harapanrakyat.com,- Jembatan Bailey yang merupakan inovasi rekayasa di dunia konstruksi ternyata memiliki sejarah panjang. Apalagi jembatan tersebut sering digunakan saat terjadi kondisi darurat ketika terjadi bencana ataupun sebagai akses sementara ke daerah terisolir.
Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, inovasi jembatan ini lahir karena kebutuhan untuk Perang Dunia II. Di tahun 1941, prototipe jembatan tersebut berhasil dibuat. Di tahun yang sama, produksi massal jembatan tersebut pun dimulai.
Sejarah Jembatan Bailey di Masa Perang Dunia II
Jembatan darurat ini awal mulanya dirancang oleh seorang insinyur yang juga seorang pegawai di Kantor Perang Inggris, Sir Donald Coleman Bailey. Ia adalah seorang yang hobi membuat model berbagai jembatan.
Pada tahun 1936, ia mencoba mengajukan proposal pertamanya, namun mendapatkan penolakan. Tak menyerah begitu saja, ia pun kembali mengajukan hasil rancangannya di tahun 1940. Tepat pada 14 Februari 1941, akhirnya Departemen Pasokan Inggris meminta prototipe skala penuh. Benar saja, akhirnya pada 1 Mei 1941 konsep matang jembatan ini pun berhasil selesai.
Baca juga: Longsor Meluas di Jembatan Cikaleho, Jalur Ciamis–Cirebon Ditutup Total
Kemudian, Desain inovatif ini kemudian diuji secara ketat di Experimental Bridging Establishment (EBE) di Christchurch, Hampshire. Setelah terbukti andal, produksi massal pun dimulai pada Juli 1941, melibatkan lebih dari 650 perusahaan.
Sementara penggunaan pertamanya di medan perang oleh Korps Insinyur Kerajaan (Royal Engineers) di Afrika Utara pada tahun 1942.
Dengan adanya jembatan tersebut, mengantarkan kesuksesan tentara sekutu dalam peperangan. Apalagi kemampuan jembatan ini dapat dibangun dengan cepat, bisa dilalui kendaraan berat untuk melintasi sungai maupun jurang yang jembatannya dihancurkan oleh musuh.
Karakter Jembatan Bailey
Jembatan Bailey pada dasarnya adalah jembatan rangka baja pra-fabrikasi yang bersifat portable. Sementara strukturnya terdiri dari komponen-komponen standar yang disusun seperti lego raksasa. Sedangkan untuk setiap panel rangka baja ini memiliki panjang sekitar tiga meter, tinggi 1,5 meter, dan berat 260 kilogram.
Kemudian, karena alasan fleksibilitas, jembatan bailey menjadi solusi saat kondisi darurat, terutama karena sifatnya modular. Jembatan ini tersusun dari panel rangka standar yang bisa disambung sesuai panjang bentangan.
Lalu, jembatan ini memiliki keunggulan portabel. Komponennya berukuran relatif kecil sehingga mudah diangkut menggunakan truk biasa ke daerah terpencil. Dan terakhir, perakitannya cepat karena tidak memerlukan alat berat, cukup menggunakan tenaga manusia dan peralatan sederhana (hand tools). Pasalnya, seluruh komponen disambung menggunakan pin dan baut.
Pahlawan Konektivitas di Indonesia
Di Indonesia, Jembatan Bailey masih menjadi andalan utama pemerintah, khususnya Kementerian PUPR, dalam penanganan infrastruktur pasca-bencana. Kemampuan pemasangannya yang cepat sangat efektif untuk memulihkan konektivitas di daerah terpencil yang terisolasi.
Sejak Tsunami Aceh dan Nias pada 2004, Jembatan Bailey telah digunakan secara masif untuk membuka akses bagi penyaluran bantuan kemanusiaan. Contoh lain termasuk saat jembatan ini dipasang di lokasi Banjir Lumpur Sidoarjo (2006) untuk menjaga kelancaran arus logistik, hingga penanganan kerusakan Jembatan Waiburak dua di Flores Timur.
Pada akhir November 2016, Jembatan Bailey juga pernah dipasang di atas Sungai Ciputrapinggan. Pasalnya, jembatan tersebut nyaris putus dan ambruk karena tergerus air sungai ketika intensitas hujan tinggi dan mengakibatkan debit air sungai meningkat. Tepat pada Minggu (9/10/2016), arus kendaraan menuju Pangandaran dan sebaliknya lumpuh total.
Jembatan Ciputrapinggan yang amblas dan nyaris putus akibat terbawa arus deras sungai pada tahun 2016. Foto: Dok/HRSetelah adanya pemasangan jembatan tersebut, arus lalu lintas pun mulai berangsur normal, begitu juga kegiatan ekonomi masyarakat. Sementara jembatan bailey dipasang, pemerintah memperbaiki jembatan utama sebagai akses kendaran yang masuk wilayah Pangandaran.
Terbaru, Jembatan Cikaleho yang berada di Desa Buniseuri, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis terdampak longsor hingga membuat jalur Ciamis-Cirebon ditutup total per Minggu (24/11/25).
Sebagai penanganan darurat untuk jalur transportasi, pemerintah langsung mendatangkan jembatan bailey dari wilayah Cikampek melalui jalur Cirebon, Kuningan, Cikijing dan berakhir di lokasi bencana. Dari gambaran sejarah jembatan bailey di atas, membuktikan bahwa inovasi sederhana dari masa lalu masih sangat relevan untuk masyarakat, terutama saat terjadi bencana. (Muhafid/R6/HR-Online)

2 days ago
16

















































