Viral Patung Penyu Sukabumi dari Kardus, Benarkah Rp15,6 M?

11 hours ago 23

tirto.id - Patung penyu di alun-alun Gadobangkong, Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi mendadak viral di media sosial lantaran diduga terbuat dari kardus. Padahal patung penyu itu disebut dibangun dengan anggaran mencapai Rp15,6 miliar. Lantas, benarkah demikian?

Dugaan bahan material patung penyu yang terbuat dari kardus tersebut terkuak setelah adanya kerusakan di bagian cangkang penyu hingga berlubang. Berdasarkan foto dan video yang beredar di media sosial, dari lubang kerusakan pada cangkang tersebut terlihat bagian dalam patung penyu yang terdapat beberapa potongan kardus.

Setelah itu, banyak yang menduga bahan material yang digunakan untuk pembangunan patung penyu tersebut tidak sesuai dengan anggaran. Kebenaran mengenai anggaran dan material yang digunakan kemudian membuat publik penasaran.

Benarkah Patung Penyu di Sukabumi Dibangun dengan Anggaran Rp15,6 M?

Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) melalui Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Jawa Barat (Jabar), menyampaikan tanggapannya terkait anggaran patung penyu di alun-alun Gadobangkong Pelabuhan Ratu, Sukabumi.

Kepala Disperkim Jabar, Indra Maha, menjelaskan bahwa anggaran yang mencapai nilai miliaran tersebut secara keseluruhan digunakan untuk pembangunan alun-alun Gadobangkong Pelabuhan Ratu.

Indra mengakui, jika anggaran mencapai Rp15,6 miliar tersebut benar adanya. Namun, anggaran tersebut tidak hanya untuk patung penyu yang tengah viral. Anggaran Rp15,6 miliar ini merupakan anggaran keseluruhan pembangunan kompleks alun-alun Gadobangkong Pelabuhan Ratu.

"Anggaran Rp 15,6 miliar juga dipakai untuk pekerjaan site development berupa plaza, jalan, area parkir, pedestrian, taman, saluran, signage alun-alun, dengan total luasan penataan mencapai 9.812 meter persegi," kata Indra dalam keterangannya, Kamis (6/3/2025) dikutip dari detik.com.

Benarkah Patung Penyu di Sukabumi Terbuat dari Kardus?

Sementara itu, Indra Maha membantah dugaan patung penyu alun-alun Gadobangkong Pelabuhan Ratu yang terbuat dari kardus. Ia menjelaskan, patung penyu tersebut tidak terbuat dari kardus, melainkan resin.

Indra menyebut, kardus dan bambu yang terdapat di dalam patung penyu tersebut digunakan pada saat pembangunan untuk membentuk cetakan penyu. Namun, bahan yang digunakan untuk membangunnya adalah resin.

"Jadi, bukan terbuat dari kardus, tetapi kardus digunakan sebagai bahan pembentuknya," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (6/4/2025) dikutip dari Kompas.com.

Sedangkan, menurut Indra kerusakan yang terjadi pada patung penyu tersebut diakibatkan dari ulah pengunjung yang menaiki bagian tempurung penyu. Padahal, Disperkim Jabar telah membangun tempat untuk ber-swafoto untuk pengunjung.

"Pada praktiknya, penyu bukan hanya jadi obyek foto, tetapi ada pengunjung berfoto sambil menduduki replika penyu tersebut sehingga rusak," kata Indra.

Indra menegaskan, bahwa penataan dan pembangunan alun-alun Gadobangkong Pelabuhan Ratu sudah dilakukan secara profesional, mulai dari perencanaan, pengadaan, konstruksi fisik, pemeliharaan, hingga serah terima dari Pemprov Jabar ke Pemda Kabupaten Sukabumi pada 12 September 2024.

Saat ini Disperkim Jabar sudah melakukan koordinasi dengan Pemda Kabupaten Sukabumi dan kontraktor untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi di alun-alun Gadobangkong Pelabuhan Ratu, termasuk patung penyu yang viral belakangan ini.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, telah meminta Inspektorat Provinsi Jawa Barat untuk melakukan audit proyek tersebut. Menurut Dedi hal ini dilakukan agar masyarakat mendapatkan penjelasan yang objektif.

"Saya sudah meminta Inspektorat Porvinsi Jawa Barat untuk turun ke lapangan, mengaudit kegiatan proyek tersebut. Setelah nanti hasil audit, baru akan kita umumkan agar masyarakat mendapat penjelasan yang objektif, tidak bersifat praduga dan tidak bersifat fitnah," ucapnya dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya @dedimulyadi71, Kamis (6/3/2025).


tirto.id - Aktual dan Tren

Kontributor: Bintang Pamungkas
Penulis: Bintang Pamungkas
Editor: Balqis Fallahnda & Ibnu Azis

Read Entire Article
Berita Rakyat | Tirto News |