tirto.id - Ceramah tentang hikmah puasa Ramadhan menjadi salah satu teks penting yang diperlukan oleh para penceramah maupun khatib. Oleh karena itu, artikel ini menyediakan beberapa contoh ceramah sebagai referensi mereka.
Ceramah singkat tentang hikmah puasa dapat disampaikan melalui berbagai kegiatan keagamaan, khususnya pada bulan Ramadhan. Penceramah bisa menyampaikan teks tersebut untuk menambah wawasan jamaah dan memberikan hidayah.
Adapun teks ceramah tentang hikmah puasa dapat mencakup materi yang menyebutkan dalil, keutamaan ibadah, sebagai pengampun dosa, pelindung, dan sebagainya. Berikut ini daftar contoh ceramah tentang hikmah puasa.
1. Ceramah Tentang Hikmah Puasa Beserta Dalilnya
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَأَصَحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَومِ الدِّينِ، أَمَّا بَعْدُ
Segala puji hanya kepada Allah Swt.
Selawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari akhir. Amma ba'du...
Hadirin kaum musliminwal muslimat rahimakumullah.
Alhamdulillah, kita dapat berkumpul dalam majelis kultum yang insyaallah dirahmati Allah Swt. Pada kesempatan berbahagia ini, dai akan menyampaikan kultum bertajuk “Hikmah dan Keutamaan Puasa Ramadan.”
Hadirin kaum musliminwal muslimat rahimakumullah,
Umat Islam sebentar lagi akan memasuki salah satu bulan paling mulia yakni Ramadan. Rasulullah SAW mengatakan dalam sebuah hadis terkait keistimewaan bulan Ramadan:
“Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini diwajibkan puasa kepada kalian.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi).
Berdasarkan hadits tersebut, kita dapat mengetahui bahwa ibadah puasa bisa membawa kita kepada keadaan penuh berkah. Bukan hanya itu, kita juga bisa mendapatkan berbagai hikmah lain dari perjalanan ibadah ini.
Di antaranya dapat mendapatkan pengampunan atas segala dosa-dosa kecil yang telah kita lakukan, mendapatkan pahala yang berlipat ganda, dilindungi dari panasnya api neraka, dan lain-lain. Oleh karena itu, wajib kiranya kita mengetahui hal tersebut.
Adanya kesempatan berpuasa pada bulan Ramadhan ini sebaiknya tidak kita tinggalkan, mengingat ada banyak kebaikan yang dapat kita peroleh. Semoga kita semua bisa melewati hari yang penuh berkah ini dengan hati lapang, amin.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
2. Ceramah Tentang Hikmah Puasa Singkat dan Keutamaannya
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Sebagai permulaan, mari bersama-sama kita panjatkan rasa syukur kepada Allah SWT. Atas segala rahmat dan nikmat sehat yang diberikan oleh-Nya, kita dapat berkumpul di sini untuk mendengarkan sepatah dua patah ajaran.
Hukum menjalankan ibadah puasa adalah wajib bagi umat Islam yang telah balig dan tidak memiliki uzur syar’i, perkara di luar kemampuan diri manusia yang menyebabkan syariat memberikan kemudahan (marfu) untuk meninggalkan kewajiban seperti puasa Ramadan.
Kendati demikian, wajib hukumnya bagi orang yang meninggalkan puasa untuk mengqada di hari lain di luar bulan suci tersebut sebelum datang Ramadan berikutnya.
Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah,
Berbeda dengan amalan Islam lainnya, puasa memiliki salah satu keutamaan istimewa yakni pahalanya diganjar langsung Allah SWT. Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai hal tersebut dalam hadis qudsi sebagai berikut:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ
Arab Latinnya:
Kullu amalibni aadama yudha'aful hasanatu 'asyru amtsalihaa ilaa sab'imiati dhi'fin. Qalallahu 'azza wajalla: Illasshauma fainnahu lii wa anaa ajzii bihii.
Artinya:
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah ta’ala berfirman [yang artinya]: Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya,” (HR. Muslim).
Di sisi lain, puasa memiliki banyak hikmah dalam pelaksanaannya. Sebut misalnya puasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. Tuhan sekalian alam Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 183 sebagai berikut:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Arab Latinnya:
Yā ayyuhal-lażīna āmanū kutiba ‘alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba ‘alal-lażīna min qablikum la‘allakum tattaqūn(a).
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah [2]: 183).
Berdasarkan dalil di atas, kita dapat mendeskripsikan tentang perintah puasa yang ditujukan kepada orang-orang yang beriman. Adapun mereka yang menjalankan ibadah ini otomatis merasa bahwa diri mereka telah beriman.
Oleh sebab itu, setiap umat Muslim yang ada di seluruh dunia berhak melakukan ibadah tersebut agar digolongkan memiliki iman. Sementara maksud dari Allah SWT, puasa harus dilakukan hamba supaya bisa bertakwa.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
3. Ceramah Tentang Hikmah Puasa Ramadhan
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Izinkan saya sebagai penceramah hari ini untuk menyampaikan beberapa pembelajaran kepada para jamaah dan juga diri saya sendiri. Pada kesempatan kali ini, saya ingin menginformasikan beberapa hal yang menjadi hikmah puasa.
Pertama-tama, puasa dapat memberikan kita kekuatan untuk melawan berbagai rintangan yang disebabkan oleh hawa nafsu. Sebut misalnya hawa nafsu terhadap kebutuhan duniawi seperti material, makan, minum, dan sebagainya.
Menahan lapar dan haus yang telah kita jalankan setiap hari di bulan Ramadhan memberikan kita kesempatan untuk bisa melawannya. Begitu juga dengan nafsu syahwat yang dapat kita kontrol karena sedang berpuasa.
Adapun hikmah yang kedua adalah memperoleh pengampunan, sebagaimana telah disampaikan oleh Allah SWT dan beberapa hadits. Tanpa perlu menjelaskan secara rinci, ampunan ini berlaku bagi mereka yang menjalankan puasa Ramadhan.
Baik itu hikmah puasa sebagai pemberi kekuatan dan pemberi ampunan, keduanya sama-sama dibutuhkan oleh manusia. Kedua hal tersebut berkaitan dalam perkembangan pribadi manusia yang beriman dan bertakwa.
Oleh karena itu, mari kita ingkatkan kembali lagi kepada diri kita sendiri agar tidak melewatkan kesempatan berpuasa pada bulan ini. Dengan begitu, berbagai hal baik yang seharusnya kita terima tidak menjadi sia-sia.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
4. Ceramah Tentang Hikmah Puasa Jadi Kesempatan Memperbaiki Diri
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Tanpa berpanjang lebar, hikmah puasa adalah membuat seseorang jadi bisa menahan hawa nafsunya. Rasulullah saw. dalam sebuah hadits, bahkan menyuruh para pemuda untuk menjalankan ibadah ini apabila belum mampu menikah.
Berikut sabda Rasullulah SAW:
“Wahai para pemuda, barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka menikahlah! Sesungguhnya menikah lebih bisa menundukan pandangan dan lebih mudah menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu menikah, maka berpuasalah, sesungguhnya puasa itu adalah penekan syahwatnya,” (HR. Ahmad dan Bukhari).
Hikmah lain puasa Ramadan adalah menyehatkan tubuh dan meningkatkan kinerja organ pencernaan. Selain itu, puasa mengajarkan kepada umat Islam untuk merasakan lapar dan kekurangan makanan seperti para fakir dan miskin.
Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah,
Diharapkan berbagai hikmah tersebut dapat membantu manusia dalam melindungi diri, baik untuk melawan hawa nafsu, menahan berbagai kondisi fisik, serta menyehatkan tubuhnya. Demikianlah kultum yang dapat dai sampaikan.
Semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik, dan dapat menjalankan amalan puasa Ramadan selama sebulan penuh. Semoga Allah SWT juga memberikan ridha terhadap amalan yang sudah kita perbuat.
Aamiin allahumma aamiin.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
5. Ceramah Singkat Tentang Hikmah Puasa untuk Melindungi Diri
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Ceramah kali ini akan membahas tentang hikmah puasa untuk melindungi diri sendiri dan orang lain. Lantas, apa yang dimaksud dengan puasa sebagai bentuk perlindungan diri serta orang lain?
Perlu diketahui bahwa ibadah puasa menuntut seorang Muslim untuk bisa menahan diri dari perasaan lapar dan haus. Ketentuan tersebut berlaku bagi semua orang yang sedang berpuasa, khususnya orang-orang yang sudah baligh.
Jika dipantau secara lebih mendalam, maksud dari puasa sendiri adalah meningkatkan kekuatan seseorang untuk menghadapi hawa nafsu diri. Selain menahan diri dari makanan dan minuman, umat Muslim juga wajib melawan syahwat mereka.
Kekuatan dalam melawan berbagai hal duniawi ini justru memberikan kesempatan kepada manusia agar bisa melewati berbagai tantangan. Dengan kata lain, puasa itu sendiri justru menjadi tameng terhadap hal yang buruk.
Istilah ini kerap disebut sebagai puasa adalah perisai. Beberapa hadits menyebutkan terkait hal ini, di mana puasa menjadi pembeda hal buruk dan baik, sehingga seseorang bisa melindungi diri melalui sisi yang positif.
Sekian ceramah yang bisa saya ujarkan pada kesempatan kali ini. Seandainya ada kurang dan lebih, mohon dimaafkan.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
6. Teks Ceramah Tentang Hikmah Puasa Pengampun Dosa
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Pernahkah Anda mendengar tentang orang-orang yang berpuasa akan mendapatkan pengampunan atas dosa-dosanya? Ketentuan mengenai pengampunan dari Allah SWT, jika seseorang berpuasa, dapat dipantau melalui hadits berikut.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya:
"Siapa berpuasa Ramadhan imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan siapa shalat pada Lailatul Qadar imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan hadits di atas, kita dapat melihat bahwa orang yang menjalankan ibadah puasa akan mendapatkan pengampunan atas berbagai dosa yang sudah berlalu. Namun ini harus dijalankan dengan penuh rasa percaya atau keimanan serta pengharapan terhadap pahala.
Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, tentunya kesempatan puasa Ramadhan tahun ini menjadi salah satu hal penting yang tidak boleh dilewati. Anda bisa memanfaatkan puasa untuk memperoleh ampunan-Nya.
Sekian ceramah tentang hikmah puasa yang membahas pengampunan dosa. Atas kekurangan informasinya, saya ucapkan mohon maaf.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
7. Ceramah Tentang Hikmah Puasa: Bulan Ramadhan Sebagai Pembeda
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Jamaah yang dirahmati Allah SWT.
Mari bersama-sama kita ucapkan syukur kepada Allah SWT, berkat kehendak-Nya kita bisa berkumpul untuk mendengarkan ceramah ini. Adapun kesempatan kali ini akan saya isi dengan ceramah tentang puasa dan Ramadhan sebagai pembeda.
Bulan Ramadan tidak hanya berlimpah berkah. Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam diturunkan pertama kali pada bulan ini. Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 185 terkait bulan Ramadan sebagai Syahrul Quran atau Bulan Al-Qur’an berikut:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Arab Latinnya:
Syahru ramaḍānallażī unzila fīhil-qur`ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān, fa man syahida mingkumusy-syahra falyaṣum-h, wa mang kāna marīḍan au 'alā safarin fa 'iddatum min ayyāmin ukhar, yurīdullāhu bikumul-yusra wa lā yurīdu bikumul-'usra wa litukmilul-'iddata wa litukabbirullāha 'alā mā hadākum wa la'allakum tasykurụn.
Artinya:
“Bulan Ramadan adalah [bulan] yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda [antara yang benar dan yang batil]. Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah.
Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan [dia tidak berpuasa], maka [wajib menggantinya], sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur,” (QS. Al-Baqarah [2]: 185).
Hadirin muslimin wal muslimat rahimakumullah,
Sebagaimana Surah Al-Baqarah ayat 185, umat Islam diwajibkan menjalankan puasa Ramadan di siang hari selama sebulan penuh. Puasa dapat dimaknai menahan lapar, dahaga, perbuatan setubuh, hingga segala perkara lain yang membatalkannya, mulai terbitnya fajar shadiq (waktu Subuh) hingga terbenamnya matahari (waktu Magrib).
Adapun bulan puasa yang menjadi waktu diturunkannya Al-Quran ini menjadi tanda pembeda antara kebaikan dan keburukan. Perbedaan antara benar dan batil tersebut ditunjukkan melalui kitab suci Al-Quran.
Semoga kita dapat membedakan apa itu perbuatan yang positif dan negatif dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Semoga Allah SWT juga memberikati apa yang telah kita usahakan, amin.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
8. Ceramah Tentang Hikmah Puasa Ramadhan sebagai Bentuk Syukur
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Hadirin ceramah sekalian, izinkan saya menyampaikan pembelajaran tentang hikmah puasa sebagai bentuk perasaan bersyukur manusia.
Alhamdulillahirabilalamin.
Kalimat itu tentunya kerap akrab dalam kehidupan kita sebagai bentuk ucapan syukur. Lantas, bagaimana maksud puasa yang menjadi bentuk syukur juga?
Dalam surah Al-Baqarah ayat 185, Allah SWT berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Arab Latinnya:
Syahru ramaḍānallażī unzila fīhil-qur`ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān, fa man syahida mingkumusy-syahra falyaṣum-h, wa mang kāna marīḍan au 'alā safarin fa 'iddatum min ayyāmin ukhar, yurīdullāhu bikumul-yusra wa lā yurīdu bikumul-'usra wa litukmilul-'iddata wa litukabbirullāha 'alā mā hadākum wa la'allakum tasykurụn.
Artinya:
“Bulan Ramadan adalah [bulan] yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda [antara yang benar dan yang batil]. Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan [dia tidak berpuasa], maka [wajib menggantinya], sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur,” (QS. Al-Baqarah [2]: 185).
Perlu diketahui bahwa ayat di atas menjelaskan tentang orang yang sakit dan harus mengganti puasa pada hari lain (selain bulan Ramadhan). Kemudahan pergantian puasa ini wajib kiranya dianggap sebagai karunia-Nya.
Bukan hanya itu, dijelaskan pula bagaimana Allah SWT tidak akan memberikan kesusahan terhadap para hamba-Nya. Semua itu diberikan oleh Sang Pencipta semata-mata untuk membuat umat Muslim merasa bersyukur.
Oleh karena itu, puasa yang kita jalankan pada bulan Ramadhan maupun puasa penggantinya merupakan wujud rasa syukur itu sendiri. Jelas kiranya pengertian puasa sebagai bentuk syukur yang dimaksud dalam ceramah ini.
Sekian ceramah singkat yang dapat saya sampaikan.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
9. Ceramah Singkat Tentang Hikmah Puasa karena Allah SWT
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Bismillahirahmanirrahim.
Dalam Hadits Riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut:
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah ta’ala berfirman [yang artinya]: Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya,” (HR. Muslim).
Berdasarkan dalil di atas, kita dapat melihat bahwa puasa yang dijalankan oleh umat Muslim berbeda pahalanya dengan kebaikan yang lain. Jika kebaikan lain dilipatgandakan hingga tujuh ratus kali lipat, maka puasa berbeda.
Puasa Ramadhan dijalankan untuk mendapatkan hikmah dan ganjaran positif langsung dari-Nya. Ketentuan itu disimbolkan melalui kalimat “Kecuali amalan puasa, amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku”.
Dengan kata lain, puasa dijalankan untuk Allah SWT dan balasannya diperoleh langsung dari-Nya. Oleh karena itu, seberapa besar pahala yang nantinya diterima oleh umat Muslim tidak dapat diprediksi.
Kemungkinan itu dihitung berdasarkan perhitungan iman maupun kesungguhan hamba dalam menjalankan ibadah puasa. Namun demikian, perhitungan itu sendiri hanya diketahui oleh Allah SWT sendiri sebagai pencipta.
Semoga kita selalu dalam kesungguhan agar bisa memperoleh pahala yang lebih besar, amin.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
10. Menghindari Api Neraka: Tentang Hikmah Puasa Ceramah Ramadhan Singkat
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Jamaah masjid/majelis sekalian, tahukah Anda bahwa puasa adalah perisai? Jika mendengar pertanyaan tersebut, hal apa sebenarnya yang akan bisa kita tepis karena berpuasa?
Dalam Hadits Riwayat Al Bukhari, Anda bisa melihat terjemahan berikut:
“Menceritakan kepadaku Abdullah bin Maslamah, dari Malik dari Abiz Zinad dari Al-A’raj dari Abi Hurairah ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Puasa merupakan perisai, janganlah kalian berucap kotor dan janganlah melakukan hal yang bodoh. Jika ada seseorang yang mengajak berkelahi atau mencaci maka hendaklah mengucapkan, ‘Saya sedang berpuasa’ –dua kali-. Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada minyak kasturi. Ia meninggalkan makanan, minuman dan syahwatnya karena-Ku. Puasa milik-Ku dan Aku akan membalasnya. Satu kebaikan bernilai 10 kali lipatannya”. (HR Al-Bukhari).
Berdasarkan dalil tersebut, kita dapat melihat ungkapan bahwa puasa adalah perisai bagi setiap umat Muslim. Mereka akan dihindarkan dari berbagai perilaku buruk, baik itu hujatan kotor, hal bodoh, mencaci, hingga berkelahi.
Bukan hanya itu, Allah SWT juga memberikan perisai kepada umat Muslim untuk bisa menahan perasaan lapar, haus, dan hawa nafsunya. Dengan berbagai perlindungan tersebut, manusia bisa kuat menjalani ibadah untuk-Nya.
Adapun perisai ini juga kerap didefinisikan sebagai benteng penjaga manusia dari panasnya api neraka. Mereka yang menjalankan puasa akan mendapatkan kebaikan berupa pahala, kemudian potensinya untuk masuk surga juga turut berkurang.
Sekurang-kurangnya informasi ini tentunya tetap bisa mendefinisikan bahwa puasa itu bisa membuat kita terhindar dari api neraka. Semoga kita semua dapat memperoleh ridha-Nya dan lebih didekatkan lagi ke surga, amin.
Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
tirto.id - Edusains
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin
Penyelaras: Yuda Prinada