara, anak kedua nakal dan sering membuat masalah. 

Suatu hari, sang ayah yang kehilangan kesabaran memukul anak nakalnya hingga bibirnya sobek. Anak inilah yang kemudian bernama “Sumbing”, sementara saudaranya yang baik hati bernama “Sindoro”. Kisah ini dipercaya sebagai asal-usul penamaan Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro.

Penghuni Gaib: Jin dan Bidadari

Masyarakat sekitar meyakini bahwa mitos Gunung Sumbing dihuni oleh makhluk halus berupa jin baik. Mereka konon tidak menyukai pendaki yang melakukan perbuatan maksiat di kawasan gunung. 

Bahkan, ada cerita bahwa gunung ini pernah diduga akan meletus akibat maraknya perbuatan maksiat. Sehingga para jin berdoa agar pendaki mendapat peringatan berupa letusan atau kebakaran hutan. 

Selain itu, gunung ini juga dipercaya sebagai tempat tinggal para bidadari. Mereka menebarkan aroma harum melalui bunga edelweis yang tumbuh di puncaknya.

Peradaban Purba di Kaki Gunung

Tepatnya di lereng gunung, di Desa Ketangi, Kec. Kaliangkrik, Magelang, ada sebuah gua tersembunyi bernama Omah Watu. Gua ini memiliki ruangan berukuran 5×6 meter yang hanya bisa dimasuki melalui celah batu. 

Sekitar mulut gua, terdapat batu-batu besar dengan tekstur halus berupa relief dua dimensi bergambar wayang. Dalam ruangan, terdapat batu-batu yang tersusun rapi menyerupai meja yang masyarakat duga sebagai altar pemujaan. Warga setempat percaya bahwa tempat ini merupakan sisa peradaban purba yang belum banyak ilmuwan teliti.

Seorang warga Muntilan bernama Widodo Waluyo pernah mengunjungi Omah Watu dan menemukan sebuah celah yang mengarah ke ruangan besar dengan dinding berelief. 

Baca Juga: Mitos Ikan Dewa di Cibulan Kuningan, Konon Jelmaan Prajurit Prabu Siliwangi

Meskipun tidak berani masuk lebih dalam, warga percaya bahwa ruangan tersebut memiliki lorong atau jalur purba yang terhubung langsung ke Puncak Suroloyo di Perbukitan Menoreh. 

Keyakinan ini menambah misteri tentang mitos Gunung Sumbing, yakni adanya jaringan bawah tanah kuno di kawasan tersebut.

Penampakan Peri dan Sosok Misterius

Banyak pendaki dan warga sekitar mengaku pernah melihat sosok makhluk bercahaya di kawasan Gunung Sumbing. Makhluk tersebut masyarakat anggap sebagai peri atau jin yang ingin menyesatkan pendaki. 

Selain itu, ada cerita tentang penampakan orang tua berpakaian adat Jawa kuno yang duduk di pinggir jalur pendakian sambil menghisap rokok menyan. Sosok ini orang yakini sebagai penunggu gunung dengan kekuatan gaib. 

Ada juga kisah tentang rombongan orang berbaju putih yang orang anggap sebagai orang pintar yang sedang bertapa. Ada juga orang berbaju hitam sekitar kawah yang sedang melakukan ritual pesugihan.

Tempat Pesugihan

Mitos kawah Gunung Sumbing juga masyarakat percaya sebagai tempat pesugihan bagi mereka yang ingin memperoleh kekayaan secara instan. Orang-orang yang melakukan ritual ini biasanya membawa tumbal atau sesajen sebagai persembahan. Namun, praktik ini dianggap berbahaya dan bertentangan dengan ajaran agama.

Legenda dan cerita mistis Gunung Sumbing menambah daya tarik sekaligus kewaspadaan bagi para pendaki dan masyarakat sekitar. Cerita-cerita ini mencerminkan kekayaan budaya dan kepercayaan lokal yang patut kita hormati. 

Baca Juga: Menguak Mitos Curug Lawe di Ungaran Semarang dan Pesonanya

Itulah beberapa mitos Gunung Sumbing. Bagi para pendaki, selain menikmati keindahan alam, penting untuk menjaga sikap dan perilaku selama berada di gunung, menghormati adat istiadat setempat, serta selalu menjaga kelestarian lingkungan. Dengan demikian, kita dapat menikmati pesona Gunung Sumbing tanpa mengabaikan nilai-nilai yang masyarakat sekitar junjung tinggi. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |