tirto.id - Washal artinya apa? Umat Islam seyogianya mengetahui ini karena diperlukan agar dapat membaca Al-Qur'an dengan fasih.
Lantas, apa itu washal? Hukum bacaan washal terdapat dalam ilmu apa? Apa arti washal? Tanda washal seperti apa? Tanda washal artinya apa saja?
Membaca Al-Qur'an tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Ada ilmu khusus untuk membaca Al-Qur'an atau dikenal dengan ilmu tajwid. Di antara materi ilmu tajwid, salah satunya membahas tentang washol, lawan dari waqaf.
Pengertian Washal dalam Ilmu Tajwid
Dalam bahasa Arab, washal berasal dari kata وصل yang artinya menyambung atau terus. Sementara itu, istilah ilmu tajwidnya adalah meneruskan bacaan pada tanda washal atau melanjutkannya tanpa mengambil napas, sebagaimana ditulis Nidlomatum Mukhlisotur Rohmah dalam Al-Quran Hadis (2020).
Oleh sebab itu, yang dimaksud dengan washal dalam istilah tajwid adalah menyambungkan bacaan ayat Al-Quran dengan memperhatikan tanda-tanda washal atau langsung pada akhir ayat dengan melanjutkannya ke ayat seterusnya.
Urgensi mempelajari hukum washal dalam ilmu tajwid adalah untuk menyesuaikan tilawah Al-Quran dengan makna ayat suci yang dibaca. Misalnya, apabila suatu ayat memiliki ketersambungan dengan ayat sebelum atau selanjutnya, namun pembaca malah berhenti, makna ayatnya akan terdistorsi atau malah melenceng.
Untuk mencegah hal itu, ada tanda-tanda washal yang mencegah qari atau pembaca Al-Quran berhenti dan sebaiknya meneruskan bacaannya.
Hukum Bacaan Washal dan Macam-Macamnya
Hukum bacaan washal dalam Al-Quran ada beragam, mulai dari sebaiknya melanjutkan, boleh berhenti atau boleh melanjutkan bacaan, hingga boleh berhenti dalam kondisi terpaksa (misalnya karena kehabisan napas).
Macam-macam bacaan washal ditandai dengan tanda yang berbeda-beda. Berikut ini macam-macam tanda washal dalam Al-Quran.
Washal Jaiz
Tanda washal jaiz menunjukkan bahwa pembaca Al-Quran boleh melanjutkan bacaan atau berhenti.
Tanda ini merupakan pilihan opsional bagi pembaca, serta tidak mempengaruhi makna ayat Al-Quran yang dibacanya.
Tanda washal jaiz juga memiliki tingkatan, ada washal jaiz yang lebih baik meneruskan bacaan. Ada juga yang lebih baik berhenti, serta washal jaiz yang tingkatannya setara: berhenti atau meneruskan bacaan tidak ada pengaruh sama sekali.
Tanda washal jaiz ini sama seperti waqaf jaiz. Sebab, ketentuannya serupa, yaitu boleh berhenti dan boleh meneruskan bacaan, kendati ada tingkatan baik dan buruknya.
Penjelasan mengenai jenis-jenis tanda washal jaiz adalah sebagai berikut.
1. Washal Jaiz Kafi (قلى)
Jaiz kafi adalah tanda washal yang menunjukkan bahwa pembaca Al-Quran sebaiknya berhenti, meskipun boleh meneruskan bacaannya. Washal jaiz kafi ini memiliki tanda (قلى).
2. Washal Jaiz Hasan atau Waslu Ula (صلى)
Tanda jaiz hasan atau waslu aula (ula) dilambangkan dengan simbol صلى yang terletak di atas ayat. Tanda washal ini bermakna bahwa pembaca Al-Quran sebaiknya melanjutkan bacaan daripada berhenti atau waqaf.
Kendati demikian, berhenti pun tidak apa-apa karena tidak banyak mengubah makna ayatnya.
3. Washal Jaiz Tasawi (ج)
Jaiz tasawi adalah tanda bahwa pembaca Al-Quran boleh berhenti dan boleh meneruskan bacaannya.
Tidak ada tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah. Keduanya setara. Tanda waqaf jaiz tasawi disimbolkan dengan huruf ج.
4. Washal Mujawwaz (ز)
Tanda washal mujawwaz menunjukkan bahwa pembaca Al-Quran tidak perlu berhenti dan sebaiknya melanjutkan bacaannya. Tanda washal mujawwaz dilambangkan dengan simbol ز.
Jika menemukan simbol tersebut, pembaca hanya boleh berhenti jika sudah kehabisan napas. Jika belum, sebaiknya dilanjutkan bacaan Al-Quran tersebut.
Di sisi lain, meskipun tidak ada tandanya, washal tetap dapat dilakukan di suatu ayat. Dengan catatan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
Pertama, pembaca Al-Quran dapat menyambungkan dua ayat, dengan catatan meneruskan harakat akhir huruf pada ayat pertama dengan ayat selanjutnya.
Misalnya, ketika membaca surah Al-Fatihah ayat 1-2, pelafalannya adalah sebagai berikut:
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Bacaan latinnya: "Bismillāhir-raḥmānir-raḥīmil hamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn"
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam," (QS. Al-Fatihah [1]: 1-2).
Kedua, ketika akan menyambungkan dua ayat yang pada akhir ayat pertama berharakat tanwin (fathatain, kasratain, atau dammatain), pelafalannya ditambah huruf nun (ن).
Contohnya terdapat pada surah Al-Ikhlas ayat 1-2 sebagai berikut:
قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ن ُللَّهُ ٱلصَّمَدُ
Bacaan latinnya: "Qul huwallāhu aḥadunillahuṣ-ṣamad"
Artinya: "Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu," (QS. Al-Ikhlas [114]: 1-2).
Contoh Washal dalam Al-Quran
Ada banyak contoh washal yang dapat ditemukan dalam Al-Qur'an. Berikut ini beberapa contoh washal yang dapat dicermati:
1. Contoh Washal Jaiz Kafi
Contoh bacaan dengan waqaf jaiz kafi terdapat pada surah An-Nahl ayat 30 sebagai berikut.
وَقِيلَ لِلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ مَاذَآ أَنزَلَ رَبُّكُمْ ۚ قَالُوا۟ خَيْرًا ۗ لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۚ وَلَدَارُ ٱلْءَاخِرَةِ خَيْرٌ ۚ وَلَنِعْمَ دَارُ ٱلْمُتَّقِينَ
Bacaan latin: "Wa qīla lillażīnattaqau māżā anzala rabbukum, qālụ khairā, lillażīna aḥsanụ fī hāżihid-dun-yā ḥasanah, wa ladārul-ākhirati khaīr, wa lani'ma dārul-muttaqīn"
Artinya: "Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: 'Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?' Mereka menjawab: '[Allah telah menurunkan] kebaikan'. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa," (QS. An-Nahl [16]: 30).
2. Contoh Washal Waslu Aula
Contoh bacaan Al-Quran dengan tanda waslu ula terdapat pada surah Al-An'am ayat 17 sebagai berikut.
وَإِن يَمْسَسْكَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Bacaan latinnya: "Wa iy yamsaskallāhu biḍurrin fa lā kāsyifa lahū illā huw, wa iy yamsaska bikhairin fa huwa 'alā kulli syai`ing qadīr"
Artinya: "Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu," (QS. An-An'am [6]: 17).
3. Contoh Washal Jaiz Tasawi
Contoh bacaan Al-Quran dengan tandawaqaf jaiz tasawi tertera dalam surah Az-Zukhruf ayat 35 sebagai berikut.
وَزُخْرُفًا ۚ وَإِن كُلُّ ذَٰلِكَ لَمَّا مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۚ وَٱلْءَاخِرَةُ عِندَ رَبِّكَ لِلْمُتَّقِينَ
Bacaan latinnya: "Wa zukhrufā, wa ing kullu żālika lammā matā'ul-ḥayātid-dun-yā, wal-ākhiratu 'inda rabbika lil-muttaqīn"
Artinya: "Dan [Kami buatkan pula] perhiasan-perhiasan [dari emas untuk mereka]. Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa," (Az-Zukhruf [43]: 35).
4. Contoh Washal Mujawwaz
Contoh washal mujawwaz terdapat pada surah An-Najm ayat 24-25 sebagai berikut.
أَمْ لِلْإِنسَٰنِ مَا تَمَنَّىٰ ز فَلِلَّهِ ٱلْءَاخِرَةُ وَٱلْأُولَىٰ
Bacaan latinnya: "Am lil-insāni mā tamannā. Fa lillāhil-ākhiratu wal-ụlā"
Artinya: "Atau apakah manusia akan mendapat segala yang dicita-citakannya? (Tidak), maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia," (QS. An-Najm [53]: 24-25).
tirto.id - Pendidikan
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Syamsul Dwi Maarif