Profil Oriental Circus Indonesia & Kaitannya dengan Taman Safari

5 hours ago 2

tirto.id - Oriental Circus Indonesia (OCI) kembali memnjadi perbincangan publik usai sejumlah eks karyawan OCI melapor ke Kementerian HAM, atas dugaan eksploitasi, perbudakan, serta pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang mereka alami.

Sejumlah eks karyawan OCI mengaku mendapat tindakan kekerasan selama bermain untuk OCI. Berdasarkan pengakuan korban, dugaan eksploitasi anak dilakukan oleh para pemilik OCI dan Taman Safari Indonesia (TSI) itu sejak 1970-an.

Menanggapi hal tersebut, pihak Taman Safari Indonesia (TSI) ogah disangkutpautkan dengan tudingan yang dialamatkan oleh eks pemain sirkus OCI dan menilai menilai tidak ada hubungannya antara TSI dengan OCI.

“Jadi ini disini jelas adalah dua bisnis yang berbeda. Pemain OCI tidak ada di daftar karyawan,” ucap Barata Mardikoesno, Corporate Secretary Taman Safari Indonesia (TSI) kepada awak media, Kamis (17/4/2025).

Lantas, adakah kaitan OCI dengan TSI? Berikut profil Oriental Circus Indonesia & kaitannya dengan Taman Safari.

Salah satu nama yang tak terpisahkan dari beridirinya Taman Safari Indonesia (TSI) ialah Hadi Manansang. Pada tahun 195-an, Hadi Manansang bersama ketiga anaknya memulai semua itu dengan mengamem di alun-alun, lapangan, kelenteng, sekolah, hingga paguyuban Tionghoa.

Mereka melakukan sirkus berupa atraksi dan bermain trisula (tombak bermata tiga) di jalanan sambil menjual obat koyok ramuan sendiri.

Pada kurun waktu 1963 - 1964, Hadi membentuk Bintang Akrobat dan Gadis Plastik. Selang tiga tahun Hadi meluncurkan Oriental Show yang berganti nama dengan Oriental Circus Indonesia pada 1972.

Di awal-awal pementasan Oriental Circus Indonesia, Hadi bersama anak-anaknya, mempersiapkan atraksi tersebut mulai dari pemain sirkus, melatih satwa, menjahit tenda, menyediakan konsumsi, mengangkat peralatan, serta mengurus perizinan.

Berangkat dari Oriental Circus Indonesia dan kecintaan Hadi terhadap hewan ini lah, yang membuat Taman Safari Indonesia tercipta.

Tepatnya pada 1981, ketiga anak Hadi Manansang, yaitu Tony Manansang , Jansen Manansang dan Frans Manansang terlibat dalam pendirian Taman Safari Indonesia (TSI).

Kemudian, Taman Safari baru resmi dibuka di Cisarua, Bogor, pada April 1986 hingga menjadi wisata nasional pada 16 Maret 1990.

Menghimpun dari berbagai sumber, di era 1990an, Oriental Circus Indonesia tampil berbagai panggung internasional, seperti di Amerika Serikat, Inggris dan China.

Oriental Circus Indonesia memiliki kru yang berjumlah hingga 70 orang. Dalam setiap tahunnya, Oriental Circus Indonesia berkeliling lebih dari 15 kota setiap tahunnya.

Jumlah penonton dalam pertunjukkan OCI juga mencapai 1.500 penonton. Jumlah tersebut menjadi bukti bahwa kehadiran OCI memikat hati masyarakat.

Kemudian, memasuki tahun 2010-an, pertunjukan OCI Taman Safari mulai jarang terlihat. Hal ini disebkan oleh pemerhati satwa yang mengkritik OCI Taman Safari semakin kuat. Tak hanya itu, biaya produksi juga kianntinggi dan minat masyarakat telah bergeser.

Kemudian, pada 2016 OCI Taman Safari tampil di acara Hanoman The Dreamer di Jakarta Utara, hasil kolaborasi dengan pemain dari Eropa.

Kemudian, pada Rabu 1 Mei 2019, Pemain sirkus yang tergabung dalam Oriental Circus Indonesia beraksi saat pertunjukan bertajuk "The Great 50 Show" di kawasan Kuta, Bali.

The Great 50 Show merupakan pertunjukan kombinasi sirkus tradisional dan modern yang memadukan berbagai atraksi sirkus klasik dengan teknologi drone, laser, video mapping dan live music, menurut laporan ANTARA.

Dan pada tahun 2019, layar OCI resmi turun karena desakan etika, biaya operasional yang semakin tinggi, serta belakangan ada pengakuan yang pilu dari para eks pemainnya.

Saat ini, Tony Sumampau merupakan Komisaris Taman Safari Indonesia (TSI). Sementara Jansen Manansang menjabat sebagai direktur sekaligus pengelola Taman Safari Indonesia di Puncak, Bogor.


tirto.id - Edusains

Kontributor: Sarah Rahma Agustin
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Beni Jo

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |