Planet Trappist 1e merupakan planet ekstrasurya yang menjadi perhatian para ilmuwan dalam pencarian kehidupan di luar Bumi. Planet tersebut pertama kali ditemukan tahun 2017 silam dan termasuk dalam kategori planet terestrial. Bentuk Trappist 1e rupanya mempunyai kemiripan dengan Bumi yang kita tinggali ini.
Planet ini menjadi subjek penelitian para astronom yang sangat menarik. Letaknya pada di sistem bintang Trappist-1 tepatnya di sekitar 40 tahun cahaya dari Bumi. Subjek penelitian ini berada di zona layak huni bintang katai merahnya.
Baca Juga: Benarkah Ada Tanda Kehidupan di Planet K2-18b? Simak Ulasannya
Hal ini berarti bahwa planet tersebut jaraknya ideal untuk mendukung keberadaan air mencair. Ya, ini merupakan sebuah kondisi penting dalam rangka mendukung kehidupan. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya dalam artikel berikut ini!
Sekilas Tentang Planet Trappist 1e
Melansir dari laman Space dan Science NASA, planet yang ditemukan pada tahun 2017 ini berukuran hampir sama dengan Bumi. Perbedaannya hanya pada massanya yang sedikit lebih kecil.
Trappist-1e ini mengorbit bintang sangat singkat, yaitu dalam waktu sekitar 6,1 hari Bumi. Meskipun demikian, posisinya sangat dekat dengan bintang, sehingga berpotensi mendukung kehidupan. Alasannya karena bintangnya lebih dingin dan berukuran lebih kecil dari Matahari.
Mempunyai Kemiripan Dengan Bumi
Planet Trappist 1e memiliki kemiripan dengan Bumi. Alasan utamanya karena tergolong dalam kategori planet berbatu. Adapun kepadatan rata-ratanya sekitar 2% jauh lebih tinggi daripada Bumi. Planet tersebut mempunyai gravitasi permukaan kira-kira 082% dari gravitasi Bumi.
Trappist 1e diyakini mampu menghasilkan zona layak huni yang lebih dekat dengan permukaannya. Letak posisinya sangat strategis sehingga menarik perhatian dalam zona layak huni. Selain itu, bentuk dan struktur nya yang seperti Bumi juga tak kalah mencuri perhatian.
Para ilmuwan memakai planet tersebut sebagai subjek untuk memahami kemungkinan adanya kehidupan di planet di luar tata surya. Penelitian tentang Trappist-1e juga sangat penting dalam bidang astrobiologi, di mana para ilmuwan berusaha menemukan tanda-tanda kehidupan di luar Bumi. Mereka pun mencari planet-planet yang mempunyai kondisi menyerupai Bumi di masa lalu.
Kemungkinan Layak Huni Hanya Bersifat Sementara
Seperti yang diketahui bahwa kehidupan Bumi telah berkembang pesat seiring waktu. Oleh karena itu, para ilmuwan mencari tanda kehidupan di Planet Trappist-1e dengan melihat kondisi Bumi miliaran tahun lalu.
Agar sebuah planet mampu mendukung adanya kehidupan, ia wajib mempunyai sejumlah hal penting, seperti atmosfer, medan magnet, dan juga mekanisme perpindahan panas yang cukup efisien. Akan tetapi, sebuah planet tanpa atmosfer tidak akan menampung air cair.
Artinya meskipun berada di zona layak huni atau ‘zona Goldilocks’ menunjukkan bahwa Trappist-1e mungkin berada di zona layak huni katai merah Trappist-1. Yaitu terletak pada 40 tahun cahaya dari Bumi, sehingga tingkat kemungkinan untuk dihuni bersifat sementara.
Mengalami Pengupasan Atmosfer
Meskipun Planet Trappist 1e terlihat cukup menjanjikan untuk adanya kehidupan, namun terdapat beberapa tantangan dalam mempelajari lebih lanjut terkait planet ini. Salah satunya yaitu permasalahan atmosfer yang mampu menghambat potensi layak huni tersebut.
Baca Juga: TrES-2b: Planet Paling Gelap di Alam Semesta yang Menyimpan Banyak Misteri
Para ilmuwan telah melakukan identifikasi bahwa Trappist-1e sedang mengalami proses pengupasan atmosfer. Yaitu sebuah proses yang tidak ramah untuk kehidupan. Proses tersebut tampaknya diakibatkan oleh arus listrik yang terjadi ketika planet itu bergerak mengorbit bintang, yang berupa katai merah pada induknya.
Dari total tujuh planet berbatu yang mempunyai kemiripan dengan Bumi, setidaknya terdapat tiga yang berada di zona layak huni. Adapun wilayah tersebut berada di sekitar bintang yang mempunyai suhu yang tidak terlalu panas atau dingin. Dengan demikian mampu memungkinkan adanya air cair untuk kehidupan.
Penelitian terhadap Tanda-tanda Biologis di Trappist-1e
Tim internasional dari berbagai institusi, termasuk University of Exeter dan University of Victoria, meneliti kemungkinan kehidupan di planet Trappist-1e. Studi ini fokus pada tanda-tanda biologis kehidupan fotosintetik pra-oksigen, seperti metana, karbon dioksida, dan uap air, tanpa karbon monoksida.
Ketidakseimbangan ini dianggap indikasi potensial adanya kehidupan. Para ilmuwan memodelkan kondisi mirip era Archean Bumi dan memperluas konsep zona layak huni untuk menyertakan lingkungan kuno. Mereka juga meneliti organisme fotosintetik retina sebagai alternatif indikator kehidupan.
Temuan ini dipublikasikan di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society dan membuka kemungkinan baru dalam pencarian kehidupan di luar Bumi.
Instrumen Teleskop Membantu Menemukan Kehidupan di Planet
Adanya teleskop seperti JWST dan Extremely Large Telescope (ELT) dapat membantu menentukan apakah di luar tata surya ini memenuhi syarat-syarat untuk mendukung kehidupan.
Dengan instrumen-instrumen tersebut, di masa depan dapat dengan mudah mengenali tanda-tanda biologis yang menjadi objek pencarian. Penelusuran Planet Trappist 1e yang kemungkinan layak huni ini dapat mengisolasi tanda-tanda kehidupan sesuai dengan kehidupan primitif dan kondisi umum di Bumi miliaran tahun lalu.
Hal ini tentunya sesuai dengan Great Filter Hypothesis, yang mengungkapkan bahwa terdapat kehidupan lain di Alam Semesta, namun bukan kehidupan untuk maju.
Baca Juga: Update Terbaru Lama Satu Hari di Uranus Menurut Para Ilmuwan
Demikian ulasan terkait adanya penemuan planet Trappist 1e yang menjadi bukti kehebatan para ilmuwan untuk mengungkap kehidupan lain di luar tata surya. Meskipun kemungkinan layak huni masih bersifat sementara, namun penemuan ini berhasil menjadi hal penting untuk mengetahui adanya kehidupan lain selain Bumi. Semoga bermanfaat! (R10/HR-Online)