tirto.id - Menjaga lisan merupakan salah satu perintah penting dalam Islam. Lisan menjadi cerminan dari akhlak seseorang.
Jika baik lisan seseorang, maka ini menjadi pertanda insyaaAllah baik pula akhlaknya. Perintah tentang menjaga lisan ini banyak dijelaskan dalam ayat Alquran.
Alquran memberikan panduan jelas tentang menjaga lisan bagi umat Islam. Hal ini dijelaskan dalam beberapa ayat tentang menjaga lisan dalam Alquran dan keutamannya.
Ajakan untuk menjaga lisan juga banyak disampaikan dalam berbagai kesempatan. Mulai dari kultum, ceramah, hingga khutbah Jumat tentang menjaga lisan. Pesan kebaikan ini menjadi pengingat setiap muslim untuk senantiasa menjaga lisan di mana pun dan kapan pun.
Lisan yang dimanfaatkan dengan baik dapat menjadi sumber kebaikan. Sementara itu, lisan yang tidak dimanfaatkan dengan baik akan membawa banyak kerugian. Inilah mengapa Islam sangat menegaskan pentingnya menjaga lisan.
Apa saja dalil tentang menjaga lisan? Simak satu per satu ayat Alquran tentang menjaga lisan dalam artikel ini.
Ayat-Ayat Alquran tentang Menjaga Lisan
Ilustrasi Arisan. foto/istockphoto

Ayat tentang menjaga lisan menegaskan betapa pentingnya menjaga lisan. Ini dapat diwujudkan dalam banyak hal, seperti berkata baik dan benar, menjauhi gibah, hingga menghindari ucapan yang menyakitkan.
Menjaga lisan erat pula kaitannya dengan bagaimana seorang muslim menjaga hubungannya dengan manusia atau hablun minannas. Apa saja ayat-ayat Alquran tentang menjaga lisan?
1. QS. Al-Hujurat: 11-12
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ ١١
Yâ ayyuhalladzîna âmanû lâ yaskhar qaumum ming qaumin ‘asâ ay yakûnû khairam min-hum wa lâ nisâ'um min nisâ'in ‘asâ ay yakunna khairam min-hunn, wa lâ talmizû anfusakum wa lâ tanâbazû bil-alqâb, bi'sa lismul-fusûqu ba‘dal-îmân, wa mal lam yatub fa ulâ'ika humudh-dhâlimûn
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.”
اَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ ١٢
Yâ ayyuhalladzîna âmanujtanibû katsîram minadh-dhanni inna ba‘dladh-dhanni itsmuw wa lâ tajassasû wa lâ yaghtab ba‘dlukum ba‘dlâ, a yuḫibbu aḫadukum ay ya'kula laḫma akhîhi maitan fa karihtumûh, wattaqullâh, innallâha tawwâbur raḫîm
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.”
Menjaga lisan yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah terkait larangan untuk mengejek dan menggunjing. Ini menjadi salah satu hal penting yang wajib diperhatikan dalam menjaga lisan.
Jangan sampai seorang muslim dengan entengnya mengolok-olok, mencela orang lain, dan membicarakan keburukan orang lain atau gibah. Allah Swt. memberikan lisan kepada setiap manusia bukan untuk menjadi alat untuk menyakiti orang lain.
Melalui ayat ini, umat Islam wajib menjaga lisan sebagai bentuk ketakwaan dan ketaatan atas perintah Allah Swt. Jangan saling mencela dan memanggil dengan julukan yang buruk.
2. QS. Al-Isra: 53
وَقُلْ لِّعِبَادِيْ يَقُوْلُوا الَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ كَانَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوًّا مُّبِيْنًا ٥٣
Wa qul li‘ibâdî yaqûlullatî hiya aḫsan, innasy-syaithâna yanzaghu bainahum, innasy-syaithâna kâna lil-insâni ‘aduwwam mubînâ
“Katakan kepada hamba-hamba-Ku supaya mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (dan benar). Sesungguhnya setan itu selalu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.”
Ayat tentang menjaga lisan di atas membahas tentang mengucapkan perkataan yang baik dan benar. Perintah ini secara tegas dijelaskan dalam ayat tersebut.
Allah Swt. menyeru hamba-Nya untuk mengucapkan perkataan yang lebih baik (dan benar). Ini menjadi penegasan betapa Islam sangat memperhatikan tentang menjaga lisan dalam kehidupan sehari-hari.
Lisan yang tidak dijaga akan memicu pertikaian dengan orang lain. Bahkan perpecahan bisa muncul disebabkan oleh lisan yang tidak dijaga.
3. QS. Qaf: 18
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ ١٨
Mâ yalfidhu ming qaulin illâ ladaihi raqîbun ‘atîd
“Tidak ada suatu kata pun yang terucap, melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).”
QS. Qaf ayat 18 menjadi pengingat kepada manusia bahwa tidak ada satu kata pun yang terucap melainkan malaikat siap mencatatnya. Ini menjadi penegasan bahwa setiap kata yang diucapkan tak akan luput dari catatan malaikat.
Melalui ayat ini, umat Islam wajib terus mawas diri terkait kata-kata yang keluar dari lisannya. Jangan bertindak ceroboh dengan ucapan yang keluar dari lisan.
Keutamaan Menjaga Lisan dalam Islam
Ilustrasi Siluet Muslimah. FOTO/iStockphoto
Menjaga lisan merupakan perintah penting dalam Islam. Dalil menjaga lisan banyak dijelaskan dalam Alquran.
Keutamaan menjaga lisan dalam Islam juga perlu diketahui supaya menjadi motivasi untuk senantiasa menjaga lisan. Rasulullah saw. menegaskan keutamaan menjaga lisan sebagai bagian dari iman dan keselamatan di akhirat. Apa saja keutamaan menjaga lisan dalam Islam?
1. Menjaga Lisan Menjadi Ciri Orang Beriman
Menjaga lisan menjadi ciri orang beriman. Keutamaan menjaga lisan ini dijelaskan dalam salah satu hadis, berikut ini: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam,” (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Menjaga Diri dari Dosa Besar
Keutamaan menjaga lisan selanjutnya ialah dapat menjaga diri dari dosa besar. Ucapan, seperti fitnah, ghibah, atau sumpah palsu termasuk dalam dosa besar. Dosa besar tersebut datang dari lisan yang tidak dijaga dengan baik.
3. Menghindarkan Diri dari Pertikaian
Menjaga lisan perlu terus diperhatikan sepanjang hayat. Perkataan yang dijaga dengan baik dapat meredam konflik dan menumbuhkan keharmonisan.
Amalan menjaga lisan tidak hanya untuk kebaikan pribadi, tetapi juga untuk menjaga hubungan sosial. Menjaga lisan juga menjadi wujud ketakwaan dan ketaatan terhadap perintah Allah Swt.
Dampak Negatif Tidak Menjaga Lisan dalam Islam
Ilustrasi Suami Istri Bertengkar. foto/isttockphoto
Tidak menjaga lisan akan mendatangkan berbagai dampak negatif dalam kehidupan. Dampak buruk tidak menjaga lisan ini sangat terasa, baik bagi individu maupun bagi umat Islam secara umum. Apa saja dampak negatif tidak menjaga lisan?
1. Merusak Hubungan Sosial
Dampak negatif tidak menjaga lisan yang pertama ialah dapat merusak hubungan sosial. Perkataan yang tidak dijaga akan menyakiti orang lain sehingga bisa membuat retak hubungan antar-individu.
2. Menimbulkan Dosa
Lisan yang tidak dijaga dengan bak tentu akan memunculkan dosa. Berbagai hal yang tidak menjaga lisan, seperti ucapan bohong, fitnah, dan umpatan adalah dosa yang sangat dibenci dalam Islam.
3. Menurunkan Kehormatan Diri
Akhlak seseorang dapat dilihat melalui lisannya. Jika ia menjaga lisan dengan baik, maka ini menjadi pertanda akhlak yang baik. Orang yang terbiasa berbicara tanpa pikir panjang akan kehilangan kehormatan di mata orang lain.
Menjaga lisan merupakan wujud nyata betapa Islam sangat menjaga umatnya dari hal-hal yang mendekat pada madharat. Lisan yang tidak dijaga dengan baik akan mendatangkan berbagai dampak negatif.
Berbagai dalil tentang menjaga lisan ini menunjukkan bahwa menjaga lisan tak hanya soal menahan diri, tetapi juga tentang menggunakan lisan untuk menyebarkan kebaikan. Allah Swt. memberikan lisan kepada setiap manusia untuk tujuan mulia.
Berhati-hatilah dalam berbicara. Mari jadikan lisan sebagai potensi besar untuk menggapai rida Allah Swt.
tirto.id - Edusains
Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Nurul Azizah & Yulaika Ramadhani