Psikolog Sosial Dukung Dedi Mulyadi, Jelaskan Fungsi Barak Militer sebagai Solusi Remaja Bermasalah

6 hours ago 6

harapanrakyat.com,- Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait mengirim anak yang terlibat kenakalan remaja ke barak militer menjadi perhatian publik. Meskipun masih ada yang tidak setuju, kebijakan ini sebagian besar mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari Psikolog Sosial, Saputra Syarif.

Saputra Syarif, melalui unggahan di Instagram @psikologi_sosial,  menjelaskan pentingnya lingkungan terstruktur dalam proses pembinaan remaja bagi yang sering terlibat masalah seperti tawuran, kecanduan game, atau penyalahgunaan obat dan perilaku lainnya.

Video penjelasan Saputra ini kemudian diunggah ulang oleh Dedi Mulyadi melalui akun TikTok resminya @dedimulyadiofficial. Dalam unggahannya, ia mengajak masyarakat untuk memahami kondisi psikologis anak-anak yang terlibat dalam perilaku menyimpang.

“Bagi yang belum memahami kondisi psikologis anak-anak yang kerap terlibat dalam peristiwa yang bertentangan dengan nilai-nilai ideal masa kanak-kanak, ada pandangan logis dan argumentatif dari seorang anak muda Indonesia yang patut kita perhatikan bersama.” ujar Dedi Mulyadi, dikutip Jum’at (16/05/2025).

Baca Juga: Dedi Mulyadi Balas Aduan Ivan Gunawan: Ayu Ting Ting Mau Dibawa ke Barak atau KUA?

Salah satu anak muda yang dimaksud oleh Dedi Mulyadi adalah Saputra Syarif. Ia adalah seorang psikolog sosial yang mendukung kebijakan barak militer. Saputra menyuarakan pentingnya pendekatan berbasis struktur dalam menangani remaja yang memiliki perilaku menyimpang.

“Dedi Mulyadi mengirim puluhan siswa yang berperilaku menyimpang ke barak militer bukan sebagai bentuk hukuman, melainkan untuk pembinaan. Di tempat itu, mereka diajarkan kedisiplinan, tanggung jawab, dan rutinitas. Nilai-nilai yang tidak mereka peroleh di lingkungan rumah maupun sekolah,” ujar Saputra Syarif.

Pro Kebijakan Dedi Mulyadi, Psikolog Sosial Beberkan Fungsi Psikologis Barak Militer untuk Anak Nakal

Psikolog Sosial, Saputra Syarif turut menepis anggapan bahwa kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengirim anak nakal ke barak militer ini merupakan bentuk militerisasi pendidikan. Sebaliknya, Saputra justru menilai program tersebut justru hadir saat keluarga dan sekolah menyerah dalam menangani anak-anak bermasalah.

Lebih lanjut, Saputra memperjelas tujuan dari kebijakan Dedi Mulyadi, yakni membimbing bukan menghukum. Menurutnya, barak militer menjadi tempat aman untuk anak-anak yang selama ini kehilangan arah.

“Barak bukan solusi untuk semua tapi ini bisa jadi ruang aman bagi anak yang kehilangan pegangan,” tegasnya.

Saputra pun mengaitkan penjelasannya dengan teori psikologi sosial, khususnya pendekatan behavioristik. Pendekatan ini menekankan, perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan konsekuensi yang diberikan secara konsisten.

“Bukan semata karena dihukum saat salah, tapi karena dibentuk saat benar,” tegas Saputra.

Terkait kebijakan Dedi Mulyadi mengirim anak nakal ke barak militer, Saputra juga menegaskan kembali bahwa barak militer merupakan ruang eksperimental yang memungkinkan mereka membentuk perilaku baru melalui pengulangan positif dalam suasana yang terstruktur.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Turun Tangan Usai Viral Video Seorang Pria Protes di RSUD Karawang

“Barak dalam konteks ini bukanlah lambang penindasan, melainkan ruang eksperimen, tempat di mana perilaku lama dihapuskan dan pola-pola baru dilatih secara terus-menerus hingga menjadi kebiasaan,” pungkasnya. (Erna Ayunda/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |