Perkembangan Islam Dunia Benua Amerika dan Pengaruh Muslim di AS

5 hours ago 2

tirto.id - Perkembangan Islam di Amerika sudah berlangsung jauh sebelum pendaratan Columbus, kendati dirinya diklaim sebagai penemu benua tersebut. Lantas, bagaimanakah sejarah masuknya Islam di Amerika?

Mengutip informasi Pew Research Center, populasi muslim di Amerika mencapai angka 1,34 persen per 2021. Angka itu ditemukan dari sensus agama penduduk, berjumlah kisaran lebih dari 4,45 lebih jiwa.

Di negeri Paman Sam tersebut, Islam menjadi agama paling besar nomor tiga. Di atas banyaknya penduduk muslim, terdapat mayoritas penduduk beragama Yahudi 2,4 persen dan Kristen 67 persen.

Sejarah Masuknya Islam ke Benua Amerika

Perkembangan Islam di Benua Amerika dianggap telah muncul sebelum kehadiran Columbus. Pengelana yang diklaim menemukan Amerika ini mendarat di Benua Amerika pada Oktober 1942 silam.

Dikutip dari modul Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XII (2019) terbitan Kemdikbud, diperkirakan bahwa Islam pertama kali masuk ke benua Amerika pada abad 9 Masehi. Pada waktu itu, beberapa suku Indian seperti Alqonquin dan Iroquis sudah ada yang berstatus muslim.

Kendati demikian, ada pula versi lain yang menyatakan perkembangan Islam di Benua Amerika masuk pada abad ke 16. Saat itu, ada dua orang muslim pertama dari Amerika Utara, yaitu Estevanico dan Azamor.

Estevanico merupakan orang Berber dari Afrika Utara. Dia menjelajah ke Arizona dan New Mexico dari Kerajaan Spanyol. Kemudian Estevanico sampai ke Amerika sebagai budak penjelajah Spanyol pada abad ke 16.

Pada abad yang sama, banyak budak dari Afrika Selatan yang dikirim ke Amerika Utara sejak tahun 1520. Jumlahnya sekitar 500 ribu jiwa atau kurang lebih 4,4 persen dari total budak yang mencapai 11.328.000 jiwa.

Kurang lebih 200 ribu jiwa budak yang dikirim ke Amerika Utara rata-rata berasal dari negara yang sudah mengenal Islam. Adapun perkembangan Islam di Amerika diperkirakan makin banyak pada 1875 sampai 1912.

Periode itu termasuk sebagai gelombang pertama, meliputi imigran dari kawasan pedesaan Suriah, Yordania, Palestina, dan Israel. Awalnya, negara tersebut merupakan bagian dari Suriah Raya di bawah kendali Kekhalifahan Turki Utsmani (Ottoman).

Usai kekhalifahan ini runtuh pada Perang Dunia I (PD I), terjadi migrasi gelombang kedua kaum muslimin Timur Tengah ke Amerika. Riwayat ini sejalan dengan dimulainya praktek kolonialisme Barat ke Timur Tengah.

Secara umum, para peneliti sejarah berpandangan bahwa kedatangan imigran ke Amerika melalui beberapa periode atau gelombang. Perbedaan ini yang menyebabkan penyebaran Islam di Benua Amerika meluas.

Perkembangan Islam di Amerika Serikat

Sejarah masuknya Islam di Amerika Serikat (AS) ikut serta dalam memengaruhi kehidupan di negara tersebut. Berbagai hal yang dipengaruhi oleh keberadaan muslim ini bersifat langsung maupun tidak langsung.

Dalam Sejarah Perkembangan Islam di Amerika (Jurnal Al Daulah, Vol. 4, No. 2, 2015), Subehan Khalik menyatakan warga lokal terkena pengaruh interaksi imigran muslim. Baik itu dalam sektor politik, demografi, perdagangan, atau ekonomi.

AS merupakan negara penganut paham demokrasi liberal dan cenderung sekuler. Namun demikian, orang-orang di sana menyetujui bahwa seseorang atau rakyat diberikan hak kebebasan beragama.

Awalnya, Islam dinilai sebagai agama imigran Timur Tengah atau Pakistan di sejumlah kota. Kemudian secara perlahan-lahan semakin menunjukkan eksistensinya, misal lewat kemunculan Black Moslem.

Kekuatan Black Moslem dengan tokohnya bernama Elijah Muhamad melakukan aktivitas di Kota Chicago. Orang-orang yang ada di dalamnya rata-rata berkulit hitam.

Mereka kerap menuntut adanya persamaan hak, tanpa membedakan warna kulit seperti halnya syariat agama Islam. Black Moslem pun membawa pengaruh cukup luas, bahkan banyak tokoh di negara AS yang masuk Islam.

Di antaranya orator ulung Malcom (Al Haji Malik Al Sabah) dan mantan petinju Casius Clay (Muhammad Ali). Baik itu Muhammad Ali maupun Malik, kedua orang ini turut mendakwahkan Islam di AS.

Sepeninggal Muhammad Ali, anaknya yang bernama Wallace Muhammad memegang tongkat estafetnya. Dia memegang organisasi Nation of Islam, kemudian berganti nama menjadi World Community of Islam in West di tahun 1976.

Perubahan nama bertujuan untuk menjangkau dakwah secara lebih luas. Di bawah kepemimpinan Wallace Muhammad, perkembangan Islam di Amerika pun mengalami kemajuan.

Misalnya dakwah anti-rasial yang diembannya sesuai ajaran Islam, mengetuk banyak orang untuk belajar agama ini. Dengan begitu, mereka mulai belajar menoleransi perbedaan warna kulit hingga ras.

Pada 30 April 1980, nama World Comunity of Islam in West mengalami perubahan sapaan lanjutan menjadi American Muslim Mission (AMM). Langkah tersebut dilakukan untuk meneguhkan misi organisasi.

Sementara itu, organisasi maupun institusi Islam makin bertebaran di AS seiring berjalannya waktu. Di Kota Chicago berdiri Islamic Institute, gedung proyek Organsasi Konferensi Islam International yang berkedudukan di Jeddah.

Gedung ini dilengkapi dengan perpustakaan, ruang kuliah, aula, dan kelengkapan lainnya untuk belajar Islam. Kemudian, Islamic Center ditemukan pula di Los Angeles sebagai pusat ceramah dan aktivitas islami lainnya.

Sementara itu, Islamic Society of North of America (ISNA) muncul di Mansfield, Indianapolis, AS. Organisasi ini menjadi pusat studi Islam dan memiliki masjid dengan kapasitas hingga 1.000 jamaah.

Bukan hanya itu, ISNA juga turut berkoordinasi dengan sejumlah organisasi mahasiswa muslim. Di antaranya terdapat Muslim Student Association (MSA), organisasi dokter muslim, dan sarjana muslim.

MSA diketahui memiliki penerbitan buku MSA Islamic Book Service, studio rekaman, memproduksi film-film tv, dan percetakan. Salah satu media yang diterbitkan, yaitu Majalah Al-Ijtihad (persatuan).

Islam di Amerika kian memperoleh tempat khusus dalam masyarakat setempat. Kaum muslim di sana dinilai memberikan kontribusi besar untuk kemajuan, khususnya pembangunan.

Lalu, tokoh-tokoh muslim juga mendapatkan kesempatan menduduki jabatan di jajaran petinggi AS. Sebagai contoh, Keith Ellison adalah anggota Kongres Muslim yang kali pertama dilantik di Amerika.

Dia menjadi perwakilan dari distrik 5 Minnesota. Adapun Keith diambil sumpahnya menggunakan salinan kitab suci Al Quran milik Thomas Jefferson.

Kendati umat Islam di AS mendapatkan tekanan serius usai serangan menara kembar WTC pada 11 Sepetember 2001 silam, hal ini tidak dapat menyurutkan perkembangan Islam di Amerika.

Shamsi Ali selaku Imam Besar Islamic Centre di New York saat itu, seperti dikutip laman Antaranews, menjelaskan bahwa ada titik balik setelah kejadian tersebut.

Robert O Blake Jr yang menjabat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Amerika Serikat untuk Indonesia, menyatakan pada 9 Juli 2015, agama Islam berkembang sangat pesat di AS.

Lebih spesifik lagi, salah satu wilayah yang perkembangan muslimnya paling pesat ada di negara bagian Texas. Di dalam wilayah tersebut, Islam menjadi agama paling besar kedua yang diterima dan dihormati.


tirto.id - Pendidikan

Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Yuda Prinada

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |