tirto.id - Fenomena maraknya berita buruk yang menimbulkan ketakutan di tengah masyarakat sering disebut dengan fear mongering. Istilah ini merujuk pada penyebaran informasi yang bertujuan untuk menakut-nakuti publik, baik secara sengaja maupun tidak. Lalu, apa sebenarnya fear mongering, apa saja contohnya, dan bagaimana dampaknya bagi individu serta masyarakat?
Apa Itu Fear Mongering?
Apa itu fear mongering? Fear mongering adalah tindakan menyebarkan ketakutan berlebihan untuk memengaruhi opini dan perilaku orang lain. Menurut CFFAD (Center for Free, Fair, and Accountable Democracy), fear mongering sering digunakan untuk menanamkan ketakutan terhadap sesuatu dengan melebih-lebihkan ancaman yang ada. Biasanya, strategi ini digunakan dalam politik, media, dan pemasaran untuk mendapatkan keuntungan tertentu.
Cambridge Dictionary mendefinisikan fear mongering sebagai penyebaran informasi yang dirancang untuk menimbulkan ketakutan berlebihan di masyarakat. Taktik ini sering kali digunakan untuk menarik perhatian, mengontrol opini publik, atau memanipulasi keputusan orang lain.
Contoh Fear Mongering
Fear mongering sering digunakan untuk memanipulasi emosi masyarakat dengan menampilkan ancaman atau bahaya secara berlebihan. Teknik ini dapat ditemukan dalam berbagai bidang, seperti politik, media, hingga pemasaran, dengan tujuan memengaruhi opini dan keputusan orang banyak. Dari berita sensasional hingga kampanye yang menakut-nakuti, fear mongering hadir dalam banyak bentuk. Lalu, apa saja contoh nyata dari fear mongering dalam kehidupan sehari-hari?
1) Politik
Kandidat politik sering kali menggunakan strategi ini untuk menanamkan rasa takut terhadap lawan mereka atau terhadap isu tertentu, sehingga masyarakat lebih cenderung mendukung mereka.
2) Media
Berita-berita sensasional yang menekankan bahaya atau ancaman tanpa memberikan konteks yang jelas dapat menyebabkan kepanikan di masyarakat.
3) Pemasaran
Beberapa perusahaan menggunakan taktik fear mongering untuk mendorong orang membeli produk mereka, misalnya dengan menekankan bahaya tertentu yang bisa dihindari dengan menggunakan produk mereka.
Dampak Fear Mongering
Fear mongering artinya penyebaran ketakutan secara berlebihan, sering digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari politik, media, hingga pemasaran. Teknik ini memanfaatkan rasa takut untuk memengaruhi opini dan tindakan masyarakat. Namun, dampak fear mongering tidak selalu sederhana. Ada konsekuensi negatif yang dapat menimbulkan kepanikan dan ketidakpercayaan, tetapi juga sisi positif yang bisa meningkatkan kewaspadaan. Lalu, bagaimana sebenarnya dampak dari fear mongering ini?
Dampak Negatif Fear Mongering
1) Meningkatkan Kecemasan dan Ketakutan
Ketakutan yang terus-menerus dapat menyebabkan kecemasan berlebihan, stres, dan bahkan gangguan mental bagi individu yang terus-menerus terpapar informasi yang menakutkan.
2) Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Fear mongering dapat membuat orang mengambil keputusan berdasarkan rasa takut, bukan berdasarkan fakta dan pertimbangan rasional. Hal ini sering kali mengarah pada keputusan yang kurang tepat.
3) Meningkatkan Polarisasi Sosial
Ketika kelompok tertentu terus-menerus menggunakan fear mongering, masyarakat dapat menjadi lebih terpecah karena ketidakpercayaan terhadap kelompok lain semakin meningkat.
Dampak Positif Fear Mongering
1) Meningkatkan Kewaspadaan
Dalam beberapa kasus, fear mongering dapat membuat orang lebih waspada terhadap bahaya nyata, misalnya dalam kampanye kesehatan yang menekankan risiko penyakit agar orang lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan.
2) Mendorong Perubahan Sosial
Ketakutan yang ditanamkan terkait isu tertentu dapat mendorong aksi kolektif untuk mengatasi masalah tersebut, misalnya gerakan lingkungan yang menyoroti dampak buruk perubahan iklim untuk mendorong perubahan kebijakan.
Fear mongering adalah fenomena yang banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun dalam beberapa situasi dapat membawa manfaat, sering kali dampaknya lebih cenderung negatif, terutama jika informasi yang disebarkan tidak akurat atau dimanipulasi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu berpikir kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh berita atau informasi yang bertujuan menimbulkan ketakutan berlebihan.
tirto.id - Diajeng
Kontributor: Risa Fajar Kusuma
Penulis: Risa Fajar Kusuma
Editor: Dhita Koesno