tirto.id - Pemakaman seorang Paus bukan hanya momen duka, tetapi juga peristiwa bersejarah yang sarat dengan simbolisme dan ritual panjang. Begitu pula dengan Paus Fransiskus, yang meninggal dunia pada hari Senin 21 April 2025, menandai dimulainya serangkaian upacara sakral yang telah diatur secara rinci jauh sebelum pemilihan paus baru dimulai.
Dalam sejarahnya, kematian seorang paus diikuti oleh tiga momen penting seperti pengesahan kematian, tampilan publik jenazah di Basilika Santo Petrus, dan akhirnya pemakaman. Paus biasanya dimakamkan dalam tiga peti berbeda: peti kayu cemara, peti timah, dan peti kayu ek, kemudian dimakamkan di Gua Vatikan di bawah Basilika Santo Petrus.
Perubahan terjadi setelah wafatnya Paus Emeritus Benediktus XVI pada tahun 2022. Ini menjadi tantangan tersendiri karena ia adalah paus pensiunan pertama dalam 600 tahun. Sejak saat itu, Paus Fransiskus mulai mereformasi tata cara pemakaman dengan semangat kesederhanaan.
Reformasi tersebut dituangkan dalam buku tipis berwarna merah “Ordo Exsequiarum Romani Pontificis,” yang dalam bahasa Latin berarti “Ritus Pemakaman bagi Paus Roma.” Dalam reformasi itu, pengesahan kematian dapat dilakukan di kapel pribadinya, bukan lagi di kamar tidur.
Peti jenazah pun kini hanya terdiri dari kayu dan logam seng, bukan lagi tiga lapis seperti tradisi sebelumnya. Ritual meliputi prosesi jenazah ke Basilika, pengucapan Litani Para Santo, hingga penyegelan peti mati oleh camerlengo, Kardinal Kevin Farrell.
Dalam peti itu juga dimasukkan koin-koin masa kepausan dan dokumen singkat yang merangkum karya sang paus, yang disebut rogito. Pemimpin upacara liturgi Vatikan, Uskup Agung Diego Ravelli, mengatakan bahwa tujuan reformasi tata cara pemakaman itu adalah "Untuk lebih menekankan bahwa pemakaman Paus Roma adalah pemakaman seorang pendeta dan murid Kristus, bukan pemakaman seorang manusia berkuasa di dunia ini.”
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus (tengah) menyapa jemaat dari mobil Maung MV3 saat memasuki area Misa Akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/mrh/rwa.
Paus Fransiskus Ingin Dimakamkan di Luar Vatikan
Paus Fransiskus menyatakan keinginannya untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, bukan di bawah Basilika Santo Petrus. Hal ini mencerminkan devosinya yang mendalam kepada ikon Maria Salus Populi Romani.
"Ini adalah pengabdian saya yang besar," kata Fransiskus kepada N+ Meksiko saat mengungkap rencana pemakamannya di masa mendatang, dilansir dari AP News. "Tempatnya sudah disiapkan," sambungnya lagi.
Apakah Akan Disiarkan Secara Live?
Melihat pemakaman Paus Benediktus XVI yang disiarkan secara langsung dan dihadiri ribuan umat, besar kemungkinan pemakaman Paus Fransiskus juga akan disiarkan live. Terlebih, Vatikan dan media internasional biasanya menyediakan tayangan langsung demi menghormati dan memungkinkan umat di seluruh dunia memberikan penghormatan terakhir.
Dengan kesederhanaan yang menjadi ciri khas Paus Fransiskus, pemakamannya akan tetap penuh makna religius, meski tanpa kemewahan duniawi. Upacara ini juga akan menandai dimulainya masa berkabung selama sembilan hari, atau novemdiales, dan dilanjutkan dengan konklaf untuk memilih penerusnya.
tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Lita Candra
Penulis: Lita Candra
Editor: Dipna Videlia Putsanra