Viral Kisah Pandu Siswa yang Tewas, Diduga Ditendang Polisi

15 hours ago 4

tirto.id - Kisah Pandu Brata Syahputra Siregar, seorang pemuda asal Asahan, Sumatera Utara yang tewas diduga ditendang oknum Polisi ramai diperbincangkan di media sosial. Terdapat perbedaan kisah tragis yang dialami Pandu versi keluarga dan versi Polisi.

Dalam foto yang tersebar di platform X, Pandu Brata Syahputra Siregar meninggal dunia pada Selasa, 11 Maret 2025. Pandu meninggal dengan kondisi lambung bocor. Di foto tersebut juga terdapat kalimat yang menyebut jika penyebab Pandu tewas karena diduga akibat pukulan benda tumpul. Korban disebut sempat mengatakan jika dirinya telah disiksa oleh oknum Polisi.

Kisah Pandu Siswa yang Tewas Diduga Ditendang Polisi Versi Keluarga

Sebuah akun Twitter, @Mdy_Asmara1701 membagikan kisah Pandu versi keluarganya. Berdasarkan keterangan di postingan tersebut, Pandu yang masih berusia 18 tahun saat itu sedang berada di lokasi balap liar bukan untuk ikut balapan liar melainkan untuk balap lari.

Nahas, saat Polisi membubarkan kerumunan orang yang ada di lokasi, Pandu ikut diciduk.

“Kronologi singkat, pandu usia 18 tahun. Tewas dengan luka dibagian rusuk dan ususnya dicurigai karena tendangan polisi. pandu lagi balapan lari/lomba lari. diamankan polisi dikira lagi balap liar. “ tulisnya.

Pandu yang sudah tidak mempunyai ayah dan ibu kemudian di tes urine dan dinyatakan positif menggunakan narkoba. Menurut @Mdy_Asmara1701 itu tidak masuk akal karena ia tahu jika Pandu adalah seorang atlet.

“lalu dibawa kekantor polisi dan dinyatakan sepihak positif narkoba. padahal pandu sendiri itu atlet, sering ikut lomba futsal marathon dll. akhirnya pandu meninggal karna luka tsb.” pungkasnya.

Tambahan keterangan di foto juga tertulis jika Pandu sebenarnya bercita-cita untuk melanjutkan studi di IPDN atau masuk TNI setelah lulus dari SMA.

Polres Asahan Bantah Tudingan Adanya Penganiayaan

Pada Minggu, 9 Maret 2025, Polsek Simpang Empat mendapat aduan dari masyarakat terkait adanya balapan liar. Petugas pun menuju lokasi untuk membubarkan kegiatan tersebut yang ternyata bukan balap liar melainkan balap lari.

Setelah semua bubar, Polisi yang masih mengadakan patroli di sekitar TKP mendapati Pandu berbonceng empat dengan teman-temannya.

Motor dikemudikan dengan kencang dan zigzag. Polisi mencoba untuk menghentikan mereka. Karena kecepatan tinggi dan tidak terkontrol, Pandu yang ada di bangku paling belakang terlempar.

“Kendaraan tersebut kecepatan tinggi dan melaju secara zigzag, lalu personel mencoba untuk memberhentikan para pemuda tersebut. Namun para pemuda tersebut tidak mau berhenti dan tetap memacu sepeda motornya dengan zigzag,” papar Iptu Anwar Sanusi, Kasi Humas Polres Asahan dikutip Kumparan (12/3).

“Yang bersangkutan melompat ke arah kanan dan terjatuh telungkup ke tanah lalu Pandu Brata mencoba melarikan diri dan terjatuh lagi telungkup ke tanah,” tambahnya.

Akibat jatuh dari motor itu, Pandu mendapatkan luka di pelipis kanannya. Polisi kemudian membawa Pandu ke Polsek Simpang Empat. Sebelum dijemput keluarga, Pandu sempat dibawa ke Puskesmas terdekat untuk diobati lukanya.

“Pada saat itu tidak ditemukan luka ataupun bengkak selain pelipis sebelah kanan luka, begitu juga pengakuan Pandu Brata kepada pihak keluarga yang bersangkutan tidak ada dianiaya petugas Polri, hal ini dibenarkan oleh keluarga,” bantah Iptu Anwar Sanusi.

Iptu Anwar Sanusi juga mengatakan jika mereka mempunyai rekaman CCTV yang membuktikan jika tidak ada penganiayaan yang dilakukan pada Pandu yang ternyata punya riwayat penyakit lambung.

“Iya dia ada riwayat penyakitnya, penyakit lambung. Wong anaknya dijemput keluarganya kok, baik-baik dari kantor (Polsek). Tidak masalah, ada CCTV-nya,” tegasnya.


tirto.id - Aktual dan Tren

Penulis: Prihatini Wahyuningtyas
Editor: Prihatini Wahyuningtyas & Dipna Videlia Putsanra

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |