tirto.id - Surah yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. adalah Al-Alaq ayat 1-5. Peristiwa turunnya wahyu pertama ini dikenal umat Islam sebagai Nuzulul Quran.
Lantas, bagaimana peristiwa sejarah Nuzulul Quran singkat? Peristiwa nuzulul quran terjadi pada tanggal berapa?
Peristiwa Nuzulul Quran terjadi di Gua Hira, Kota Makkah pada sebuah malam bulan Ramadan yang bertepatan dengan Agustus 610 M. Peristiwa Nuzululquran juga menjadi tanda diutusnya Nabi Muhammad Saw. sebagai Nabi dan Rasulullah.
Sejarah dan Kisah Peristiwa Nuzulul Quran 17 Ramadan
Dalam usia ke-40 tahun, Muhammad sering melakukan khalwat (mengasingkan diri pada tempat yang sunyi untuk bertafakur, beribadah, dan sebagainya) di Gua Hira. Gua ini terletak di puncak Gunung Hira sejauh 7 farkhah sebelah utara Makah. Ukuran panjangnya 4 hasta dan lebarnya 1,75 hasta.
Aktivitas khalwat ini dilakukan oleh beliau pada bulan Ramadan selama 3 tahun. Di dalam Sejarah Hidup Muhammad, Muhammad Husain Haekal menuliskan, pada suatu malam ketika Muhammad sedang tertidur dalam gua, datanglah Malaikat Jibril membawa sehelai lembar seraya berkata kepadanya: “Iqro (bacalah)”.
Dengan terkejut Muhammad menjawab “Saya tidak dapat membaca”.
Jibril mendekap hingga beliau sesak kemudian melepaskan Muhammad sembari berkata lagi, “Bacalah”. Mendengar ini, Muhammad menjawab, “Apa yang akan saya baca?"
Selanjutnya, Jibril mendekap untuk kedua kalinya dan berkata, “Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya...” (Q.S. Al-Alaq:1-5).
Di dalam bukuMuhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik oleh Martin Lings (2015:84), diceritakan bahwa setelah kejadian itu Muhammad gelisah kalau-kalau ia terilhami jin atau mengalami kesurupan.
Ia kemudian berlari dari gua. Di tengah perjalanan menuruni bukit, Muhammad mendengar suara dari atasnya, “Hai Muhammad! Engkau utusan Allah dan aku Jibril”. Beliau menengadah dan melihat jelas rupa Malaikat Jibril.
Malaikat Jibril kemudian berkata hal yang sama untuk kedua kalinya “Hai Muhammad! Engkau Rasulullah dan aku Jibril”. Kemanapun beliau memandang arah, Jibril selalu ada di sana.
Sesampainya di kediamannya, ia berseru kepada Khadijah, “Selimuti aku! Selimuti aku” dengan tubuh yang masih gemetar di atas dipan.
Peristiwa Nuzululquran menjadi titik penting bagi kehidupan Muhammad. Sejak saat itu, ia Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib dari Bani Hasyim dinobatkan Allah sebagai Nabi dan Rasulullah. Sejak saat itu pula, ajaran-ajarannya berkumandang ke seluruh dunia hingga ribuan tahun kemudian.
Waktu Terjadinya Peristiwa Nuzulul Qur'an
Peristiwa nuzulul quran terjadi pada bulan Ramadan. Namun, terkait peristiwa Nuzulul Quran terjadi pada tanggal berapa, terdapat perbedaan pandangan para ulama.
Pendapat pertama, peristiwa Nuzulul Quran diyakini jatuh pada 17 Ramadhan.
Pendapat kedua, sejarah malam Nuzulul Quran terjadi pada salah satu malam terakhir di 10 hari bulan Ramadhan.
Pendapat ketiga, sejarah singkat Nuzulul Quran berkaitan dengan turunnya Al-Qur'an pada malam ganjil 10 hari terakhir Ramadhan meliputi 21, 23, 25, 27, dan 29.
Pendapat keempat, Nuzulul Quran berlangsung pada salah satu malam pada tujuh hari terakhir Ramadhan.
Pendapat kelima, Nuzulul Quran terjadi pada malam ke-24 Ramadhan.
Pendapat keenam, Nuzulul Quran jatuh pada malam 27 Ramadhan.
Pendapat ketujuh, Nuzulul Quran berlangsung pada malam terakhir bulan Ramadhan.
Dalil tentang Nuzulul Qur'an
Ada banyak dalil tentang Nuzulul Quran baik dalam Al-Qur'an maupun hadis. Beberapa di antaranya bahkan menjelaskan tentang sejarah Nuzulul Quran dan keutamaannya. Berikut ini dalil Nuzulul Quran:
1. Surah Ali Imran Ayat 155
اِنَّ الَّذِيْنَ تَوَلَّوْا مِنْكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِۙ اِنَّمَا اسْتَزَلَّهُمُ الشَّيْطٰنُ بِبَعْضِ مَا كَسَبُوْا ۚ وَلَقَدْ عَفَا اللّٰهُ عَنْهُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ حَلِيْمٌ ࣖ
Arab Latinnya:
Innal-lażīna tawallau minkum yaumal-taqal-jam‘ān(i), innamastazallahumusy-syaiṭānu biba‘ḍi mā kasabū, wa laqad ‘afallāhu ‘anhum, innallāha gafūrun ḥalīm(un).
Artinya:
"Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antara kamu pada hari ketika dua pasukan bertemu, sesungguhnya mereka hanyalah digelincirkan oleh setan disebabkan sebagian kesalahan [dosa] yang telah mereka perbuat. Allah benar-benar telah memaafkan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun," (QS. Ali Imran [3]: 155).
2. Hadis Bukhari dan Muslim
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Artinya:
"Carilah Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil dari 10 malam terakhir Ramadhan," (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Hadis Bukhari
الْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ، فِي تَاسِعَةٍ تَبْقَى، فِي سَابِعَةٍ تَبْقَى، فِي خَامِسَةٍ تَبْقَى
Artinya:
"Carilah Lailatul Qadar pada 10 malam terakhir Ramadhan, pada malam kesembilan yang tersisa, ketujuh yang tersisa, atau kelima yang tersisa," (HR. Bukhari No. 2021).
4. Hadis dari Aisyah Ra.
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ
"Carilah Lailatul Qadar pada tujuh malam terakhir [dari Ramadhan]," (HR. Muslim No. 1165).
5. Hadis dari Ubay bin Ka'ab Ra.
وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُهَا، وَأَكْثَرُ عِلْمِي أَنَّهَا اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا، هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ
Artinya:
"Demi Allah, sungguh aku mengetahui [Lailatul Qadar], dan yang paling aku yakini adalah bahwa ia adalah malam yang Rasulullah SAW perintahkan kami untuk menegakkannya [dengan ibadah], yaitu malam ke-27," (HR. Ahmad No. 16370).
Mengapa Nuzulul Quran Jatuh pada Tanggal 17 Ramadhan?
Pendapat yang lazim digunakan di Indonesia mengenai peringatan malam Nuzulul Quran adalah 17 Ramadhan. Ini merujuk pada Surah Al-Anfal ayat 41 sebagai berikut:
"...jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami [Nabi Muhammad] pada hari al-furqān [pembeda], yaitu pada hari bertemunya dua pasukan...," (QS. Al-Anfal [8]: 41).
Hari Furqan tersebut ditafsirkan sebagai hari jelasnya kemenangan umat Islam dan kekalahan kaum kafir dalam Perang Badar, yaitu Jumat, 17 Ramadan 2 Hijriah.
Dengan demikian, hari turunnya Al-Quran (dalam ayat tersebut dilukiskan sebagai 'apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami') diperkirakan 17 Ramadan.
tirto.id - Edusains
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fitra Firdaus
Penyelaras: Syamsul Dwi Maarif