Museum Talaga Manggung terletak di Kecamatan Talaga, Majalengka, Jawa Barat. Jaraknya sekitar 28 kilometer dari pusat Kota Majalengka dan mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Lokasinya yang berada di pinggir jalan utama membuat para wisatawan mudah menemukan keberadaan museum ini.
Baca Juga: Arsitektur Indische Empire Style dan Sejarah Bangunannya di Purwakarta
Bangunan museum berdiri tidak jauh dari Alun-alun Kecamatan Talaga. Lingkungan sekitar museum terasa sejuk karena di sekelilingnya merupakan pepohonan dan suasananya masih asri. Masyarakat maupun pelajar mengunjungi kawasan ini sebagai salah satu destinasi sejarah yang menarik.
Museum Talaga Manggung dan Sejarah Berdirinya
Bangunan bersejarah ini merupakan petilasan Kerajaan Talaga yang pernah berkuasa di Majalengka pada tahun 1371 hingga 1819 Masehi. Awalnya, bangunan ini bernama Bumi Alit dan menurut perkiraan berdiri pada masa Pangeran Sumanagara sekitar tahun 1820. Tepatnya setelah Hindia Belanda memindahkan pemerintahan Kerajaan Talaga ke Sindangkasih.
Untuk melestarikan peninggalan kerajaan, Yayasan Talaga Manggung terbentuk pada tahun 1991. Yayasan ini terdiri dari keturunan keluarga kerajaan yang berinisiatif menyelamatkan benda pusaka agar tidak hilang. Pada tahun 1993, bangunan Bumi Alit mengalami pemugaran dan menjadi Museum Talaga Manggung sebagai tempat penyimpanan benda sejarah.
Koleksi Benda Peninggalan Kerajaan Talaga
Museum ini menyimpan berbagai benda pusaka yang menjadi saksi kejayaan masa lalu Kerajaan Talaga. Koleksinya antara lain patung perunggu Simbar Kancana, arca Raden Panglurah serta berbagai senjata tradisional. Beberapa diantaranya adalah keris, tombak, kujang dan baju perang atau jirah.
Baca Juga: Bordir Tasik Kawalu, Sejarah Panjang Warisan Budaya di Tasikmalaya
Selain itu, terdapat juga meriam kuno, gamelan, kendi, guci logam hingga koin gobog yang dahulu berfungsi sebagai alat tukar. Di halaman museum terdapat Lingga Yoni dan Batu Palungguhan yang konon merupakan tempat duduk raja maupun ratu Talaga. Koleksi ini menjadi daya tarik utama bagi pengunjung yang ingin belajar tentang budaya dan sejarah Talaga.
Tradisi Nyiramkeun Pusaka Talaga Manggung
Salah satu tradisi budaya yang masih lestari di Museum Talaga Manggung adalah Nyiramkeun Pusaka Talaga. Ritual ini berlangsung setiap Senin terakhir di bulan Safar sebagai bentuk penghormatan terhadap benda pusaka peninggalan kerajaan.
Para kuncen mengambil air untuk prosesi ini dari 9 mata air di sekitar Talaga, seperti Gunung Bitung, Situ Sangiang dan Ciburuy. Mereka membawa air itu dengan bambu kuning lalu menyatukannya dalam kendi. Setelah itu, mereka menyiramkan benda-benda pusaka seperti arca, pedang dan gong dengan air tersebut sambil membacakan doa. Tradisi ini tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga menjadi sarana silaturahmi bagi keturunan Kerajaan Talaga.
Pesona Bangunan Talaga Manggung
Bangunan utama museum terdiri dari 3 ruangan. Ruangan depan menampilkan silsilah keluarga dan raja-raja Talaga. Sedangkan 2 ruangan lainnya menyimpan koleksi senjata, gamelan, keramik dan artefak bersejarah lainnya.
Di bagian halaman depan, pengunjung dapat melihat batu bersejarah yang menjadi bagian penting dari peninggalan kerajaan. Sementara itu, di bagian samping museum terdapat Leuit Kemendeti. Leuit Kemendeti adalah lumbung padi khas Talaga yang menjadi simbol kearifan lokal masyarakat setempat.
Peran Museum bagi Pendidikan dan Budaya
Keberadaan Museum Talaga Manggung memiliki arti penting bagi masyarakat Majalengka. Museum ini menjadi pusat edukasi sejarah yang mengenalkan generasi muda tentang kejayaan Kerajaan Talaga dan budaya leluhur. Koleksi yang ditampilkan juga menjadi bahan penelitian bagi sejarawan dan pelajar.
Selain sebagai pusat sejarah, museum ini juga menjadi lokasi penyelenggaraan berbagai acara budaya. Contohnya pagelaran seni tradisional dan upacara adat. Dengan demikian, museum tidak hanya menjadi tempat penyimpanan benda pusaka, tetapi juga pusat pelestarian budaya lokal.
Tantangan dan Upaya Pelestarian Museum
Seiring berjalannya waktu, bangunan yang sarat sejarah ini rupanya menghadapi tantangan dalam menjaga kelestarian koleksinya. Beberapa benda pusaka sempat dipindahkan ke rumah kerabat kerajaan untuk menghindari kerusakan dan kehilangan. Hal ini menimbulkan keprihatinan para sejarawan dan pemerhati budaya.
Pemerintah perlu melakukan upaya revitalisasi dan memberikan dukungan agar museum ini kembali berfungsi optimal. Dengan pengelolaan yang baik, museum ini dapat menjadi destinasi wisata sejarah unggulan di Majalengka sekaligus menjaga warisan budaya untuk generasi mendatang.
Baca Juga: Sejarah Pulo Geulis Bogor, Jejak dari Padjadjaran Menuju Harmoni Multikultural
Museum Talaga Manggung adalah saksi bisu kejayaan Kerajaan Talaga yang pernah berkuasa di tanah Majalengka. Koleksi bersejarah, tradisi Nyiramkeun Pusaka dan bangunan khasnya menjadi daya tarik bagi wisatawan maupun peneliti sejarah. Mengunjungi museum ini memberikan pengalaman berharga untuk mengenal warisan budaya lokal dan menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah daerah. Dengan dukungan semua pihak, Museum Talaga Manggung dapat terus menjadi pusat pelestarian sejarah dan budaya di Jawa Barat. (R10/HR-Online)