Temuan Fosil Nenek Moyang Kura-kura Hutan Asia Berevolusi di Eropa

2 weeks ago 23

Tim ahli paleontologi mencatat hasil temuan fosil nenek moyang kura-kura hutan Asia. Kura-kura ini merupakan spesies Manouria morla yang hidup pada Miosen Awal di rawa-rawa, sekitar 20 dan 17 juta tahun lalu. Kini wilayah tersebut terkenal sebagai Republik Ceko.

Baca Juga: Peneliti Temukan Jamur Lichen Oranye di Atas Fosil Dinosaurus

Manouria morla merupakan spesies purba dari keturunan Manouria. Kini, spesies tersebut hidup di Asia Tenggara. Spesies ini mencakup empat yang telah punah dan dua spesies masih hidup. Dua spesies yang masih hidup mencakup kura-kura hutan Asia (Manouria emys) dan kura-kura impresi (Manouria impressa). 

Mengungkap Hasil Temuan Fosil Nenek Moyang Kura-kura Hutan Asia

Tim ahli paleontologi berhasil mengungkap fosil purba dari genus Manouria. Diketahui bahwa genus tersebut merupakan keluarga kura-kura purba yang pernah hidup di tanah Eropa, mungkin puluhan juta tahun lalu. Berikut informasi lengkap terkait hasil temuan fosil nenek moyang kura-kura purba. 

Mengenal Genus Kura-kura Purba

Kura-kura (Testudinidae) merupakan kelompok yang bisa beradaptasi untuk hidup di darat. Terlebih pada lingkungan dengan kondisi yang semi-kering. Anggota kelompok kura-kura ini memiliki panjang karapas total antara 35-75 cm. Besaran angka tersebut tergolong berukuran sedang hingga besar. Sementara spesies dengan ukuran lebih dari 75 cm tergolong sebagai kura-kura raksasa. 

Secara umum, spesies yang masih hidup dari keluarga Testudinidae terbagi ke dalam tiga gelompok utama. Di antaranya adalah Gopherus dan Manouria yang termasuk dalam kelompok basal atau cabang awal. Terakhir kelompok Geochelone dan Testudona yang sama-sama membentuk sub famili Testudinidae. 

Penemuan Nenek Moyang Kura-kura Hutan Asia

Para peneliti berhasil menemukan fosil Monouria morla di situs fosil Ahníkov I. Lokasi tersebut terletak di Cekungan Most, Bohemia. Sisa-sisa fosil nenek moyang kura-kura hutan Asia yang ditemukan mencakup bagian karapas dan plastron. Selain itu, ada pula beberapa fragmen cangkang lain yang asalnya belum bisa dipastikan. 

Baca Juga: Peneliti Ungkap Penemuan Fosil Badak di Kutub Utara, Begini Ciri-cirinya

Menurut para ahli paleontologi, lokasi Ahníkov I sudah lama terkenal sebagai daerah rawa penuh dengan sungai-sungai yang sering meluap. Ada pula kawasan danau-danau yang terkenal dangkal. Kawasan ini sudah lama menjadi perhatian para peneliti selama beberapa dekade, lantaran kondisi lingkungannya yang unik dan berpotensi menyimpan berbagai fosil hewan purba. 

Tempat Asal Kura-kura Hutan Asia

Penemuan fosil kura-kura hutan Asia mengubah cara pandang para ilmuwan. Sebab, fosil bisa mengidentifikasi keturunan Manouria yang awalnya diduga sebagai hewan endemik di kawasan Asia. Berdasarkan penelitian yang ada, Manouria ternyata berasal dari Eropa. 

Hewan purba tersebut datang sebelum periode iklim optimum Miosen Tengah. Selanjutnya, spesies menyebar ke Asia. Di Asia inilah spesies kura-kura tersebut bertahan hingga sekarang. 

“Berdasarkan penelitian kami, tampaknya genus Manouria dari Eropa tepat sebelum melalui Periode Iklim Optimum Miosen Tengah. Kemudian menyebar ke Asia, lokasi ia bertahan sampai sekarang,” ungkap Dr. Milan Chroust, paleontolog di Institut Paleobiologi di Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia.

Satu hal yang menarik, penemuan fosil nenek moyang kura-kura hutan Asia semakin memperluas distribusi paleobiogeografi genus Manouria lebih jauh lagi. Di mana, studi pemetaan penelitian bisa berlangsung mulai dari Asia hingga Eropa. 

Ciri dan Adaptasi Awal Genus Manouria

Sebagai informasi, Manouria merupakan salah satu anggota paling awal dari keluarga kura-kura darat atau Testudinidae. Spesies ini dianggap sebagai contoh penting dalam memahami bagaimana kura-kura berevolusi dari hidup di air menjadi sepenuhnya darat. Hal tersebut lantaran posisi Manouria yang masih dekat dengan nenek moyang kura-kura. 

Meskipun sebagian besar kura-kura darat hidup di daratan, Manouria masih menunjukkan beberapa ciri berbeda. Sebab, spesies ini menunjukkan ciri yang berhubungan dengan kehidupan di air. Misalnya, kura-kura hutan Asia pernah mencoba memakan makanan yang terendam air, meskipun tidak berhasil. 

Selain itu, cara Manouria menangkap makanannya pun serupa dengan kura-kura air. Di mana, mereka menangkap makanannya menggunakan rahang, bukan lidah layaknya kura-kura darat pada umumnya. 

Baca Juga: Identifikasi Jejak Penemuan Mumi Edmontosaurus AMNH 5060

Fosil nenek moyang kura-kura hutan Asia jadi temuan yang cukup menarik. Sebab, spesies ini ternyata bukan hanya berasal dari Asia saja. Namun, fosil nenek moyang kura-kura hutan Asia tersebut juga terdeteksi di Eropa. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |