Unsur Intrinsik Drama dan Penjelasannya: Dialog hingga Amanat

11 hours ago 21

tirto.id - Unsur intrinsik drama adalah elemen yang membangun drama dari dalam. Dengan terpenuhinya unsur-unsur intrinsik drama, sebuah pementasan bisa berjalan dengan lebih lancar dan terstruktur.

Drama merupakan salah satu bentuk karya sastra yang posisinya setara dengan novel, cerpen, atau puisi. Namun, ketika drama itu sudah dipentaskan, ia menjadi bagian dari seni pertunjukan (performing arts), tak lagi sebatas kesusasteraan.

Secara etimologi, istilah drama berasal dari bahasa Yunani dram atau draomai yang artinya bergerak. Dalam KBBI, drama digolongkan sebagai prosa atau komposisi syair yang menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (peran) atau dialog yang dipentaskan.

Unsur-Unsur Intrinsik Drama

Sebagaimana karya-karya sastra lain, drama juga memiliki unsur-unsur intrinsik yang terkandung di dalamnya. Unsur intrinsik drama terdiri dari dialog, plot atau alur cerita, tokoh, latar, tema, dan amanat.

Selengkapnya, berikut ini unsur intrinsik drama dan penjelasannya.

1. Dialog

Dialog adalah inti dari karya drama. Percakapan tokoh drama ini berbeda dari obrolan sehari-hari, namun masih mencerminkan realitas kehidupan dari tema yang diangkat.

Maksudnya berbeda dari percakapan sehari-hari adalah diksi atau pilihan katanya berhubungan dengan plot, mengandung unsur estetik, dan tertib sesuai jalan cerita.

Bahasa yang digunakan dalam dialog juga komunikatif, serta mewakili karakter tokoh, baik itu watak secara psikologis atau fisiologis.

2. Plot atau Alur Cerita

Secara umum, alur cerita dalam drama terdiri dari pengenalan tokoh, penggambaran latar tempat, waktu, latar sosial, dan sebagainya.

Kemudian, hadir konflik yang berusaha dicari pemecahan masalahnya. Konflik kian memuncak, lalu diakhiri dengan resolusi, suatu jalan untuk memecahkan problem yang terjadi antartokoh.

Pada bagian akhir drama, penulis akan memberi keputusan, apakah tokoh akan berakhir bahagia atau mengalami kemalangan.

3. Tokoh

Sosok yang berperan dalam pementasan drama dikenal sebagai tokoh. Umumnya, tokoh-tokoh dalam drama terdiri dari tiga jenis, yaitu tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis.

Tokoh protagonis adalah tokoh berwatak baik dalam lakon drama. Kemudian, tokoh antagonis bertindak sebagai lawan protagonis, yang tindakannya tidak sesuai dengan kehendak pembaca atau penonton drama.

Terakhir, tokoh tritagonis bertindak sebagai juru damai dalam konflik antara antagonis dan protagonis.

4. Latar/Setting

Latar atau setting merupakan keterangan tempat, ruang, dan waktu dalam adegan dan naskah atau teks drama. Tempat, ruang, waktu bisa disebut sebagai 3 dimensi setting dalam drama.

Setting tempat adalah tempat terjadinya cerita di dalam sebuah drama. Setting tempat tidak dapat berdiri sendiri, dan berhubungan dengan latar ruang serta waktu.

Adapun setting waktu merupakan waktu/zaman/periode terjadinya cerita, sementara latar ruang merujuk kepada suasana pendukung cerita dalam drama.

5. Tema

Tema adalah ide dasar dari cerita drama yang menjadi pangkal tolak pengarang dalam mengkreasi cerita rekaan dalam dramanya.

Umumnya, tema hadir secara tersurat dan jarang langsung disampaikan oleh pengarang drama. Contoh tema dalam drama adalah cerita tentang hubungan cinta, kekuasaan, kemanusiaan, kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya.

6. Konflik

Konflik adalah pertentangan atau masalah dalam drama. Konflik dalam drama dibedakan menjadi 2, yaitu konflik eksternal dan internal.

Konflik eksternal merupakan konflik yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu yang berada di luar dirinya. Adapun konflik internal terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri.

7. Perwatakan/Penokohan

Maksud dari perwatakan/penokohan ialah penggambaran sifat batin seorang tokoh yang disajikan di dalam suatu cerita. Perwatakan tokoh dalam drama tergambar melalui dialog, ekspresi, atau tingkah laku pemerannya.

Watak para tokoh dalam drama, setidaknya bisa digambarkan dalam 3 dimensi, yakni kondisi fisik, keadaan psikis, dan posisi secara sosiologis. Kondisi fisik terlihat dari jenis kelamin, ciri-ciri badan, dan sejenisnya.

Kemudian, dari aspek psikis, bisa terlihat pada emosi, ambisi dan lainnya. Secara sosiologis, kondisi tokoh bisa dilihat dari posisi di masyarakat, jabatan, kekayaan, ideologi dan semacamnya.

Perwatakan dalam drama juga bisa ditampilkan oleh pengarang secara langsung atau tidak langsung. Jika secara langsung, perwatakan itu akan dijelaskan dalam narasi cerita.

Namun, jika ditampilkan secara tidak langsung, ia terlihat dalam dialog, pikiran, ucapan dan tindakan tokoh dalam drama.

8. Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan cara yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita.

Pengertian sudut pandang dalam drama adalah posisi dari mana pengarang bercerita apakah dia bertindak langsung dalam bercerita atau sebagai pengobservasi yang berdiri di luar cerita.

Adapun sudut pandang bisa berupa orang pertama (aku) atau orang ketiga (pencerita yang serba tahu)

9. Amanat

Unsur intrinsik drama yang terakhir ialah amanat atau pesan pengarang terhadap pembaca atau penonton drama. Amanat ini lazimnya berupa pesan ide, ideologi, atau nilai-nilai luhur yang dapat diikuti atau menjadi teladan dari drama tersebut.

Selain terkait dengan tema drama, amanat umumnya juga berupa nilai-nilai tertentu yang disampaikan secara implisit. Nilai-nilai itu bisa berupa nilai moral, nilai estetika, nilai sosial, nilai budaya, dan lain sebagainya.

Baca juga artikel terkait DRAMA atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi


tirto.id - Pendidikan

Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Nisa Hayyu Rahmia & Nisa Hayyu Rahmia

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |