Kilang minyak Balongan merupakan salah satu dari tujuh kilang minyak yang dikelola oleh PT Pertamina (Persero). Kilang minyak ini berada di Balongan, Indramayu, Jawa Barat dan telah melewati perjalanan panjang hingga meledak hebat pada Senin, 29 Maret 2021.
Baca Juga: Tugu Batalyon Beruang Merah, Penghadang Musuh dari Sektor Tasikmalaya Selatan
Jejak Sejarah Kilang Minyak Balongan Jawa Barat
Kilang Balongan merupakan lokasi ke enam dari tujuh kilang Direktorat Pengolahan PT Pertamina. Letaknya yang strategis, menjadikan kilang ini sebagai proyek besar untuk menjaga kestabilan pasokan BBM ke DKI Jakarta, Banten dan sebagian Jawa Barat.
Sekilas Tentang Kilang Minyak
Kilang minyak merupakan fasilitas produksi yang mengelola minyak mentah menjadi produk petroleum. Produk ini berguna secara langsung maupun tidak langsung sebagai bahan baku petrokimia.
Lebih lanjut, produk yang dihasilkan dalam kilang minyak cukup bervariasi. Di antaranya adalah gasoline atau minyak bensin, minyak diesel, dan kerosin atau minyak tanah.
Kilang minyak Balongan sendiri berguna untuk mengolah minyak mentah menjadi produk bahan bakar minyak, non BBM dan petrokimia. Beberapa produk yang dihasilkan ini mencakup premium, pertamax, pertamax turbo, decant oil, high octane mogas component (HOMC), solar, avtur, LPG dan propylene.
Sejarah Kilang Balongan
Kilang Balongan Refinery unit VI berlokasi di Jl. Raya Balongan-Indramayu KM 09, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Kilang ini memiliki luas area 250 ha yang terdiri dari beberapa unit. Di antaranya adalah unit operasi, ruang pusat pengendali kilang, area tangki umpan dan produk, serta gedung perkantoran.
Kilang Balongan berdiri pada tahun 1990 melalui proyek export oriented refinery I (EXOR-I). Pembangunan kilang minyak ini berguna untuk meningkatkan nilai tambah bagi negara melalui ekspor sektor migas dan non migas, sesuai dengan kebijakan pemerintah.
Secara resmi, kilang Balongan unit VI beroperasi pada tahun 1994. Wilayah kerja kilang ini mencakup Balongan, Salam Darma yang terletak di Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Subang, Jawa Barat. Lokasinya sendiri berada kurang lebih 200 km dari arah timur Jakarta.
Pada tahun 2003, terjadi revamping tahap 1 untuk meningkatkan kapasitas produksi. Saat itu, kapasitas produksi kilang minyak Balongan menjadi 130 MBSD dengan rasio 50% crude oil Duri dan 50% crude oil Minas.
Baca Juga: Mengulas Sejarah Kerajaan Saunggalah Kuningan yang Berasal dari Keturunan Galuh
Setelah itu, pada tahun 2005 berdiri Kilang Langit Biru Balongan (KLBB). Kilang minyak ini memiliki kapasitas desain sebesar 52 MBSD, selaras dengan Program Indonesian Mogas Unleaded. Pendirian KLBB menjadi satu-satunya produsen produk ramah lingkungan dengan spesifikasi High Octane Mogas Component (HOMC) di Indonesia.
Revamping Tahap II
Pada tahun 2008, dilakukan revamping tahap II untuk meningkatkan produksi propylene. Tahapan ini berlangsung dengan melakukan penggantian tipe catalyst cooler RCC dari tipe backmix menjadi flow through. Hal tersebut memungkinkan RCC dapat mengolah feed dengan kandungan MCRT lebih tinggi.
Selanjutnya, pada tahun 2013 terdapat ekspansi di bidang petrokimia dengan mendirikan kilang ROPP untuk meningkatkan produksi propylene berkapasitas desain 490 MTPD.
Pengambangan berlanjut hingga pengalihan pengelolaan Kilang LPG Mundu ke Direktorat Gas dan Energi Baru Terbarukan. Tahapan ini berlangsung pada tahun 2015.
Kemudian, kilang Balongan mengembangkan produk bahan bakar khusus (BBK) Pertalite RON 90 pada tahun 2016. Tak hanya itu saja, pabrik juga mengembangkan pertamax plus RON 95 menjadi produk pertamax turbo RON 98 yang meluncur pada 13 Juli 2016.
Insiden Kebakaran
Pada tahun 2021, kilang minyak Balongan mengalami peristiwa kebakaran yang berdampak cukup besar. Padahal, kilang minyak yang terbakar ini memiliki kontribusi besar dalam menghasilkan pendapatan bagi PT Pertamina maupun bagi negara.
Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional, Ifki Sukarya, menyebutkan bahwa insiden kebakaran di Kilang Minyak terjadi pada tangki T-301G. Kebakaran ini terjadi pada 29 Maret 2021, mulai sekitar pukul 00.45 dini hari.
Sebagai informasi, kilang Balongan berupaya untuk menjadi kilang minyak terkemuka di Asia pada tahun 2025. Berbagai inisiatif kreatif terus dilakukan untuk mewujudkan misi menjadi kilang Refinery berkelas di Asia.
Saat ini, kilang Balongan memiliki kapasitas sebesar 125.000 barel per hari. Setelah modifikasi, peningkatan produksi akan terus berlanjut untuk mewujudkan visi bersaing di Asia dengan kapasitas menjadi 240.000-250.000 barel per hari.
Baca Juga: Kisah Terowongan Lampegan Cianjur, Jalur Kereta Api Tertua di Indonesia
Kilang minyak Balongan menjadi salah satu proyek besar untuk menghasilkan pendapatan bagi negara. Kilang minyak Balongan ini terus bertekad untuk mempertahankan dan meningkatkan kelangsungan bisnis operasi pangan yang profitable, namun tetap berkelanjutan. (R10/HR-Online)