tirto.id - Tema ceramah Ramadhan hari ke 20 tidak lepas dari ibadah i'tikaf. Ibadah sunah dengan berdiam diri di masjid untuk menjalankan berbagai amal salih ini memiliki pahala besar. Selain akan mendekatkan diri dengan Allah, i'tikaf di 10 hari terakhir Ramadhan kemungkinan juga bertepatan dengan lailatul qadar,
Kultum Ramadhan hari ke 20 bisa mengambil banyak sudut pandang yang bisa dibahas. Misalnya dari sisi keutamaan, jenis ibadah, sampai dengan tips i'tikaf bagi orang yang masih bekerja akhir Ramadhan.
Dalam bahasan kali ini disediakan 15 rekomendasi judul atau tema ceramah hari ke 20 Ramadhan. Selain itu, ditambah pula tiga teks ceramah yang dapat dijadikan referensi.
Rekomendasi Judul dan Tema Kultum Ramadhan Hari ke-20 tentang I'tikaf
Malam ke 20 Ramadhan dan hari-hari setelahnya dapat diisi dengan kultum seputar keutamaannya. Termasuk di dalamnya, orang yang beri'tikaf berpeluang mendapatkan lailatul qadar. Pada hari ke 20 judul ceramah soal Ramadhan yang direkomendasikan di luar mukadimah yaitu:
No. | Judul/Tema Kultum |
1 | Keutamaan melakukan i'tikaf 10 malam terakhir Ramadhan |
2 | Waktu diperbolehkannya i'tikaf |
3 | Ibadah-ibadah yang disunahkan saat i'tikaf |
4 | Tips menjalankan i'tikaf bagi karyawan |
5 | Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan i'tikaf di masjid? |
6 | Syarat-syarat bagi istri yang akan melakukan i'tikaf di masjid |
7 | Kapan lailatul qadar datang? |
8 | Keutamaan lailatul qadar yang perlu diketahui |
9 | Hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama beri'tikaf |
10 | Bolehkah melakukan i'tikaf tapi tetap bekerja di siang hari? |
11 | Tips tetap bugar saat melakukan i'tikaf |
12 | Kapan waktu untuk tidur saat beri'tikaf? |
13 | Hukum anak-anak mengikuti i'tikaf di masjid |
14 | Cara mengkhatamkan Al-Qur'an selama i'tikaf |
15 | Adab-adab menjalankan i'tikaf |
Kumpulan Ceramah Ramadhan Hari ke-20 Puasa
Malam ke 20 Ramadhan dan hari-hari setelahnya dapat diisi dengan kultum seputar keutamaannya. Termasuk di dalamnya, orang yang beri'tikaf berpeluang mendapatkan lailatul qadar. Berikut beberapa contoh isi teks ceramah bulan Ramadhan hari ke 20 di luar mukadimah:
1. Contoh ceramah Ramadhan hari ke 20: Pertama
Salah satu amalan sunnah di 10 hari terakhir Ramadhan adalah i'tikaf di masjid. I'tikaf merupakan aktivitas berdiam diri di masjid untuk melakukan berbagai kegiatan demi mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Oleh sebab itu, i'tikaf diisi dengan kegiatan ibadah oleh pelakunya. Mereka akan menjalan salat malam termasuk tarawih, tadarus, zikir, dan sebagainya. Salah satu harapan saat i'tikaf yaitu mendapatkan lailatul qadar.
Lailatul qadar adalah sebuah malam yang jika beramal salih saat itu, nilai pahalanya setara ibadah selama seribu bulan. Malam qadar diindikasikan akan berada di tanggal ganjil pada 10 hari terakhir Ramadhan.
Sebuah hadis menceritakan, "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengabarkan kepada kami tentang lailatul qadar, beliau bersabda: 'Dia (lailatul qadar) di bulan Ramadhan di puluhan yang akhir yaitu malam 21, 23, 25, 27 atau malam 29, atau di akhir malam Ramadhan. Barang siapa mengerjakan bangun untuk beribadah pada malam itu karena iman dan mengharap ridho Allah, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang'." (HR. Ahmad)
Setiap muslim hendaknya tidak menyia-nyikan 10 hari terakhir Ramadhannya. Urusan kebutuhan hari raya Idulfitri sebaiknya dicukupi sebelum sepertiga akhir Ramadhan. Dengan begitu, ia bisa memberikan fokus akhir bulan puasa tersebut dengan melakukan i'tikaf dan memperbanyak ibadah.
2. Contoh ceramah Ramadhan hari ke 20: Kedua
I'tikaf menjadi kebiasaan yang dilakukan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam memasuki 10 hari terakhir Ramadhan. Beliau akan berdiam di masjid selama 10 hari untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Lamanya waktu beri'tikaf Rasulullah diungkapkan dalam hadis dari Abu Hurairah yang mengatakan, "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam biasa beritikaf pada setiap Ramadhan selama 10 hari dan pada akhir hayat, beliau melakukan i'tikaf selama 20 hari." (HR Bukhari)
I'tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan maksud agar lebih dekat kepada Allah melalui sifat atau cara tertentu. Banyak hal yang bisa dilakukan saat i'tikaf. Contohnya yaitu berzikir, mendirikan salat fardu dan sunah, tadarus, dan sebagainya.
Kegiatan i'tikaf dilakukan pada malam hari sehingga puasa tidak menjadi syarat untuk beri'tikaf. Ibadah ini bisa dilakukan oleh muslim laki-laki dan wanita. Khusus untuk wanita, ia telah mendapatkan izin dari suami dan kehadirannya tidak menimbulkan fitnah (ujian) bagi laki-laki lain yang ikut i'tikaf.
Ada pun hukum i'tikaf terbagi menjadi sunah dan wajib. Hukum i'tikaf secara umum yaitu sunah. Seorang muslim yang mengerjakannya akan mendapatkan kebaikan dan pahala dari Allah, dan bila tidak melakukannya pun tidak mengapa.
Hanya saja, hukum i'tikaf bisa menjadi wajib bagi seseorang jika didahului dengan adanya nazar. Misalnya seorang muslim bernazar untuk i'tikaf, maka ia wajib memenuhi nazarnya itu.
Dengan demikian, i'tikaf menjadi pilihan bagi umat Islam untuk menyemarakkan 10 malam terakhir Ramadhan dengan melakukan berbagai peribadatan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah. Semoga setiap muslim memiliki kesempatan untuk bermunajat melalui i'tikaf pada Ramadhan tahun ini.
3. Contoh ceramah Ramadhan hari ke 20: Ketiga
Ceramah kultum Ramadhan singkat pada hari ke-20 mengambil tema tentang i'tikaf yang dilaksanakan di bulan Ramadhan.
Puasa Ramadhan tahun ini mulai memasuki hari ke-20. Artinya, kita berada di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Sepuluh hari terakhir Ramadhan ini adalah waktu yang disunahkan untuk melaksanakan itikaf. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri-istrinya mengerjakan i’tikaf sepeninggal beliau,” (HR. Muslim).
I'tikaf adalah diam beberapa waktu di dalam masjid sebagai suatu ibadah dengan syarat-syarat tertentu, menurut penjelasan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Orang yang beri'tikaf sembari menjauhkan pikiran dari keduniaan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Adapun menurut ulama Hanafiyah, i'tikaf adalah berdiam diri di masjid yang biasa dipakai untuk melakukan salat berjamaah. Ulama Syafi’iyyah mengatakan i'tikaf artinya berdiam diri di masjid dengan melaksanakan amalan-amalan tertentu dengan niat karena Allah.
Lalu, keutamaan apa saja yang diperoleh oleh orang-orang yang beri'tikaf? Selain merupakan bentuk sunah yang dicontohkan Rasulullah, i'tikaf juga memiliki keutamaan besar lainnya, yaitu:.
Pertama, i'tikaf dapat menjauhkan diri dari api neraka, seperti disebutkan dalam hadis dari Ibnu Abbas:
“Barang siapa beri’tikaf satu hari karena mengharap keridaan Allah, Allah akan menjadikan jarak antara dirinya dan api neraka sejauh tiga parit, setiap parit sejauh jarak timur dan barat” (HR. Thabrani, Baihaqi dan disahihkan oleh Imam Hakim).
Keutamaan kedua, yakni dijanjikan surga.
Imam Al-Khatib dan Ibnu Syahin meriwayatkan hadis dari Tsauban ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa yang beri’tikaf antara Maghrib dan Isya di masjid, dengan tidak berbicara kecuali sholat dan membaca Al-Quran, maka Allah berhak membangunkan untuknya istana di surga.”
Ketiga, dengan i'tikaf, seseorang akan lebih banyak mendekatkan diri kepada Allah. Sehingga dengan i'tikaf seseorang akan berkesempatan mendapatkan kemuliaan lailatul qadar.
Karena tujuan utama i'tikaf adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan menetapkan waktu khusus di masjid, maka iktikaf diharapkan dapat membuat seseorang khusyuk melakukan ibadahnya daripada di rumah.
Melalui i'tikaf, seorang muslim bisa memakmurkan masjid pada bulan Ramadhan, sambil berzikir, bermuhasabah, mengharapkan rahmat dan rida Allah SWT, mendengarkan ceramah agama, serta bergaul dengan orang-orang saleh. Hal seperti itu belum tentu dapat diperoleh di rumah.
tirto.id - Edusains
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar