Dinosaurus Bertanduk Lokiceratops, Jumbai Mirip Burung Merak

1 day ago 13

Ahli paleontologi baru-baru ini memperkenalkan spesies dinosaurus bertanduk yang belum pernah ditemukan sebelumnya dengan nama Lokiceratops. Dinosaurus ini berasal dari era Kapur Akhir (Cretaceous Akhir) dan memiliki ciri khas yang membedakannya dari kerabat bertanduk lainnya. 

Salah satu fitur paling mencolok dari Lokiceratops adalah jumbai kepala yang unik. Berhiaskan dengan duri serta tanduk melengkung ke bawah. Sehingga memberikan tampilan yang mencolok dan berbeda dari triceratops atau ceratopsid lainnya.

Baca Juga: Mata T Rex Mungil, Berevolusi Mengimbangi Gigitan

Dinosaurus herbivora ini hidup di lingkungan yang subur dan penuh lahan basah, sekitar 78 juta tahun yang lalu. Di ekosistem yang kaya akan vegetasi tersebut, kawanan Lokiceratops dapat tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Penemuan terkait spesies purba ini memberikan wawasan baru tentang keberagaman dinosaurus bertanduk di Amerika Utara dan memperkaya pemahaman tentang evolusi ceratopsid.

Dinosaurus Bertanduk Lokiceratops Terinspirasi dari dewa Nordik Loki 

Rawa-rawa purba yang telah lama hilang membentang di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Montana. Beberapa hewan raksasa, salah satunya dinosaurus bertanduk pernah mendiami tempat tersebut.

Dalam jurnal PeerJ, mendeskripsikan fosil makhluk tersebut unik. Para peneliti meyakini sebagai spesies baru dengan nama Lokicertops rangiformis. Ini terinspirasi dari dewa Nordik Loki yang terkenal dengan senjata bilahnya.

Habitat Lokicratops

Mark Loewen dari Museum Sejarah Alam Utah dan Joseph Sertich dari Institut Penelitian Tropis Smithsonian merupakan dua ahli paleontologi yang berhasil menyatukan tengkorak dinosaurus Lokiceratops dari fragmen-fragmen kecil, beberapa berukuran sebesar piring makan. Mereka menyadari bahwa fosil tersebut merupakan spesimen unik setelah potongan terakhir menyatu dengan tepat, membentuk struktur tengkorak yang belum pernah ilmuwan temukan sebelumnya.

Fosil Lokiceratops kini menjadi koleksi permanen di Denmark. Nama ilmiahnya, Lokiceratops rangiformis, memiliki arti “wajah bertanduk Loki seperti karibu,” mengacu pada bentuk tanduk yang melengkung dan tampilan jumbai kepalanya yang mencolok.

Lokiceratops hidup berdampingan dengan empat spesies dinosaurus bertanduk lain yang memiliki bentuk serupa. Semua spesies ini berada dalam satu lapisan batuan yang sama. Ini menunjukkan bahwa mereka pernah berbagi habitat secara bersamaan. Kondisi ini digambarkan oleh para ahli seperti melihat beberapa jenis badak modern merumput di tempat yang sama.

Menariknya, kerabat Lokiceratops ini tidak muncul di luar wilayah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran geografis mereka sangat terbatas, kemungkinan mengikuti pola habitat sepanjang garis pantai Pedalaman Barat purba, yang kala itu membelah Amerika Utara menjadi dua daratan besar. Temuan ini membuka wawasan baru tentang keragaman dan penyebaran dinosaurus bertanduk di masa lalu.

Analisis Fosil

Hasil analisis fosil dinosaurus langka Lokiceratops rangiformis menunjukkan hewan ini masuk dalam kelompok ceratopsid, dinosaurus bertanduk terbesar di wilayah tersebut. Kemudian tim peneliti memperkirakan hewan ini memiliki panjang sekitar 22 kaki.

Sementara untuk beratnya sekitar 11.000 pon. Bulunya lebat mempunyai duri berbentuk bilah menyapu dan dua tanduknya menonjol asimetris seperti tanduk rusa yang bengkok.

Baca Juga: Studi Terbaru Tentang Archaeopteryx, Dinosaurus Terbang Berbulu Seukuran Merpati

Dinosaurus ini tak mempunyai tanduk hidung pendek seperti kerabatnya. Profil wajahnya lebih bersih dan setiap mata ke perisai leher penuh hiasan.

Adanya ornamen tengkorak ini menjadi salah satu kunci dalam mengungkap dinosaurus bertanduk yang beraneka ragam. Fosil asli Lokiceratops rangiformis tersimpan aman di Museum Evolusi di Denmark.

Tanduk Lokiceratops sebagai Sinyal Sosial

Tanduk Lokiceratops mirip dengan burung merak yang berguna untuk mamamerkan diri, bukan persenjataan di medan perang. Kemudian tanduk yang berenda terbesar ini untuk menghindari pasangan yang salah atau beradu dengan rival salah.

Moncong dinosaurus ini lebih panjang dan rendah, namun tak mempunyai tanduk di bagian hidung. Bagian panggulnya mempunyai lengkungan tajam dan jumbai di kepalanya sangat unik.

Ciri berikut adalah memiliki dua duri di tengah dan salah satunya lebih panjang daripada yang lain. Selain itu, mempunyai dua tanduk besar yang melengkung ke bawah. Ciri-ciri tersebut menyakinkan para ahli bahwa hewan-hewan ini berhadapan dengan spesies baru.

Tinggal Dekat dengan Rumah

Fosil baru menunjukkan percepatan evolusi terjadi di tempat yang sama di Amerika Utara pada Zaman Kapur Akhir. Meskipun ukuran hewan ini besar, kemungkinan tetap tinggal di tempat yang sama.

Kelima spesies ceratopsian berbeda pada waktu yang sama menghuni wilayah sempit. Kehadiran spesies dalam jarak dekat bertentangan dengan asumsi bahwa herbivora besar lebih tersebar. Namun sebaliknya, ini menunjukkan populasi dinosaurus sangat terlokalisasi

Jadi, tidak berkeliaran dari Montana ke Meksiko seperti bison dan rusa yang saat ini berkeliaran. Kemungkinan iklim di sepanjang jalur laut berubah dalam jarak pendek. Sehingga komunitas tumbuhan berbeda muncul di setiap beberapa puluh mil.

Kemudian persaingan di antara herbivora yang berukuran sama akan memperkuat loyalitas lokal. Disisi lain, seleksi seksual untuk bentuk tanduk baru telah mendorong setiap populasi terisolasi ke jalur artistiknya sendiri.

Baca Juga: Mengenal Berbagai Penyakit yang Menyerang Dinosaurus

Isolasi geografis dan fragmentasi lingkungan telah memacu keanekaragaman evolusi dinosaurus bertanduk Lokiceratops. Hewan ini tetap tinggal di tempat tersebut  dan tidak berkeliaran. Pergeseran kecil baik dalam iklim, tanah dan vegetasi telah memicu perubahan anatomi yang dramatis untuk rentang waktu evolusi pendek. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |