tirto.id - Agama Islam memuliakan perempuan dengan memberikan keringanan, salah satunya adalah tidak diwajibkannya berpuasa saat haid. Hal ini karena saat haid, perempuan umumnya berada dalam kondisi fisik yang lemah. Sebagai bentuk kasih sayang, Islam membolehkan perempuan untuk tidak berpuasa selama haid, namun tetap diwajibkan menggantinya di hari lain. Lantas, bagaimana hukumnya keluar darah saat puasa tapi bukan haid?
Keluarnya darah dari dalam tubuh tidak hanya karena haid atau nifas saja. Misalnya, ketika mengalami cedera yang menyebabkan pendarahan selama bulan puasa seperti mimisan, apakah hal itu juga membatalkan puasa? Apakah orang yang mengalaminya dilarang berpuasa?
Agar dapat memahami lebih jelas mengenai hukum fikih terkait keluarnya darah saat puasa selain darah haid dan apakah puasanya tetap sah, simak artikel ini sampai selesai. Temukan penjelasan lengkap tentang keluar darah saat puasa tapi bukan haid agar ibadah semakin mantap dan sesuai tuntunan.
Hukum Keluar Darah Saat Puasa Tapi Bukan Haid
Ilustrasi mimisan. FOTO/iStock
Keluar darah saat puasa apakah batal, atau bahkan hukumnya haram seperti saat sedang haid? Banyak kejadian yang dapat menyebabkan darah keluar dari tubuh, seperti terluka akibat terjatuh, tergores pisau, atau insiden lainnya. Namun, tidak semua jenis keluarnya darah memengaruhi keabsahan puasa.
Menurut Kitab Matan Abi Syuja’, terdapat 10 hal keluar darah saat puasa tapi bukan haid yang dapat membatalkan puasa, yaitu:
- Dengan sengaja memasukkan benda dari luar ke dalam tubuh melalui lubang alami seperti hidung atau mulut.
- Memasukkan benda ke dalam kepala.
- Mengobati penyakit dengan cara memasukkan obat melalui dubur (anal) atau kemaluan (vaginal).
- Muntah dengan sengaja.
- Melakukan hubungan intim dengan sengaja.
- Keluar air mani karena sentuhan kulit secara sengaja.
- Haid.
- Nifas.
- Hilang akal atau kesadaran.
- Murtad (keluar dari agama Islam).
Beberapa contoh keluarnya darah saat puasa tetapi bukan haid antara lain:
- Mimisan – Darah yang keluar dari hidung akibat iritasi, udara kering, atau tekanan darah tinggi.
- Luka atau cedera – Misalnya, tergores, jatuh, atau terkena benda tajam yang menyebabkan perdarahan.
- Gusi berdarah – Bisa terjadi saat menggosok gigi terlalu keras atau karena masalah kesehatan gusi.
- Bekas pencabutan gigi – Setelah cabut gigi, terkadang masih ada perdarahan ringan.
- Istihadhah – Perdarahan di luar siklus haid yang bisa terjadi karena faktor hormonal atau gangguan kesehatan.
Lantas, bagaimana hukumnya keluar darah sedikit saat puasa batal atau tidak meskipun bukan haid? Jawabannya tidak membatalkan puasa. Misalnya, jika seseorang secara tidak sengaja terluka akibat tergores pisau saat memasak, darah yang keluar dari sayatan tersebut tidak membatalkan puasanya.
Hal ini sesuai dengan penjelasan Syihabuddin Ahmad Al-Qalyubi dalam Hasyiyah Qalyubi wa Umairah, yang menyatakan:
وَلَوْ أَوْصَلَ الدَّوَاءَ لِجِرَاحَةٍ عَلَى السَّاقِ إلَى دَاخِلِ اللَّحْمِ أَوْ غَرَزَ فِيْهِ سِكِّيْنًا وَصَلَتْ مُخَّهُ لَمْ يُفْطِرْ لِأَنَّهُ لَيْسَ بِجَوْفٍ وَلَوْ طَعَنَ نَفْسَهُ أَوْ طَعَنَهُ غَيْرُهُ بِإِذْنِهِ فَوَصَلَ السِّكِّيْنُ جَوْفَهُ أَفْطَرَ .
Artinya: “Jika dia memasukkan obat karena luka pada betis ke dalam daging, atau menusukkan pisau ke dalamnya hingga sampai ke sumsum, maka tidak batal puasanya, karena itu bukan rongga badan. Jika dia menusuk dirinya sendiri, atau ada orang lain yang menusuknya atas seizinnya, dan pisaunya ditancapkan sampai pada bagian rongga dalam perut, maka hal itu membatalkan puasa.” (Syihabuddin Ahmad al Qalyubi, Hasyiyah Qalyubi wa Umairah [Mesir: Dar Iḥya’il Kutub al-Arabiyah: 1950] Juz II, Halaman 56).
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa keluar darah saat puasa tapi bukan haid yang berasal dari bagian tubuh yang tidak termasuk rongga dalam, seperti sayatan di kulit, tidak membatalkan puasa. Hal ini sejalan dengan hukum bekam (terapi pengeluaran darah) yang juga tidak membatalkan puasa, meskipun hukumnya makruh.
Bekam termasuk kondisi keluar darah saat puasa tapi bukan haid. Aktivitas ini menjadi makruh ketika berpuasa karena proses pengeluaran darah melalui luka kecil dapat melemahkan tubuh, sehingga dikhawatirkan mengganggu kelancaran puasa.
Cara Mencegah Flek Saat Berpuasa
Ilustrasi diajeng Diskusi Anak Menstruasi. (FOTO/iStockphoto)
Ketika darah keluar saat berpuasa, tetapi bukan karena haid, penting untuk memahami hukumnya agar ibadah tetap sah dan tenang. Meski umumnya tidak membatalkan puasa, kondisi ini tetap bisa menimbulkan kekhawatiran, terutama jika disebabkan oleh flek ringan atau gangguan kesehatan tertentu. Oleh karena itu, langkah pencegahan menjadi hal yang perlu diperhatikan agar tubuh tetap sehat dan ibadah puasa dapat dijalankan dengan lebih nyaman. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah munculnya flek saat berpuasa.
Setelah seorang wanita Muslim menyelesaikan masa haidnya, seringkali masih muncul bercak darah yang dikenal sebagai flek. Flek ini tidak hanya dapat terjadi setelah haid, tetapi juga di luar periode menstruasi.
Hampir setiap wanita yang sudah mengalami haid kemungkinan pernah mengalaminya. Lantas, jika saat haid seorang wanita dilarang berpuasa, bagaimana hukumnya jika saat puasa keluar darah sedikit apakah batal? Bagaimana hukum keluar darah saat puasa?
Flek pada wanita dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Namun, tidak semua kondisi flek membuat puasa menjadi batal. Penting untuk mengetahui penyebab timbulnya flek, apakah itu merupakan tanda awal menstruasi, efek samping penggunaan kontrasepsi, gejala kehamilan, stres, atau tanda-tanda menjelang menopause, terutama pada wanita lanjut usia.
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya flek saat berpuasa:
1. Mengelola Stres
Cara pertama untuk mencegah timbulnya flek adalah dengan mengelola stres secara efektif. Stres berlebihan dapat memengaruhi siklus menstruasi dengan menunda atau mengganggu jadwalnya. Hal ini terjadi karena stres dapat memengaruhi fungsi hipotalamus, yaitu bagian otak yang berperan dalam mengatur pelepasan zat kimia alami tubuh, termasuk hormon estrogen dan progesteron.
Saat stres, produksi estrogen bisa meningkat, yang berpotensi menyebabkan keluarnya flek. Untuk mengatasinya, lakukan olahraga ringan secara rutin, seperti berjalan kaki atau yoga, guna membantu merelaksasi tubuh dan mengurangi stres.
2. Mengonsumsi Pil KB
Ilustrasi Pil KB. FOTO/iStockphoto

Bagi perempuan yang sudah menikah, mengonsumsi pil KB dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah timbulnya flek saat berpuasa. Pil KB berfungsi sebagai pengatur hormon, membantu menjaga kestabilan siklus menstruasi. Namun, penggunaan pil KB harus dilakukan di bawah pengawasan tenaga medis untuk memastikan dosis dan jenis yang sesuai dengan kondisi tubuh.
3. Mengonsumsi Obat Tertentu
Mengonsumsi obat tertentu juga dapat membantu mencegah timbulnya flek saat berpuasa. Misalnya, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen, aspirin, atau naproxen tidak hanya meredakan nyeri menstruasi tetapi juga dapat mengurangi volume perdarahan. Meski demikian, penggunaan obat-obatan ini harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan tenaga medis profesional untuk menghindari efek samping atau interaksi obat yang tidak diinginkan.
4. Istirahat yang Cukup
Istirahat yang cukup tidak hanya membantu menstabilkan siklus menstruasi, tetapi juga dapat mencegah timbulnya flek saat berpuasa. Penting bagi perempuan untuk mendapatkan waktu tidur yang cukup, yaitu minimal 7-8 jam setiap malam. Tidur yang berkualitas berperan penting dalam menjaga keseimbangan hormon dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
5. Mengonsumsi Makanan Bergizi Seimbang
Mengonsumsi makanan bergizi seimbang merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah timbulnya flek saat berpuasa. Asupan nutrisi yang mencukupi sangat penting untuk menjaga keseimbangan hormon dalam tubuh. Pastikan untuk mengonsumsi makanan kaya vitamin dan mineral, baik saat sahur maupun berbuka.
Selain itu, minumlah air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi. Menyeimbangkan asupan gizi, waktu tidur, dan rutinitas olahraga juga berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan mencegah munculnya flek.
6. Berolahraga Secara Cukup
Olahraga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, termasuk membantu proses detoksifikasi melalui keringat. Namun, olahraga yang berlebihan justru dapat memberikan efek negatif dan memicu stres fisik, yang berpotensi mengganggu keseimbangan hormon.
Oleh karena itu, lakukan olahraga ringan hingga sedang seperti berjalan kaki, yoga, atau bersepeda selama berpuasa untuk menjaga tubuh tetap bugar tanpa memberikan beban berlebih.
7. Menjaga Rutinitas Selama Puasa
Agar terhindar dari timbulnya flek saat berpuasa, usahakan untuk menjaga rutinitas harian secara konsisten. Perubahan drastis dalam pola tidur, pola makan, atau aktivitas fisik dapat memengaruhi keseimbangan hormon yang berpotensi memicu flek. Sebaiknya tetap tidur cukup, makan makanan bergizi saat sahur dan berbuka, serta hindari aktivitas berlebihan yang dapat menimbulkan stres fisik. Menjaga keseimbangan ini membantu tubuh beradaptasi lebih baik selama bulan puasa.
8. Konsultasi dengan Dokter Jika Flek Terus Berlanjut
Jika flek terus berlanjut, penting untuk berkonsultasi secara rutin dengan dokter guna mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Flek yang muncul secara berulang atau disertai gejala lain seperti nyeri hebat, pendarahan berat, atau siklus menstruasi yang tidak teratur bisa menjadi tanda kondisi medis tertentu seperti gangguan hormon, infeksi, atau masalah pada rahim.
Jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut agar penanganannya sesuai dengan penyebab yang mendasarinya.
9. Memantau Siklus Menstruasi
Ilustrasi Kalender Menstruasi. foto/Istockphoto

Memantau siklus menstruasi secara teratur setiap bulan dapat membantu mengenali pola dan memperkirakan kapan flek mungkin muncul. Dengan mengetahui jadwal menstruasi, kamu bisa mengambil langkah pencegahan yang tepat untuk menghindari timbulnya flek saat berpuasa. Gunakan aplikasi pelacak menstruasi atau catatan manual untuk memantau perubahan siklus secara konsisten.
10. Menjaga Berat Badan Ideal
Berat badan yang naik atau turun secara drastis dapat mengganggu keseimbangan hormon dan menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur, yang berisiko memicu timbulnya flek saat berpuasa. Untuk menjaga berat badan tetap ideal, lakukan olahraga ringan secara teratur, seperti berjalan kaki atau yoga, serta perhatikan pola makan sehat dengan memperbanyak konsumsi serat, protein, dan air putih. Hindari diet ekstrem selama puasa, karena perubahan berat badan yang tiba-tiba dapat memperburuk ketidakstabilan hormon.
Itulah informasi seputar hukum keluar darah saat puasa. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak semua kondisi keluar darah saat puasa tapi bukan haid haid dapat membatalkan puasa. Ada beberapa situasi tertentu yang perlu dijadikan pedoman, sesuai dengan ketentuan fikih dalam ajaran Islam. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memahami hukum-hukum ini agar ibadah puasanya tetap sah dan sempurna.
tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Marhamah Ika Putri
Penulis: Marhamah Ika Putri
Editor: Yulaika Ramadhani